School Lunch Program Kurangi Status Anemia sekaligus Tingkatkan Gizi Anak Usia Sekolah

Kamis, 28 Januari 2021 - 03:33 WIB
loading...
School Lunch Program Kurangi Status Anemia sekaligus Tingkatkan Gizi Anak Usia Sekolah
Bentuk kontribusi PT Ajinomoto Indonesia selama beberapa tahun guna mengatasi permasalahan gizi adalah inisiasi School Lunch Program. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Hari Gizi Nasional (HGN) yang diperingati tiap tanggal 25 Januari menjadi momentum untuk mengentaskan permasalahan gizi di Indonesia. Apalagi hingga kini permasalahan gizi seperti stunting, wasting, obesitas, dan kurangnya konsumsi zat gizi mikro yang berujung pada anemia, masih menjadi permasalahan gizi utama di Indonesia.

PT Ajinomoto Indonesia yang sejak lama peduli dengan asupan nutrisi untuk seluruh masyarakat, turut berkontribusi dalam momentum HGN 2021 yang mengangkat tema “Remaja Sehat, Bebas Anemia” yang diusung oleh Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Pada tahun ini, Ajinomoto Indonesia turut mensponsori rangkaian acara HGN 2021 tersebut.



Salah satu bentuk kontribusi lain perusahaan produsen bumbu ini yang telah berjalan selama beberapa tahun guna mengatasi permasalahan gizi adalah inisiasi School Lunch Program (SLP).

“Untuk mengatasi permasalahan gizi, PT Ajinomoto Indonesia mengambil pendekatan holistik. Bermitra dengan IPB, kami memprakarsai School Lunch Program untuk menyediakan makan siang dengan gizi seimbang untuk para santri di pesantren di Bogor. Tidak hanya itu, kami juga memberikan edukasi tentang nutrisi yang tepat, pola hidup bersih sehat (PHBS), dan pentingnya olahraga," ungkap Katarina Larasati, Public Relations Manager PT Ajinomoto Indonesia, melalui siaran resminya, Rabu (27/1).

"Adanya momen Hari Gizi Nasional pada 25 Januari diharapkan juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa permasalahan gizi anak di Indonesia masih ada. Kami berharap program ini tidak hanya mengubah status gizi anak-anak Indonesia menjadi lebih baik, namun PHBS mereka juga ikut lebih baik, terutama di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang,” lanjutnya.

SLP telah berjalan sejak 2018. Hingga 2020, sudah ada dua pesantren yang menjadi pilot project dan menerima manfaat dari program tersebut, yakni Pondok Pesantren Darussalam & Pondok Pesantren Darul Falah di Bogor.

Dr. Rimbawan, Dosen IPB sekaligus Project Leader SLP memaparkan adanya pengurangan status anemia dan peningkatan status gizi pada para penerima program tersebut.

“Di setiap pesantren penerima program, terdapat hasil yang signifikan. Dari pemberian makan siang, hasil yang signifikan adalah peningkatan asupan gizi yang terdiri dari energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, dan vitamin C. SLP juga dapat meningkatkan kadar hemoglobin santri, serta mengurangi prevalensi anemia yang signifikan,” ujar Dr. Rimbawan.

“Status gizi santri yang semula gemuk juga berkurang menjadi normal setelah menjalankan SLP. Ada juga beberapa santri yang semula underweight, namun setelah ada SLP terjadi peningkatan status gizi ke arah normal. Selain itu, SLP juga dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan PHBS secara signifikan,” tambahnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1322 seconds (0.1#10.140)