Suntikan Booster Kemungkinan Tidak Diperlukan Penerima Vaksin Moderna dan Pfizer

Rabu, 30 Juni 2021 - 03:44 WIB
loading...
Suntikan Booster Kemungkinan Tidak Diperlukan Penerima Vaksin Moderna dan Pfizer
Dilema perihal kebutuhan akan suntikan vaksin tambahan sebagai booster atau penguat masih terus berjalan. / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Dilema perihal kebutuhan akan suntikan vaksin tambahan sebagai booster atau penguat masih terus berjalan.

Baca juga: Roger Danuarta Positif Covid-19, sang Istri Ungkap Kronologinya

Kali ini, untuk orang-orang yang sudah divaksin Covid-19 menggunakan vaksin Pfizer dan Moderna. Suntikan booster sebagai penguat disebutkan kemungkinan tidak diperlukan. Hal tersebut terungkap dari hasil sebuah studi di Nature.

Laporan New York Post menyebutkan bahwa dari studi baru di Nature menunjukkan bahwasanya vaksin Covid-19 jenis MRNA memberikan perlindungan selama bertahun-tahun. "Menjadikan orang-orang yang telah disuntik dosis lengkap vaksin Pfizer atau Moderna kemungkinan tidak memerlukan suntikan booster alias penguat dalam waktu dekat," tulisnya seperti dikutip Newser, Selasa (29/6).

Namun, lebih lanjut disebutkan juga jika hal itu hadir dengan peringatan bahwa virus corona pada kenyataannya terus berevolusi dan variasi baru yang signifikan dapat membuat suntik booster menjadi diperlukan.

Temuan studi ini disambut positif Marion Pepper, immunologist dari University of Washington. Dia menyebutkan, temuan studi tersebut memperlihatkan bahwa sell B juga berevolusi dan akhirnya bisa memberikan proteksi terhadap virus yang terus berkembang.

"Semua orang selalu fokus pada evolusi virus, ini juga memperlihatkan bahwa sel-sel B melakukan hal yang sama dan itu akan menjadi pelindung terhadap evolusi virus yang sedang berlangsung, ini hal yang benar-benar menggembirakan," terang Marion.

Baca juga: Positif Covid-19, Roger Danuarta Kehilangan Indera Perasa

Sebagai informasi, dari laporan Forbes, studi ini diketahui tidak secara eksplisit membahas jenis varian baru seperti Delta. Studi sampel juga tidak mencakup siapa pun yang menerima vaksin Johnson & Johnson dosis tunggal, meskipun peneliti utama Dr. Ali Ellebedy dari Universitas Washington mengatakan jika respons kekebalan vaksin J&J kemungkinan akan kurang kuat dalam jangka panjang. Tetapi pada vaksin Mrna jauh lebih baik.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4485 seconds (0.1#10.140)