Waspada! Penyintas Covid-19 Bisa Alami Serangan Jantung Setelah Sembuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa penyintas Covid-19 melaporkan kejadian buruk paskasembuh, salah satunya adalah serangan jantung . Apakah ini dampak dari serangan virus corona sebelumnya atau memang penyintas sudah punya faktor risiko untuk mengalami serangan jantung?
Laporan Times of India melaporkan dua orang penyintas Covid-19 mengalami serangan jantung pascasembuh beberapa hari. Padahal, menurut penuturan penyintas, mereka menjalani pola hidup yang sehat.
Adalah Priyansh Rai, berusia 35 tahun, mengalami serangan jantung pertamanya beberapa minggu setelah sembuh dari Covid-19 pada Mei. Kemudian, penyintas berikutnya adalah Rehana Kapoor, 47 tahun, yang juga mengeluhkan serangan jantung diawali dengan nyeri dada hebat.
Bagaimana dunia medis melihat fenomena ini?
Sebuah studi yang dilakukan di Oxford ternyata mengungkapkan bahwa memang ada hubungan antara Covid-19 dengan peningkatan risiko serangan jantung.
"Lebih dari 50% atau 5 dari setiap 10 pasien Covid-19 dengan infeksi parah memiliki peluang atau risiko tinggi serangan jantung pada beberapa hari atau minggu paskasembuh," terang studi tersebut.
Pada beberapa kasus telah dibuktikan juga melalui beberapa studi bahwa mereka yang sama sekali tidak memiliki faktor risiko masalah kesehatan jantung, ketika terinfeksi Covid-19, risikonya meningkat.
Lantas, bagaimana dokter menilai adanya hubungan antara Covid-19 dengan masalah jantung?
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa virus SARS-CoV2 itu menyebabkan peradangan dalam tubuh dan dapat menjadi masalah serius setelahnya. Bukan hanya paru-paru kerusakan yang diakibatkan virus tersebut, tetapi juga bisa sampai ke otak. Bahkan, penelitian besar-besaran telah menyoroti betapa seriusnya virus ini terhadap kesehatan tubuh.
Nah, jantung pun menjadi sasaran lain dari infeksi virus corona ini. Alasan utamanya ialah peradangan yang meluas dan kerusakan miokard.
Dokter Anil Kumar R, seorang konsultan senior ahli jantung dari Aster Center of Excellence di Cardiac Sciences, Aster Medcity, Kochi, menerangkan bahwa peradangan ekstrem yang disebabkan oleh virus dapat menyebabkan masalah selama infeksi Covid-19 terjadi peradangan akut di pembuluh darah.
"Pembekuan darah ini yang menyebabkan kerusakan dan mengakibatkan masalah jantung. Risiko penyakit jantung pun kami rasa meningkat pada pasien Covid-19 karena peradangan di tubuh mereka meningkat pesat, terlebih beberapa pasien mengalami masalah jantung di saat-saat kritis," terang dr Kumar, dikutip Senin (6/9).
Ia menambahkan, "Sebagian besar kasus serangan jantung pada pasien maupun penyintas Covid-19 itu muncul pada bulan pertama atau setelah pulih."
Parahnya, ketika si pasien Covid-19 memang sudah memiliki komorbid masalah jantung sebelumnya, karena ini membuat mereka rentan terhadap komplikasi Covid-19.
"Virus itu sendiri dapat menyebabkan banyak masalah seperti kerusakan pembuluh darah dan keracunan virus yang memicu penyakit dan melemahkan otot-otot jantung. Ini membuat infeksi Covid-19 menjadi parah dan semakin mengancam," timpal Senior Director-Clinical Cardiology and Research at Medanta, The Medicity, dr Sanjay Mittal.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Dari beberapa laporan medis penyintas Covid-19 yang melaporkan serangan jantung, dokter coba merangkumkan beberapa gejala yang perlu diwaspadai agar para penyintas dapat mengenali tanda-tanda peringatan dan segera melapor ke dokter jika dirasa perlu.
Berikut beberapa gejalanya.
1. Nyeri dada tiba-tiba.
2. Berkeringat, nyeri di sekitar bahu atau rahang.
3. Aritmia atau detak jantung tidak teratur dan tidak menentu.
4. Jantung berdebar tiba-tiba.
5. Pembekuan darah.
"Statistik juga menunjukkan bahwa kasus yang berkaitan dengan meningkatkan risiko serangan jantung atau gagal jantung pada penyintas Covid-19 itu terlihat pada 3 bulan pertama paskasembuh. Jadi, mulai perhatikan semua tanda-tanda yang muncul untuk mengurangi risiko keparahan," tambah laporan tersebut.
Laporan Times of India melaporkan dua orang penyintas Covid-19 mengalami serangan jantung pascasembuh beberapa hari. Padahal, menurut penuturan penyintas, mereka menjalani pola hidup yang sehat.
Adalah Priyansh Rai, berusia 35 tahun, mengalami serangan jantung pertamanya beberapa minggu setelah sembuh dari Covid-19 pada Mei. Kemudian, penyintas berikutnya adalah Rehana Kapoor, 47 tahun, yang juga mengeluhkan serangan jantung diawali dengan nyeri dada hebat.
Bagaimana dunia medis melihat fenomena ini?
Sebuah studi yang dilakukan di Oxford ternyata mengungkapkan bahwa memang ada hubungan antara Covid-19 dengan peningkatan risiko serangan jantung.
"Lebih dari 50% atau 5 dari setiap 10 pasien Covid-19 dengan infeksi parah memiliki peluang atau risiko tinggi serangan jantung pada beberapa hari atau minggu paskasembuh," terang studi tersebut.
Pada beberapa kasus telah dibuktikan juga melalui beberapa studi bahwa mereka yang sama sekali tidak memiliki faktor risiko masalah kesehatan jantung, ketika terinfeksi Covid-19, risikonya meningkat.
Lantas, bagaimana dokter menilai adanya hubungan antara Covid-19 dengan masalah jantung?
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa virus SARS-CoV2 itu menyebabkan peradangan dalam tubuh dan dapat menjadi masalah serius setelahnya. Bukan hanya paru-paru kerusakan yang diakibatkan virus tersebut, tetapi juga bisa sampai ke otak. Bahkan, penelitian besar-besaran telah menyoroti betapa seriusnya virus ini terhadap kesehatan tubuh.
Nah, jantung pun menjadi sasaran lain dari infeksi virus corona ini. Alasan utamanya ialah peradangan yang meluas dan kerusakan miokard.
Dokter Anil Kumar R, seorang konsultan senior ahli jantung dari Aster Center of Excellence di Cardiac Sciences, Aster Medcity, Kochi, menerangkan bahwa peradangan ekstrem yang disebabkan oleh virus dapat menyebabkan masalah selama infeksi Covid-19 terjadi peradangan akut di pembuluh darah.
"Pembekuan darah ini yang menyebabkan kerusakan dan mengakibatkan masalah jantung. Risiko penyakit jantung pun kami rasa meningkat pada pasien Covid-19 karena peradangan di tubuh mereka meningkat pesat, terlebih beberapa pasien mengalami masalah jantung di saat-saat kritis," terang dr Kumar, dikutip Senin (6/9).
Ia menambahkan, "Sebagian besar kasus serangan jantung pada pasien maupun penyintas Covid-19 itu muncul pada bulan pertama atau setelah pulih."
Parahnya, ketika si pasien Covid-19 memang sudah memiliki komorbid masalah jantung sebelumnya, karena ini membuat mereka rentan terhadap komplikasi Covid-19.
"Virus itu sendiri dapat menyebabkan banyak masalah seperti kerusakan pembuluh darah dan keracunan virus yang memicu penyakit dan melemahkan otot-otot jantung. Ini membuat infeksi Covid-19 menjadi parah dan semakin mengancam," timpal Senior Director-Clinical Cardiology and Research at Medanta, The Medicity, dr Sanjay Mittal.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Dari beberapa laporan medis penyintas Covid-19 yang melaporkan serangan jantung, dokter coba merangkumkan beberapa gejala yang perlu diwaspadai agar para penyintas dapat mengenali tanda-tanda peringatan dan segera melapor ke dokter jika dirasa perlu.
Berikut beberapa gejalanya.
1. Nyeri dada tiba-tiba.
2. Berkeringat, nyeri di sekitar bahu atau rahang.
3. Aritmia atau detak jantung tidak teratur dan tidak menentu.
4. Jantung berdebar tiba-tiba.
5. Pembekuan darah.
"Statistik juga menunjukkan bahwa kasus yang berkaitan dengan meningkatkan risiko serangan jantung atau gagal jantung pada penyintas Covid-19 itu terlihat pada 3 bulan pertama paskasembuh. Jadi, mulai perhatikan semua tanda-tanda yang muncul untuk mengurangi risiko keparahan," tambah laporan tersebut.
(tsa)