Penyandang Talasemia Harus Membatasi Konsumsi Daging Merah dan Bayam, Ini Alasannya!

Senin, 31 Mei 2021 - 20:06 WIB
loading...
Penyandang Talasemia Harus Membatasi Konsumsi Daging Merah dan Bayam, Ini Alasannya!
Penyandang talasemia butuh perawatan khusus. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Talasemia adalah penyakit keturunan dengan gejala utama pucat, perut tampak membesar karena pembengkakan limpa dan hati, dan apabila tidak diobati dengan baik akan terjadi perubahan bentuk tulang muka serta warna kulit menjadi hitam.

Pasien talasemia kebanyakan adalah anak-anak. Penyakit ini sudah bisa dikenali sejak usia bayi 6 bulan dengan memperlihatkan gejala tubuh pucat salah satunya.

Talasemia terjadi akibat gangguan pembentukan rantai globin yang merupakan komponen sel darah merah. Gangguan pembentukan rantai globin alfa disebut sebagai Talasemia alfa, sementara gangguan pembentukan rantai beta disebut thalasemia beta.

Lebih lanjut, saat membahas penyakit ini masih ada kepercayaan di masyarakat bahwa pasien talasemia dilarang makan daging merah. Apakah itu benar?

Baca Juga : Butuh Perawatan Khusus, Ini Cara Perawatan dan Pengobatan Talasemia!

Ruswandi, Ketua Perhimpunan Orangtua Penyandang talasemia Indonesia (POPTI Pusat) dan Yayasan Thalasemia Indonesia (YTI), menjelaskan bahwa anggapan itu keliru.

"Bukan dilarang atau tidak diperkenankan sama sekali pasien talasemia makan daging merah seperti daging sapi, tapi yang tepat adalah boleh makan tapi ada batasnya," katanya dalam webinar kesehatan bertajuk 'Hidup Berdamai dengan Thalasemia', Senin (31/5/2021).

Selain daging sapi, Ruswandi pun mengingatkan kepada pasien atau keluarga pasien Talasemia bahwa bayam yang kaya akan zat besi pun sebaiknya dikurangi porsinya.

Kenapa daging sapi dan bayam harus dibatasi bagi pasien Talasemia?

Ruswandi menerangkan bahwa pada tubuh pasien Talasemia, mereka sudah memiliki kadar zat besi yang sangat tinggi. Jadi, ketika asupan makanan atau minuman yang mengandung zat besi tetap diterima dengan jumlah yang tidak terkendali, akan memperburuk kondisi kesehatan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1438 seconds (0.1#10.140)