Optimalkan Kesehatan dan Tumbuh Kembang Anak melalui Pemantauan di Buku KIA

Jum'at, 30 Juli 2021 - 03:30 WIB
loading...
A A A
Koordinator Poksi Kesehatan Balita dan Anak Usia Prasekolah, Direktorat Kesehatan Keluarga, dr. Ni Made Diah, P.L.D, MKM menambahkan, Buku KIA yang pertama kali diterbitkan pada 1994 dan ditetapkan sebagai kebijakan nasional sejak 2004 sudah mengangkat nama Indonesia di dunia internasional. Sebab, negara ini bisa dikatakan pencetus hadirnya buku yang mengompilasikan catatan kesehatan ibu dan anak.

"Walaupun hanya sebuah buku, tapi Buku KIA bisa meningkatkan peran Indonesia di dunia internasinal. Pada 2007, kita dipercaya menjadi tuan rumah untuk pengembangan buku ini di 15 negara. Mereka secara rutin mengirimkan perwakilan ke Indonesia untuk menerapkan buku KIA," ujar dr. Diah.

Lalu pada 2019, berkat Buku KIA juga, Indonesia didapuk untuk menyelenggarakan site event di Jenewa, Swiss, yang diikuti oleh 29 negara. Indonesia menjadi narasumber dalam event ini untuk memberikan guideline tentang pencatatan kesehatan di Buku KIA.

Sejak ditetapkan menjadi kebijakan nasional, Buku KIA secara bertahap dipenuhi penyediaannya oleh Kementerian Kesehatan bagi ibu hamil di seluruh Indonesia.

"Buku ini didistribusikan dari kabupaten/kota ke Puskesman. Tiap lima tahun buku direvisi dan terakhir revisi dilakukan pada 2020, itu revisi yang ketika. Buku revisi terbaru ini cover-nya bolak-balik. Ada bagian cover ibu dan cover anak untuk memudahkan pemantauan. Bahkan saat ini Buku KIA sudah ada aplikasinya yang bisa diunduh di Play Store," papar dr. Diah.

“Agar kapasitas keluarga dalam memonitor perkembangan kesehatan ibu dan anak secara mandiri dapat berlangsung optimal, perlu penguatan edukasi untuk mendukung pemanfaatan Buku KIA, terutama dalam kelengkapan pengisiannya oleh orangtua selama masa pandemi agar kesehatan dan tumbuh kembang anak tetap terpantau. Setiap informasi tentang kesehatan dan catatan khusus adanya kelainan pada ibu serta anak harus dicatat di dalam Buku KIA. Apabila mengalami kesulitan, orangtua bisa berkonsultasi kepada tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, didahului telekonsultasi sebelum janji temu," lanjutnya.



Untuk memperluas dampak edukasi ini, Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan dan PT Tirta Investama mengajak keterlibatan berbagai pihak untuk turut mengedukasi para orangtua agar dapat memahami isi Buku KIA, lalu memanfaatkannya untuk pemantauan tumbuh kembang anak serta memastikan kelengkapan layanan kesehatan yang didapatkan oleh ibu dan anak.
(tsa)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1549 seconds (0.1#10.140)