Begini Cara Kerja Terapi Plasma Darah untuk Pasien Covid-19

Selasa, 19 Januari 2021 - 12:30 WIB
loading...
Begini Cara Kerja Terapi Plasma Darah untuk Pasien Covid-19
Terapi plasma darah pertama di Amerika Serikat untuk Covid-19 dilakukan pada akhir Maret di New York dan Texas di bawah proses FDA. Bagaimana cara kerjanya? Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Orang yang telah terinfeksi Covid-19 dapat mulai membentuk antibodi dalam hitungan hari setelah terinfeksi. Antibodi ini dibuat khusus oleh sistem kekebalan untuk melawan virus corona baru dan dianggap sebagai komponen kunci pemulihan. Antibodi dipercaya bekerja dengan cara menetralkan virus.

Meskipun tidak ada jaminan bahwa antibodi terhadap virus corona baru benar-benar memberikan kekebalan, para ilmuwan berharap begitu seseorang menghasilkan antibodi terhadap virus corona baru, antibodi tersebut dapat menawarkan perlindungan. Para ilmuwan berharap memanfaatkan kekuatan dari sistem kekebalan seseorang untuk membantu orang lain.



Dilansir dari Abc News, Selasa (19/1) sekitar 21 hingga 28 hari setelah seseorang pulih, darah dapat diambil untuk mencari antibodi yang didambakan. Plasma adalah bagian kuning dan cair dari darah tempat antibodi Covid-19 yang berpotensi menyelamatkan nyawa pasien Covid-19.

Dokter memberikan plasma ini sebagai pengobatan untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit sekarang. Terapi plasma darah pertama di Amerika Serikat untuk Covid-19 dilakukan pada akhir Maret di New York dan Texas di bawah proses Penyelidikan Obat Baru Darurat Administrasi Makanan dan Obat (FDA).

Para dokter dan peneliti memantau kemajuan dengan cermat, karena mereka tahu bahwa perlu waktu untuk menentukan seberapa baik plasma pemulihan bekerja. Bukti terkuat mengenai keefektifan dan keamanan pengobatan eksperimental akan datang dari uji klinis.

Berdasarkan data awal dari studi plasma darah, sejauh ini menunjukkan bahwa dosis tunggal 200 mililiter atau lebih dari 13 sendok makan penuh memberikan manfaat bagi beberapa pasien Covid-19, yang mengarah pada perbaikan.



Para dokter di Johns Hopkins juga sedang menjajaki kemungkinan menggunakan plasma darah untuk meningkatkan sistem kekebalan petugas kesehatan dan orang lain yang mungkin terpapar virus corona baru.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3432 seconds (0.1#10.140)