6 Tips Memilih Camilan Sehat untuk Anak
loading...
A
A
A
SEBUAH studi anak di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa 86% anak batita (bawah tiga tahun) mengonsumsi satu jenis snack yang tidak bergizi dalam sehari, berupa snack asin atau manis, minuman manis, dan permen.
Menurut dokter spesialis anak dari RS Primaya Evasari, Desy Dewi Saraswati, orang tua perlu mengetahui bahwa anak, terutama batita (bawah tiga tahun), berisiko tidak mendapatkan kecukupan zat gizi hanya dengan mengandalkan tiga makanan utama. Karena itu, pemberian camilan bergizi perlu dijadwalkan 2-3 kali sehari.
Pemberian camilan haruslah terjadwal dan dilakukan dengan prosedur seperti pemberian makanan utama, yaitu anak duduk di kursi makan dan tidak dilakukan sambil bermain, menonton televisi, atau berjalan-jalan.
"Pemberian snack sepanjang hari tanpa jadwal dapat berdampak buruk pada perilaku makan serta kemampuan mengatur rasa lapar dan kenyang," ujarnya.
Berikut tips memilih camilan sehat untuk anak yang merupakan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia.
1. Sediakan Camilan Bergizi
Artinya, camilan tersebut harus mengandung gizi seimbang, karbohidrat, protein, lemak dalam porsi yang lebih kecil. Contoh: bubur kacang hijau, sandwich keju mini, roti selai kacang, puding susu, lemper, risoles, pastel, dan makaroni panggang. Bila memilih snack dalam kemasan, cermati komposisi bahan, pastikan anak tidak mengonsumsi gula berlebih.
2. Pastikan Snack Aman
Artinya, snack yang disajikan bebas dari bahan tambahan pangan (BTP) yang berbahaya. Bahan tambahan yang dilarang oleh BPOM adalah asam borat, asam salisilat, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium klorat, kloramfenol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan formalin.
Pewarna tekstil seperti Rhodamin B sering pula ditemukan pada kerupuk dan jajanan anak. Mengonsumsi makanan yang mengandung formalin atau rhodamin dapat menyebabkan kerusakan organ dalam tubuh dan kanker.
3. Snack Harus Diolah dan Higienis
4. Cermati Tempat Penyimpanan
Jangan menyimpan makanan yang tidak bergizi di lemari atau kulkas, misalnya permen atau keripik.
5. Snack untuk Anak dengan Status Gizi Lebih atau Obesitas
Snack juga merupakan sarana mengontrol asupan kalori sambil tetap mempertahankan rasa kenyang. Berikan snack berupa buah potong, bukan jus buah. Bila anak minum susu, berikan susu rendah lemak atau tanpa lemak untuk anak usia di atas 2 tahun.
6. Biasakan Minum Air Putih
Hindari kebiasaan minum minuman manis seperti teh manis, teh botol, susu kental manis, minuman berperisa, jus buah yang ditambah gula, dan minuman bersoda. Hendaknya menggunakan snack sebagai sarana untuk mendukung asupan nutrisi anak dan membentuk perilaku makan yang sehat. Mendidik anak untuk memilih camilan yang bergizi dan tidak menjadikan camilan sebagai hadiah merupakan bekal untuk kebiasaan makan sehat di masa depannya.
Menurut dokter spesialis anak dari RS Primaya Evasari, Desy Dewi Saraswati, orang tua perlu mengetahui bahwa anak, terutama batita (bawah tiga tahun), berisiko tidak mendapatkan kecukupan zat gizi hanya dengan mengandalkan tiga makanan utama. Karena itu, pemberian camilan bergizi perlu dijadwalkan 2-3 kali sehari.
Pemberian camilan haruslah terjadwal dan dilakukan dengan prosedur seperti pemberian makanan utama, yaitu anak duduk di kursi makan dan tidak dilakukan sambil bermain, menonton televisi, atau berjalan-jalan.
"Pemberian snack sepanjang hari tanpa jadwal dapat berdampak buruk pada perilaku makan serta kemampuan mengatur rasa lapar dan kenyang," ujarnya.
Berikut tips memilih camilan sehat untuk anak yang merupakan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia.
1. Sediakan Camilan Bergizi
Artinya, camilan tersebut harus mengandung gizi seimbang, karbohidrat, protein, lemak dalam porsi yang lebih kecil. Contoh: bubur kacang hijau, sandwich keju mini, roti selai kacang, puding susu, lemper, risoles, pastel, dan makaroni panggang. Bila memilih snack dalam kemasan, cermati komposisi bahan, pastikan anak tidak mengonsumsi gula berlebih.
2. Pastikan Snack Aman
Artinya, snack yang disajikan bebas dari bahan tambahan pangan (BTP) yang berbahaya. Bahan tambahan yang dilarang oleh BPOM adalah asam borat, asam salisilat, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium klorat, kloramfenol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, dan formalin.
Pewarna tekstil seperti Rhodamin B sering pula ditemukan pada kerupuk dan jajanan anak. Mengonsumsi makanan yang mengandung formalin atau rhodamin dapat menyebabkan kerusakan organ dalam tubuh dan kanker.
3. Snack Harus Diolah dan Higienis
4. Cermati Tempat Penyimpanan
Jangan menyimpan makanan yang tidak bergizi di lemari atau kulkas, misalnya permen atau keripik.
5. Snack untuk Anak dengan Status Gizi Lebih atau Obesitas
Snack juga merupakan sarana mengontrol asupan kalori sambil tetap mempertahankan rasa kenyang. Berikan snack berupa buah potong, bukan jus buah. Bila anak minum susu, berikan susu rendah lemak atau tanpa lemak untuk anak usia di atas 2 tahun.
6. Biasakan Minum Air Putih
Hindari kebiasaan minum minuman manis seperti teh manis, teh botol, susu kental manis, minuman berperisa, jus buah yang ditambah gula, dan minuman bersoda. Hendaknya menggunakan snack sebagai sarana untuk mendukung asupan nutrisi anak dan membentuk perilaku makan yang sehat. Mendidik anak untuk memilih camilan yang bergizi dan tidak menjadikan camilan sebagai hadiah merupakan bekal untuk kebiasaan makan sehat di masa depannya.
(wan)