Vaksinasi Turunkan Kasus Harian namun Belum Mampu Halau Varian COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Data menunjukkan bahwa tingkat infeksi COVID-19 terus turun di negara-negara yang menggunakan vaksin Moderna, Pfizer-BioNTech atau AstraZeneca, tetapi kemanjuran vaksin ini menyusut secara substansial pada upaya pencegahan varian beta.
Sebuah laporan yang dibuat JP Morgan, terakhir diperbarui pada hari Jumat (11/6), dikutip oleh Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung dalam sebuah unggahan Facebook pada Sabtu (12/6). Dia menulis, sangat menggembirakan bahwa semakin tinggi tingkat vaksinasi, semakin rendah tingkat infeksi.
Laporan tersebut menerbitkan grafik yang menunjukkan penurunan infeksi harian baru karena lebih banyak orang divaksinasi di beberapa negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman.
"Ini menunjukkan gambaran yang menggembirakan... Tentu saja, tindakan non-medis seperti jarak sosial dan pemakaian masker masih harus dilakukan hingga sekarang," kata Ong, dikutip dari The Straits Times, Senin (14/6).
Vaksin Pfizer , Moderna , dan AstraZeneca semuanya menunjukkan penurunan efektivitas terhadap varian beta - pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan - dalam penelitian laboratorium. Berapa banyak dari ini diterjemahkan menjadi pengurangan efektivitas dunia nyata yang tidak jelas.
Perusahaan-perusahaan tersebut dilaporkan mengonfigurasi ulang vaksin mereka untuk melihat apakah mereka dapat meningkatkan hasil, tambah laporan itu. Sementara varian beta memiliki penyebaran minimal sejauh ini di Amerika Serikat, itu telah mulai menyebar lebih luas di Prancis dan Jepang.
Di sisi lain, vaksin Pfizer dan AstraZeneca diketahui cukup ampuh menghambat penyebaran varian delta. Laporan BBC menjelaskan bahwa dua dosis vaksin memberikan tingkat perlindungan yang sama terhadap penyakit simtomatik dari varian delta.
Didapati fakta bahwa vaksin AstraZeneca memiliki efektivitas 60% terhadap varian delta. Sedangkan Pfizer 88%.
"Namun, kedua vaksin ini hanya 33% efektif melawan varian delta pada tiga minggu usai vaksinasi dosis pertama, beda dengan pencegahan varian alpha yang efektivitasnya adalah 50%," terang laporan BBC.
Public Health England (PHE) yang menjalankan penelitian ini mengatakan bahwa vaksin tersebut kemungkinan akan lebih efektif dalam mencegah pasien masuk rumah sakit dan kematian. Meski, menurut penelitian terbaru, vaksin AstraZeneca dan Pfizer juga dipercaya mampu mencegah penularan COVID-19.
Sebuah laporan yang dibuat JP Morgan, terakhir diperbarui pada hari Jumat (11/6), dikutip oleh Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung dalam sebuah unggahan Facebook pada Sabtu (12/6). Dia menulis, sangat menggembirakan bahwa semakin tinggi tingkat vaksinasi, semakin rendah tingkat infeksi.
Laporan tersebut menerbitkan grafik yang menunjukkan penurunan infeksi harian baru karena lebih banyak orang divaksinasi di beberapa negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman.
"Ini menunjukkan gambaran yang menggembirakan... Tentu saja, tindakan non-medis seperti jarak sosial dan pemakaian masker masih harus dilakukan hingga sekarang," kata Ong, dikutip dari The Straits Times, Senin (14/6).
Vaksin Pfizer , Moderna , dan AstraZeneca semuanya menunjukkan penurunan efektivitas terhadap varian beta - pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan - dalam penelitian laboratorium. Berapa banyak dari ini diterjemahkan menjadi pengurangan efektivitas dunia nyata yang tidak jelas.
Perusahaan-perusahaan tersebut dilaporkan mengonfigurasi ulang vaksin mereka untuk melihat apakah mereka dapat meningkatkan hasil, tambah laporan itu. Sementara varian beta memiliki penyebaran minimal sejauh ini di Amerika Serikat, itu telah mulai menyebar lebih luas di Prancis dan Jepang.
Di sisi lain, vaksin Pfizer dan AstraZeneca diketahui cukup ampuh menghambat penyebaran varian delta. Laporan BBC menjelaskan bahwa dua dosis vaksin memberikan tingkat perlindungan yang sama terhadap penyakit simtomatik dari varian delta.
Didapati fakta bahwa vaksin AstraZeneca memiliki efektivitas 60% terhadap varian delta. Sedangkan Pfizer 88%.
"Namun, kedua vaksin ini hanya 33% efektif melawan varian delta pada tiga minggu usai vaksinasi dosis pertama, beda dengan pencegahan varian alpha yang efektivitasnya adalah 50%," terang laporan BBC.
Public Health England (PHE) yang menjalankan penelitian ini mengatakan bahwa vaksin tersebut kemungkinan akan lebih efektif dalam mencegah pasien masuk rumah sakit dan kematian. Meski, menurut penelitian terbaru, vaksin AstraZeneca dan Pfizer juga dipercaya mampu mencegah penularan COVID-19.
(tsa)