Varian Delta Sebabkan Kekuatan Vaksin Pfizer dan Moderna Turun

Rabu, 25 Agustus 2021 - 19:09 WIB
loading...
Varian Delta Sebabkan Kekuatan Vaksin Pfizer dan Moderna Turun
Foto Ilustrasi/Reuters
A A A
JAKARTA - Studi terhadap petugas kesehatan Amerika Serikat mengungkapkan bahwa efektivitas vaksin platform mRNA seperti Pfizer dan Moderna turun dari 91% ke 66% setelah serangan varian Delta menyerbu banyak negara di dunia.

Laporan ini membuat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melakukan pemeriksaan dunia nyata kedua vaksin yang sudah dipakai di banyak negara, termasuk di Indonesia. Salah satunya memantau gejala yang timbul paska-vaksinasi dengan harapan mendapat data perkiraan kemanjuran terhadap infeksi simptomatik dan asimptomatik.



Dengan melihat tingkat infeksi di antara orang yang divaksin dan tidak, jumlah waktu mereka pun dilacak, efektivitas vaksin diperkirakan mencapai 91% pada 14 Desember 2020 hingga 10 April 2021.

Namun, selama berminggu-minggu menjelang 14 Agustus ketika varian Delta menyerang AS dan langsung mendominasi kasus, efektivitas vaksin turun ke 66%.

"Peneliti memperingati bahwa kemampuan vaksin untuk memberi perlindungan berkurang dari waktu ke waktu, dan perkiraan 66% ini didasarkan pada periode studi yang relatif singkat dengan sedikit infeksi," tulis laporan AFP, Rabu (25/8).

Meskipun temuan sementara ini menunjukkan pengurangan cukup berarti dalam efektivitas vaksin Covid-19 mencegah infeksi, tapi vaksin masih dianggap sangat baik untuk diterima karena angka penambahan kasus baru semakin minim.

"Sejumlah penelitian kini telah menyimpulkan bahwa kemanjuran vaksin memang telah menurun terhadap varian Delta, meski angka penurunannya berbeda antarstudi," lanjut laporan tersebut.

Salah satu manfaat besar yang dihasilkan vaksin Covid-19 adalah kasus penyakit parah terus menurun dan CDC mencatat 90% masyarakat yang sudah divaksin mengaku terlindungi dari paparan virus corona.



Studi CDC lain yang dilakukan di Los Angeles dirilis pada Selasa lalu yang dilakukan sejak 1 Mei hingga 25 Juli, menunjukkan bahwa orang yang tidak divaksin 29,2 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit dengan penyakit Covid-19 daripada yang divaksinasi.

Varian Delta mendominasi kasus Covid-19 di banyak negara di dunia. Menurut makalah terbaru yang diterbitkan di jurnal Virological, jumlah virus yang ditemukan pada tes pertama pasien dengan varian Delta sebanyak 1.000 kali lebih tinggi daripada pasien dengan varian awal Covid-19.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3620 seconds (0.1#10.140)