Pasien Covid-19 Berisiko Tinggi Alami Penyakit Ginjal Stadium Akhir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasien Covid-19 berisiko tinggi mengalami penyakit ginjal stadium akhir. Sebuah studi baru menemukan pasien Covid-19 , bahkan dengan gejala ringan , memiliki risiko 215% lebih tinggi menderita penyakit ginjal stadium akhir.
Dilansir dari Express, Minggu (5/9) ada penelitian yang berkembang yang menyoroti bahaya yang ditimbulkan virus pada ginjal.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pasien Covid-19 memiliki kadar protein yang tinggi dalam urin dan kerja darah yang tidak normal. Penulis senior Zyad Al-Aly, MD, asisten profesor kedokteran di Universitas Washington, mengatakan 510.000 pasien Covid-19 mengalami cedera atau penyakit ginjal.
"Temuan kami menekankan pentingnya memperhatikan fungsi ginjal dan penyakit dalam merawat pasien yang memiliki Covid-19," kata Zyad.
Para peneliti mengambil data dari lebih dari 1,7 juta veteran AS yang sehat dan positif Covid-19. Dari para veteran, 89.216 telah mengkonfirmasi diagnosis Covid-19, dan berhasil melewati fase infeksi akut yakni 30 hari pertama penyakit.
Di antara pasien Covid-19, 12.376 dirawat di rumah sakit, termasuk 4.146 yang dirujuk ke unit ICU.
"Risiko penurunan fungsi ginjal paling tinggi di antara orang-orang yang berada di ICU. Namun, penting untuk dicatat bahwa risiko meluas ke semua pasien, bahkan mereka yang memiliki kasus Covid-19 yang lebih ringan," jelas Zyad.
Temuan mengungkapkan bahwa pasien yang tertular virus memiliki risiko 15% lebih tinggi menderita peristiwa ginjal yang merugikan seperti penyakit ginjal, risiko 30% lebih tinggi terkena cedera ginjal akut, dan risiko 215% lebih tinggi terkena penyakit ginjal stadium akhir.
Penyakit ginjal stadium akhir biasanya merupakan hasil akhir dari penyakit ginjal yang sudah berlangsung lama. Terkadang, kondisi ini akan diikuti dengan gagal ginjal akut.
Sementara dampak Covid-19 pada ginjal masih belum jelas, beberapa peneliti berspekulasi organ tersebut rentan terhadap infeksi karena reseptornya yang memungkinkan virus menempel, menyerang, dan membuat salinan dirinya sendiri, yang berpotensi merusak jaringan organ.
Reseptor serupa telah ditemukan di paru-paru dan jantung, menjelaskan mengapa organ-organ tersebut adalah yang pertama menyerah pada virus. Masalah ginjal setelah infeksi virus juga bisa disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Teori ketiga menunjukkan bahwa respons imun terhadap Covid-19 pada beberapa individu dapat memicu badai sitokin yakni protein kecil yang membantu sel berkomunikasi saat sistem kekebalan menangkis infeksi.
Dilansir dari Express, Minggu (5/9) ada penelitian yang berkembang yang menyoroti bahaya yang ditimbulkan virus pada ginjal.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pasien Covid-19 memiliki kadar protein yang tinggi dalam urin dan kerja darah yang tidak normal. Penulis senior Zyad Al-Aly, MD, asisten profesor kedokteran di Universitas Washington, mengatakan 510.000 pasien Covid-19 mengalami cedera atau penyakit ginjal.
"Temuan kami menekankan pentingnya memperhatikan fungsi ginjal dan penyakit dalam merawat pasien yang memiliki Covid-19," kata Zyad.
Para peneliti mengambil data dari lebih dari 1,7 juta veteran AS yang sehat dan positif Covid-19. Dari para veteran, 89.216 telah mengkonfirmasi diagnosis Covid-19, dan berhasil melewati fase infeksi akut yakni 30 hari pertama penyakit.
Di antara pasien Covid-19, 12.376 dirawat di rumah sakit, termasuk 4.146 yang dirujuk ke unit ICU.
"Risiko penurunan fungsi ginjal paling tinggi di antara orang-orang yang berada di ICU. Namun, penting untuk dicatat bahwa risiko meluas ke semua pasien, bahkan mereka yang memiliki kasus Covid-19 yang lebih ringan," jelas Zyad.
Temuan mengungkapkan bahwa pasien yang tertular virus memiliki risiko 15% lebih tinggi menderita peristiwa ginjal yang merugikan seperti penyakit ginjal, risiko 30% lebih tinggi terkena cedera ginjal akut, dan risiko 215% lebih tinggi terkena penyakit ginjal stadium akhir.
Penyakit ginjal stadium akhir biasanya merupakan hasil akhir dari penyakit ginjal yang sudah berlangsung lama. Terkadang, kondisi ini akan diikuti dengan gagal ginjal akut.
Sementara dampak Covid-19 pada ginjal masih belum jelas, beberapa peneliti berspekulasi organ tersebut rentan terhadap infeksi karena reseptornya yang memungkinkan virus menempel, menyerang, dan membuat salinan dirinya sendiri, yang berpotensi merusak jaringan organ.
Reseptor serupa telah ditemukan di paru-paru dan jantung, menjelaskan mengapa organ-organ tersebut adalah yang pertama menyerah pada virus. Masalah ginjal setelah infeksi virus juga bisa disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Teori ketiga menunjukkan bahwa respons imun terhadap Covid-19 pada beberapa individu dapat memicu badai sitokin yakni protein kecil yang membantu sel berkomunikasi saat sistem kekebalan menangkis infeksi.
(dra)