Partisipasi Pria dalam Program KB Alami Peningkatan yang Lambat, Kenapa?

Rabu, 16 Juni 2021 - 14:21 WIB
loading...
Partisipasi Pria dalam Program KB Alami Peningkatan yang Lambat, Kenapa?
Ini sangat mengkhawatirkan, sebab yang menjalankan program keluarga berencana, itu bukan hanya tanggung jawab perempuan saja melainkan perlu dukungan laki-laki. / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) 2020 mencatat bahwa hanya 3,12 persen laki-laki Indonesia menggunakan kondom dan 0,5 persen yang melakukan vasektomi untuk program perencanaan keluarga.

Baca juga: AstraZeneca Gagal Kembangkan Koktail Antibodi Untuk Cegah Covid-19

Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, sebab yang menjalankan program keluarga berencana , itu bukan hanya tanggung jawab perempuan saja melainkan perlu dukungan laki-laki. Itu kenapa KB Pria dihadirkan tetapi masih sangat rendah cakupannya.

Ada beberapa penyebab masih rendahnya penggunaan KB pria di masyarakat, misalnya akses pelayanan kesehatan yang minim. Lalu, masalah lain yang banyak terjadi adalah adanya anggapan keliru masyarakat mengenai kondom dan vasektomi.

"Partisipasi pria dalam program KB di Indonesia mengalami peningkatan yang lambat dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan berbagai faktor, antara lain minimnya akses ke pelayanan kesehatan, tatanan sosial, serta rumor negatif mengenai penggunaan kontrasepsi untuk pria," tutur Kepala Seksi Peningkatan Partisipasi KB Pria BKKBN, dr Raymond Nadeak, M.H.(Kes), dalam keterangan resminya.

Dokter Raymond tak menampik bahwa masih banyak pria Indonesia yang percaya kalau berhubungan badan pakai kondom itu enggak enak dan ini menjadi masalah yang cukup besar dalam menyukseskan KB Pria.

"Rumor negatif seperti pakai kondom tidak enak, vasektomi dapat menghilangkan kejantanan hingga menimbulkan disfungsi ereksi, itu sangat tidak benar," tegasnya.

Sebagai penanggulangan masalah tersebut, terang dr Raymond, BKKBN telah melakukan berbagai kegiatan komunikasi dan informasi antara lain sosialisasi dan juga webinar untuk menguatkan kelompok KB Pria di masyarakat.

"Hingga saat ini, sudah terdapat 1.300 kelompok KB Pria dengan minimum 10 orang anggota di setiap kelompok. Para anggota tersebut selanjutnya akan membantu untuk mengkomunikasikan pentingnya keterlibatan pria dalam ber-KB," tambah dr Raymond.

Ia menegaskan sekali lagi bahwa urusan KB itu bukan hanya dipikul istri, melainkan suami mesti terlibat di dalamnya. Sebab urusan KB adalah tanggung jawab kedua belah pihak. "Apalagi pada saat pandemi Covid-19 ini di mana kejadian kehamilan tidak direncanakan juga mengalami peningkatan lebih dari 10%," sambung dr. Raymond.

Sependapat dengan dr Raymond, Presiden Director DKT Indonesia, Juan Enrique Garcia pun mengungkapkan bahwa penting yang namanya partisipan para suami dalam menyukseskan program KB di keluarganya.

"Selama ini kita menyadari bahwa KB itu identik dengan perempuan, padahal tanggung jawab untuk merencanakan keluarga, menjaga kesehatan reproduksi, merupakan peran dari kedua belah pihak, baik itu suami maupun istri," ujar Juan.

Baca juga: Manfaat Daun Sirih Merah Bagi Kesehatan, Cegah Infeksi Hingga Turunkan Kadar Gula

"Suami sebagai kepala rumah tangga harus aktif berperan serta dalam menyukseskan keluarga berencana dimulai dengan langkah sederhana yaitu menggunakan kondom atau melakukan vasektomi," sambungnya.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1751 seconds (0.1#10.140)