Debut Film Layar Lebar, Dul Jaelani Sempat Kapok Jalani Syuting yang Panjang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dul Jaelani melakukan debut layar lebar lewat film Dear Imamku (DI). Dalam film ini, Dul beradu akting dengan kekasihnya, Tissa Biani. Film tersebut akan tayang di bioksop pada momen libur lebaran.
Dul mengaku, tertarik terlibat dalam film DI saat membaca skenarionya dan setuju memerankan tokoh utama yang bernama Haris. Haris dikisahkan sebagai sosok yang ingin mendekatkan diri pada Tuhan, yang ternyata itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Haris, dikatakan Dul, harus dihadapkan pada ujian-ujian tertentu untuk bisa lebih dekat kepada sang Pencipta.
"Di film ini ada ilmu pengetahuannya. Tidak cuma hiburan dan tontonan. Seperti tokoh Haris yang setelah berhijrah malah semakin banyak cobaannya. Istilahnya orang yang ingin mendekatkan diri ke Tuhan. Dikira mendekatkan diri ke Tuhan, adem-ayem, tenang, dia nggak tahu kalau hijrah itu banyak ujiannya. Ini kisah bagaimana si Haris survive, menghadapi ujian-ujian orang yang mendekatkan diri ke Tuhan," papar Dul saat ditemui di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta, Senin (10/5) malam.
Menurut Dul, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari film tersebut. Bahkan ia dan Tissa merasa ikut belajar dari film DI.
"Banyak banget ya. Kita nggak membahas topik anak muda aja, tapi banyak pembahasan soal hubungan keluarga, juga percintaan kita sebagai anak muda yang egonya masih labil," beber Dul.
Saat ditanya mengenai adegan tersulit, Dul ternyata tak menjawab akting menangis, melainkan akting marah.
"Ada satu adegan lagi marah, lagi berantem hebat sama Tissa. Karena aku orangnya dalam kehidupan nyata kalau marah nggak pernah yang bener-bener marah, selalu memendam atau diem, waktu disuruh marah, bingung gimana hingga akhirnya apapun yang ada di situasi itu aku manfaatin jadi sesuatu yang buat aku marah hingga akhirnya aku bisa marah," kisah Dul.
Dul juga merasa mendapatkan banyak pengalaman berkesan saat menjalani proses syuting. Terlebih proses tersebut harus dijalaninya dalam waktu lumayan panjang, dari Februari hingga November 2020.
“Ketika di awal saya kesulitan karena jadi pemeran utama. Kaget masuk ke dunia film. Kalau musik, dari bandara jam 5 pagi manggung sore bisa jalan-jalan, kulineran. Kalau di film dari jam 6 pagi sampai 12 malam harus dedikasikan jiwa raga full. Sempat kapok bahkan sampai nangis, kenapa ini diambil, tapi di-support Tissa dan pemain lain yang naikin mood. Cari celah biar atasi ini. Tissa bilang dialog jangan dihafal, tapi dipahami. Makanya saya merasa orang film hebat dan Tissa jadi guru aktingku,” ungkap Dul.
Film DI diadaptasi dari novel "Dear Imamku" karya Mellyana Dhian yang telah dibaca jutaan kali di Wattpad. Kisahnya tentang lika-liku hubungan sepasang anak muda yang mengalami pergolakan batin ketika dihadapkan pada situasi di mana salah satu di antara mereka hendak hijrah.
Film karya sutradara Dian W Sasmita ini juga diperkaya dengan original soundtrack hasil duet Dul dengan Fadly Padi Reborn yang berjudul "Sang Pemuja". Film DI akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 13 Mei lusa.
Lihat Juga: Deretan Artis yang Akan Tampil di Euphoria Fest 2024, Ada Fajar Sadboy hingga Dul Jaelani
Dul mengaku, tertarik terlibat dalam film DI saat membaca skenarionya dan setuju memerankan tokoh utama yang bernama Haris. Haris dikisahkan sebagai sosok yang ingin mendekatkan diri pada Tuhan, yang ternyata itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Haris, dikatakan Dul, harus dihadapkan pada ujian-ujian tertentu untuk bisa lebih dekat kepada sang Pencipta.
"Di film ini ada ilmu pengetahuannya. Tidak cuma hiburan dan tontonan. Seperti tokoh Haris yang setelah berhijrah malah semakin banyak cobaannya. Istilahnya orang yang ingin mendekatkan diri ke Tuhan. Dikira mendekatkan diri ke Tuhan, adem-ayem, tenang, dia nggak tahu kalau hijrah itu banyak ujiannya. Ini kisah bagaimana si Haris survive, menghadapi ujian-ujian orang yang mendekatkan diri ke Tuhan," papar Dul saat ditemui di CGV Blitz Grand Indonesia, Jakarta, Senin (10/5) malam.
Menurut Dul, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari film tersebut. Bahkan ia dan Tissa merasa ikut belajar dari film DI.
"Banyak banget ya. Kita nggak membahas topik anak muda aja, tapi banyak pembahasan soal hubungan keluarga, juga percintaan kita sebagai anak muda yang egonya masih labil," beber Dul.
Saat ditanya mengenai adegan tersulit, Dul ternyata tak menjawab akting menangis, melainkan akting marah.
"Ada satu adegan lagi marah, lagi berantem hebat sama Tissa. Karena aku orangnya dalam kehidupan nyata kalau marah nggak pernah yang bener-bener marah, selalu memendam atau diem, waktu disuruh marah, bingung gimana hingga akhirnya apapun yang ada di situasi itu aku manfaatin jadi sesuatu yang buat aku marah hingga akhirnya aku bisa marah," kisah Dul.
Dul juga merasa mendapatkan banyak pengalaman berkesan saat menjalani proses syuting. Terlebih proses tersebut harus dijalaninya dalam waktu lumayan panjang, dari Februari hingga November 2020.
“Ketika di awal saya kesulitan karena jadi pemeran utama. Kaget masuk ke dunia film. Kalau musik, dari bandara jam 5 pagi manggung sore bisa jalan-jalan, kulineran. Kalau di film dari jam 6 pagi sampai 12 malam harus dedikasikan jiwa raga full. Sempat kapok bahkan sampai nangis, kenapa ini diambil, tapi di-support Tissa dan pemain lain yang naikin mood. Cari celah biar atasi ini. Tissa bilang dialog jangan dihafal, tapi dipahami. Makanya saya merasa orang film hebat dan Tissa jadi guru aktingku,” ungkap Dul.
Film DI diadaptasi dari novel "Dear Imamku" karya Mellyana Dhian yang telah dibaca jutaan kali di Wattpad. Kisahnya tentang lika-liku hubungan sepasang anak muda yang mengalami pergolakan batin ketika dihadapkan pada situasi di mana salah satu di antara mereka hendak hijrah.
Film karya sutradara Dian W Sasmita ini juga diperkaya dengan original soundtrack hasil duet Dul dengan Fadly Padi Reborn yang berjudul "Sang Pemuja". Film DI akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 13 Mei lusa.
Lihat Juga: Deretan Artis yang Akan Tampil di Euphoria Fest 2024, Ada Fajar Sadboy hingga Dul Jaelani
(tsa)