Markis Kido Pernah Idap Hipertensi, Yuk Kenali Pencegahannya

Senin, 14 Juni 2021 - 23:32 WIB
loading...
Markis Kido Pernah Idap Hipertensi, Yuk Kenali Pencegahannya
Markis Kido Pernah Idap Hipertensi, Yuk Kenali Pencegahannya. Foto/Instagram.
A A A
JAKARTA - Markis Kido diketahui pernah mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi . Hipertensi yang diidap Markis membuatnya yang kala itu berpasangan dengan Hendra Setiawan tak bisa mempertahankan gelar di Kejuaraan Dunia 2009.

Markis Kido meninggal dunia pada hari ini, Senin (14/6) saat bermain bulu tangkis di Tangerang. Kabar duka ini pun telah dikonfirmasi oleh Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) lewat postingan Instagram resminya.

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Telah meninggal dunia salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia, peraih emas Olimpiade Beijing 2008, Markis Kido," tulis PBSI.

"Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Selamat jalan Kido!," lanjutnya.

Hipertensi merupakan the silent killer karena sering tanpa keluhan. Hal tersebut menjadi kontributor tunggal utama untuk penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke di Indonesia.



Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas pada 2013 sebesar 25,8%.

Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sementara sisanya tidak terdiagnosis.

Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan, seseorang menderita hipertensi dan tidak dikontrol akan menjadi kontributor tunggal yang utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

“Setiap peningkatan darah 20/10 mm Hg akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner 2 kali lebih tinggi,” kata Eriwanto baru-baru ini.

Erwinanto menjelaskan, bahwa pada dasarnya hipertensi bisa dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat (kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi garam berlebih), obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres.


Sementara itu, Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit Premier Jatinegara, dr. Frits Reinier Wantian Suling, Sp.JP(K) mengungkapkan, saat ini hipertensi tercatat menjadi penyakit penyerta atau komorbid tertinggi dan berbahaya bagi pasien Covid-19 di dunia. Bahkan sangat diwaspadai karena dapat memicu kematian, akibat komplikasi antara keduanya.

"Data terkini menyebutkan bahwa hipertensi merupakan komorbid tertingi Covid-19, di dunia termasuk di Indonesia, dengan perbandingan di AS sebanyak 56,6%, China 58,3%, Italia 49% serta Indonesia 50,5%," ujar Frits.

Ia melanjutkan, angka kematian akibat hipertensi di dunia termasuk di Indonesia hingga saat ini masih stagnan. Angka kematian hipertensi seluruh dunia dilaporkan lebih dari 9,4 juta setiap tahunnya.

"Merupakan yang tertinggi dibandingkan penyakit-penyakit lainnya, baik di negara-negara maju maupun yang sedang berkembang bahkan di negara-negara tertinggal sekalipun," terang Frits.

Oleh karenanya, untuk mengetahui apakah seseorang mengalami hipertensi atau tidak, baiknya rutin memeriksan diri. Khususnya melihat tensi darah, yakni sebagai diagnosis pertamanya.

(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1198 seconds (0.1#10.140)