Langkah Efektif Atasi Stretch Mark Membandel Menurut Ahlinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Stretch mark merupakan guratan berlekuk yang muncul di perut, payudara, pinggul, bokong, atau tempat lain di tubuh. Stretch mark tidak menyakitkan atau berbahaya, tetapi beberapa orang tidak menyukai tampilan kulitnya.
Kendati demikian, stretch mark pada kehamilan dan keloid yang ditimbulkan setelah melahirkan dapat dicegah bahkan diterapi. Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Yasmina D. Kumala mengatakan stretch mark atau dalam bahasa medis dikenal sebagai striae atrofi merupakan kondisi di mana munculnya garis-garis beruntai pada kulit.
Menurut dr. Yasmina, gejala stretch mark cukup bervariasi, tergantung jangka waktu terjadinya stretch mark. Di antaranya garis-garis beridentasi pada kulit, berwarna merah muda, merah, sampai coklat, garis berwarna terang, yang bisa memudar lebih muda seiring berjalannya waktu.
"Ini akibat peregangan pada kulit, biasanya terjadi pada orang yang memiliki kadar kolagen rendah. Tingkat keparahannya tergantung pada banyak faktor, salah satunya faktor genetik," kata dr. Yasmina ketika live Instagram bertajuk Kehamilan yang meninggalkan jejak pada kulit: Stretch mark dan Keloid dipandu oleh dr. Lula Kamal, Jumat (26/3).
Dokter yang berpraktek di RS Bunda Margonda Depok ini menambahkan, kehamilan bisa menjadi salah satu faktor, tapi jangan lupakan faktor lainnya, yaitu genetik (keturunan), obesitas, perubahan berat badan secara drastis, pernah mendapatkan pengobatan kortikosteroid, dan faktor lain.
"Angka kejadian wanita yang mengalami stretch mark dua kali lebih banyak dibandingkan pria, walau keduanya dapat mengalami dan dipengaruhi faktor risiko individual," jelas dr. Yasmina.
"Beberapa orang mungkin beranggapan kalau stretch mark bisa mengganggu penampilan, tapi secara keseluruhan stretch mark tidak berbahaya," sambungnya.
Kendati demikian, ada beberapa tips untuk menyamarkan stretch mark. Di antaranya, menggunakan krim khusus, treatment microneedle, peeling, atau treatment microdermarasi.
Hanya saja, semua harus dalam pengawasan dan rekomendasi dokter spesialis kulit. Pasalnya, treatment pasti berbeda sesuai dengan kondisi setiap orang.
"Bisa dicoba hal-hal sebagai berikut, antara lain pertahankan berat badan ideal, atur pola makan yang sehat, dan gunakan pelembab pada kulit secara rutin," tutup dr. Yasmina.
Kendati demikian, stretch mark pada kehamilan dan keloid yang ditimbulkan setelah melahirkan dapat dicegah bahkan diterapi. Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Yasmina D. Kumala mengatakan stretch mark atau dalam bahasa medis dikenal sebagai striae atrofi merupakan kondisi di mana munculnya garis-garis beruntai pada kulit.
Menurut dr. Yasmina, gejala stretch mark cukup bervariasi, tergantung jangka waktu terjadinya stretch mark. Di antaranya garis-garis beridentasi pada kulit, berwarna merah muda, merah, sampai coklat, garis berwarna terang, yang bisa memudar lebih muda seiring berjalannya waktu.
"Ini akibat peregangan pada kulit, biasanya terjadi pada orang yang memiliki kadar kolagen rendah. Tingkat keparahannya tergantung pada banyak faktor, salah satunya faktor genetik," kata dr. Yasmina ketika live Instagram bertajuk Kehamilan yang meninggalkan jejak pada kulit: Stretch mark dan Keloid dipandu oleh dr. Lula Kamal, Jumat (26/3).
Dokter yang berpraktek di RS Bunda Margonda Depok ini menambahkan, kehamilan bisa menjadi salah satu faktor, tapi jangan lupakan faktor lainnya, yaitu genetik (keturunan), obesitas, perubahan berat badan secara drastis, pernah mendapatkan pengobatan kortikosteroid, dan faktor lain.
"Angka kejadian wanita yang mengalami stretch mark dua kali lebih banyak dibandingkan pria, walau keduanya dapat mengalami dan dipengaruhi faktor risiko individual," jelas dr. Yasmina.
"Beberapa orang mungkin beranggapan kalau stretch mark bisa mengganggu penampilan, tapi secara keseluruhan stretch mark tidak berbahaya," sambungnya.
Kendati demikian, ada beberapa tips untuk menyamarkan stretch mark. Di antaranya, menggunakan krim khusus, treatment microneedle, peeling, atau treatment microdermarasi.
Hanya saja, semua harus dalam pengawasan dan rekomendasi dokter spesialis kulit. Pasalnya, treatment pasti berbeda sesuai dengan kondisi setiap orang.
"Bisa dicoba hal-hal sebagai berikut, antara lain pertahankan berat badan ideal, atur pola makan yang sehat, dan gunakan pelembab pada kulit secara rutin," tutup dr. Yasmina.
(dra)