Klaster Perkantoran Meningkat, Dokter Sarankan Tidak Bukber
loading...
A
A
A
JAKARTA - Klaster perkantoran semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah kegiatan buka puasa bersama atau bukber yang sudah menjadi tradisi saat Ramadhan . Padahal, kegiatan ini berisiko besar terjadinya paparan Covid-19 .
Melihat tingginya klaster perkantoran, Dokter Spesialis Paru dr Agus Dwi Putranto, SpP, menyarankan untuk semua karyawan atau pengelola perusahaan agar tidak mengadakan bukber di kantor.
"Bukber ataupun makan bersama itu berisiko tinggi terpapar Covid-19. Sebab, Anda dipastikan membuka masker, duduk berdekatan, dan akan ngobrol. Aktivitas tersebut memicu penyebaran virus jarak dekat," saran dr Agus dalam webinar kesehatan, Rabu (5/5).
Dengan alasan tersebut, dr Agus menegaskan bahwa tidak perlu mengadakan bukber di area perkantoran, ataupun di lokasi lain. Sebab, selama masa pandemi Covid-19 belum selesai, maka risiko akan tetap ada sekalipun Anda sudah divaksin Covid-19 .
"Lagipula, kita nggak ada yang tahu apakah teman kantor kita itu OTG (orang tanpa gejala) atau sedang membawa virus Covid-19 walau terkesan baik-baik saja. Jadi, sebagai bentuk antisipasi dan menyelamatkan banyak nyawa manusia, kami sarankan tidak ada bukber," tegas dr Agus.
Jika terpaksa buka puasa di kantor karena pekerjaan belum selesai sampai waktu berbuka puasa tiba, dr Agus menyarankan agar makan takjilan di meja kantor. Setelah itu, segera ibadah Maghrib dan pulang.
"Kalau sampai bedug maghrib masih di kantor, maka kami sarankan buka di meja kantor masing-masing. Jangan sampai Anda datangi suatu tempat yang mana semua orang berkumpul di sana membuka masker. Kalau sudah buka puasa, salat Maghrib dan pulang. Makan besarnya di rumah saja," saran dr Agus.
Melihat tingginya klaster perkantoran, Dokter Spesialis Paru dr Agus Dwi Putranto, SpP, menyarankan untuk semua karyawan atau pengelola perusahaan agar tidak mengadakan bukber di kantor.
"Bukber ataupun makan bersama itu berisiko tinggi terpapar Covid-19. Sebab, Anda dipastikan membuka masker, duduk berdekatan, dan akan ngobrol. Aktivitas tersebut memicu penyebaran virus jarak dekat," saran dr Agus dalam webinar kesehatan, Rabu (5/5).
Dengan alasan tersebut, dr Agus menegaskan bahwa tidak perlu mengadakan bukber di area perkantoran, ataupun di lokasi lain. Sebab, selama masa pandemi Covid-19 belum selesai, maka risiko akan tetap ada sekalipun Anda sudah divaksin Covid-19 .
"Lagipula, kita nggak ada yang tahu apakah teman kantor kita itu OTG (orang tanpa gejala) atau sedang membawa virus Covid-19 walau terkesan baik-baik saja. Jadi, sebagai bentuk antisipasi dan menyelamatkan banyak nyawa manusia, kami sarankan tidak ada bukber," tegas dr Agus.
Jika terpaksa buka puasa di kantor karena pekerjaan belum selesai sampai waktu berbuka puasa tiba, dr Agus menyarankan agar makan takjilan di meja kantor. Setelah itu, segera ibadah Maghrib dan pulang.
"Kalau sampai bedug maghrib masih di kantor, maka kami sarankan buka di meja kantor masing-masing. Jangan sampai Anda datangi suatu tempat yang mana semua orang berkumpul di sana membuka masker. Kalau sudah buka puasa, salat Maghrib dan pulang. Makan besarnya di rumah saja," saran dr Agus.
(dra)