Nyeri Punggung Jadi Gejala COVID-19, Benarkah?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada Desember lalu, presenter Ellen Degeneres mengumumkan dirinya positif COVID-19 . Wanita berusia 62 tahun itu memberikan kabar terakhir dirinya lewat video yang diposting di Twitter miliknya.
“Terimakasih untuk semua doanya. Aku sangat menghargainya. Aku merasa 100%. Aku merasa sangat baik,” kata Degeneres dalam postingannya. (Baca juga: Izin BPOM Keluar, Pemprov Jateng Segera Sebar Vaksin COVID-19 )
Sementara, Degeneres tampak bahagia dengan pemulihannya, dia mengungkapkan salah satu gejala COVID-19 yang tidak biasa. “Satu hal yang mereka tidak beritahu adalah munculnya nyeri punggung,” ujar dia.
Meski dia sendiri tidak tahu apakah nyeri punggung benar sebagai gejala COVID-19, meski Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tidak memasukkan sakit punggung sebagai gejala COVID-19. Namun, CDC memasukkan nyeri otot dan sakit pada tubuh sebagai tanda yang harus diwaspadai. Lalu, apakah sakit punggung adalah gejala umum COVID-19?
Sebuah survei yang dilakukan Survivor Corps, support group Facebook untuk penyintas COVID-19, serta Natalie Lambert, Ph.D., dari Indiana University’s School of Medicine, menemukan bahwa penyintas COVID-19 yang mengalami “long-haulers” (orang yang sudah sembuh dari COVID-19 tapi masih merasakan gejala atau efek samping COVID-19), melaporkan mengalami sakit di daerah punggung bawah, atas, hingga tengah.
Sakit punggung akibat COVID-19 adalah bagian dari nyeri atau sakit otot yang CDC masukkan dalam gejala resmi penyakit akibat SARS-COV2 tersebut. Laporan di bulan Februari tahun lalu dari WHO yang menganalisa hampir 56.000 kasus COVID-19 di China, menemukan 15% pasien mengalami sakit atau nyeri otot.
“COVID-19 seperti virus lainnya, akan menyebabkan gejala sistemik,” ujar Marcuw Duda, spesilias bedah ortopedi dan pendiri Vive Wear dikutip dari Prevention.
Serupa dengan flu, COVID-19 bisa menyebabkan tubuh mengalami nyeri di sekujur tubuh, sambung Duda. Begini penjelasannya, saat tubuh sakit, tubuh melepaskan imunitas untuk melawan material asing seperti bakteri atau virus.
“Nyeri sendi di punggung dan kaki adalah karena respon peradangan yang terjadi terhadap virus,” jelas Duda.
Infeksi virus ini menyebabkan tubuh meriang, mengigil, nyeri di bagian tubuh, dan sulit bergerak. “Lebih spesifik lagi, nyeri dan sakit otot adalah sebagai hasil dari sel sistem imunitas yang melepaskan interleukin. Ini adalah protein yang membantu melawan patogen yang menginfeksi tubuh,” beber Richard Watkins, M.D., profesor penyakit infeksi dan spesialis penyakit dalam di Northeast Ohio Medical University.
Kalau Anda mengalami gejala seperti demam, batuk kering, kehilangan indera perasa dan penciuman, sakit tenggorokan, sakit kepala, atau nyeri di beberapa bagian tubuh, ini adalah gejala COVID-19.
“COVID-19 adalah unik sebab mengakibatkan respon peradangan di paru dan otak. Karenanya penderitanya bisa mengalami sakit kepala berbulan-bulan setelah virus hilang. Maka itu kenapa beberapa orang terkadang membutuhkan bantuan oksigen atau ventilator,” terang Duda.
Secara umum, nyeri dan sakit yang dirasa sewaktu terinfeksi berbesa dengan nyeri yang timbul setelah sembuh. Tapi tentunya memiliki masalah nyeri punggung bukan berarti otomatis terkena COVID-19.
Walau nyeri dan sakit bisa jadi sinyal COVID-19, kondisi lain seperti cidera juga bisa diasosiasikan dengan nyeri punggung. Termasuk terlalu banyak duduk atau postur tubuh yang buruk, karena bekerja di rumah.
Bisa juga karena cidera olahraga, arthritis, hingga cidera tulang belakang yang jadi penyebab nyeri punggung yang dialami. Kalau nyeri punggung menetao hingga beberapa minggu dan bertambah serius diikuti dengan penurunan berat badan atau kaku di bagian tubuh, segera temui dokter.
Sebaliknya, kalau ada tanda COVID-19 lain yang dirasakan, tentu dokter akan menganjurkan melalukan tes untuk memastikan kondisi Anda. Jika ringan, Dr. Duda merekomendasikan konsumsi acetaminophen (Tylenol), yang akan mengurangi sakit dan demam. (Baca juga: Varian Baru Covid-19 Dapat Menyebabkan Hasil Tes Negatif Palsu )
Bisa juga dengan menempelkan koyo di bagian punggung. Istirahat yang cukup dan hidrasi cukup juga akan membantu. Kalau sudah sembuh, harap ketahui bahwa nyeri atau rasa sakit akibat COVID-19 dapat bertahan hingga dua minggu bagi kebanyakan orang.
“Terimakasih untuk semua doanya. Aku sangat menghargainya. Aku merasa 100%. Aku merasa sangat baik,” kata Degeneres dalam postingannya. (Baca juga: Izin BPOM Keluar, Pemprov Jateng Segera Sebar Vaksin COVID-19 )
Sementara, Degeneres tampak bahagia dengan pemulihannya, dia mengungkapkan salah satu gejala COVID-19 yang tidak biasa. “Satu hal yang mereka tidak beritahu adalah munculnya nyeri punggung,” ujar dia.
Meski dia sendiri tidak tahu apakah nyeri punggung benar sebagai gejala COVID-19, meski Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tidak memasukkan sakit punggung sebagai gejala COVID-19. Namun, CDC memasukkan nyeri otot dan sakit pada tubuh sebagai tanda yang harus diwaspadai. Lalu, apakah sakit punggung adalah gejala umum COVID-19?
Sebuah survei yang dilakukan Survivor Corps, support group Facebook untuk penyintas COVID-19, serta Natalie Lambert, Ph.D., dari Indiana University’s School of Medicine, menemukan bahwa penyintas COVID-19 yang mengalami “long-haulers” (orang yang sudah sembuh dari COVID-19 tapi masih merasakan gejala atau efek samping COVID-19), melaporkan mengalami sakit di daerah punggung bawah, atas, hingga tengah.
Sakit punggung akibat COVID-19 adalah bagian dari nyeri atau sakit otot yang CDC masukkan dalam gejala resmi penyakit akibat SARS-COV2 tersebut. Laporan di bulan Februari tahun lalu dari WHO yang menganalisa hampir 56.000 kasus COVID-19 di China, menemukan 15% pasien mengalami sakit atau nyeri otot.
“COVID-19 seperti virus lainnya, akan menyebabkan gejala sistemik,” ujar Marcuw Duda, spesilias bedah ortopedi dan pendiri Vive Wear dikutip dari Prevention.
Serupa dengan flu, COVID-19 bisa menyebabkan tubuh mengalami nyeri di sekujur tubuh, sambung Duda. Begini penjelasannya, saat tubuh sakit, tubuh melepaskan imunitas untuk melawan material asing seperti bakteri atau virus.
“Nyeri sendi di punggung dan kaki adalah karena respon peradangan yang terjadi terhadap virus,” jelas Duda.
Infeksi virus ini menyebabkan tubuh meriang, mengigil, nyeri di bagian tubuh, dan sulit bergerak. “Lebih spesifik lagi, nyeri dan sakit otot adalah sebagai hasil dari sel sistem imunitas yang melepaskan interleukin. Ini adalah protein yang membantu melawan patogen yang menginfeksi tubuh,” beber Richard Watkins, M.D., profesor penyakit infeksi dan spesialis penyakit dalam di Northeast Ohio Medical University.
Kalau Anda mengalami gejala seperti demam, batuk kering, kehilangan indera perasa dan penciuman, sakit tenggorokan, sakit kepala, atau nyeri di beberapa bagian tubuh, ini adalah gejala COVID-19.
“COVID-19 adalah unik sebab mengakibatkan respon peradangan di paru dan otak. Karenanya penderitanya bisa mengalami sakit kepala berbulan-bulan setelah virus hilang. Maka itu kenapa beberapa orang terkadang membutuhkan bantuan oksigen atau ventilator,” terang Duda.
Secara umum, nyeri dan sakit yang dirasa sewaktu terinfeksi berbesa dengan nyeri yang timbul setelah sembuh. Tapi tentunya memiliki masalah nyeri punggung bukan berarti otomatis terkena COVID-19.
Walau nyeri dan sakit bisa jadi sinyal COVID-19, kondisi lain seperti cidera juga bisa diasosiasikan dengan nyeri punggung. Termasuk terlalu banyak duduk atau postur tubuh yang buruk, karena bekerja di rumah.
Bisa juga karena cidera olahraga, arthritis, hingga cidera tulang belakang yang jadi penyebab nyeri punggung yang dialami. Kalau nyeri punggung menetao hingga beberapa minggu dan bertambah serius diikuti dengan penurunan berat badan atau kaku di bagian tubuh, segera temui dokter.
Sebaliknya, kalau ada tanda COVID-19 lain yang dirasakan, tentu dokter akan menganjurkan melalukan tes untuk memastikan kondisi Anda. Jika ringan, Dr. Duda merekomendasikan konsumsi acetaminophen (Tylenol), yang akan mengurangi sakit dan demam. (Baca juga: Varian Baru Covid-19 Dapat Menyebabkan Hasil Tes Negatif Palsu )
Bisa juga dengan menempelkan koyo di bagian punggung. Istirahat yang cukup dan hidrasi cukup juga akan membantu. Kalau sudah sembuh, harap ketahui bahwa nyeri atau rasa sakit akibat COVID-19 dapat bertahan hingga dua minggu bagi kebanyakan orang.
(tdy)