Benarkah Penyintas Covid-19 Berisiko Terkena Rematik Autoimun?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sembuh dari Covid-19 tidak membuat seseorang pulih seutuhnya. Ini dibuktikan oleh laporan secara global bahwa 50 persen dari penyintas Covid-19 masih memiliki beberapa gejala gangguan muskuloskeletal yang menetap dalam jangka waktu cukup lama, bahkan hingga 6-9 bulan setelah infeksi.
Kondisi tersebut biasa disebut dengan long Covid-19 . Kondisi tersebut bahkan sangat mungkin disertai dengan gangguan pada sistem organ lain, terutama paru dan jantung.
Gangguan muskuloskeletal yang paling banyak dilaporkan antara lain kelemahan lengan atau tungkai, nyeri otot, nyeri sendi, kekakuan, bengkak, dan kesemutan. Beberapa melaporkan juga masalah fatigue atau kelelahan.
Baca juga: Kunjungi Rumah Raffi Ahmad, Fadil Jaidi Tawari Rayyanza Agar-Agar Gambar Masjid
"Pasien-pasien yang mengalami keluhan-keluhan yang menetap ini bukan hanya pasien yang sebelumnya dengan infeksi Covid-19 sedang hingga berat, tapi banyak juga pasien gejala ringan yang mengalami long Covid-19," terang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi RS Pondok Indah - Pondok Indah, Dr. dr. Rudy Hidayat, SpPD-KR, dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal, Sabtu (11/12/2021).
Nah, terkait dengan penyintas Covid-19 berisiko mengalami rematik autoimun, dr Rudy menjelaskan bahwa rematik autoimun itu sendiri adalah hasil interaksi adanya faktor genetik yang memudahkan munculnya kondisi autoimun, ditambah dengan faktor lingkungan.
"Faktor lingkungan yang banyak diteliti salah satunya adalah infeksi virus. Namun, pada infeksi Covid-19 belum cukup data untuk memastikan bahwa Covid-19 menyebabkan seseorang alami rematik autoimun," terang dr Rudy.
Dia melanjutkan, para ahli saat ini sedang melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan besar itu, karena dari berbagai observasi selama ini, kemungkinan tersebut cukup besar.
"Bahkan, beberapa jurnal melaporkan adanya pasien-pasien yang didiagnosis arthritis rheumatoid (RA) pasca Covid-19. Namun, hasil penelitian belum diungkap secara luas," lanjutnya.
Dokter Rudy menyarankan kepada masyarakat, khususnya untuk penyintas Covid-19 agar tidak ragu berkonsultasi pada dokter jika mengalami kondisi yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari pasca sembuh dari Covid-19.
Baca juga: Carla Yules Tampil Memukau di Fast Track Top Model Miss World 2021
"Jika Anda adalah penyintas Covid-19, tapi merasa mengalami gejala post-covid-19 yang menuju kepada gejala rematik ataupun penyakit rematik autoimun, jangan ragu berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam konsultan reumatologi. Penanganan dini pada gejala dapat membantu mempercepat pemulihan," tutupnya.
Kondisi tersebut biasa disebut dengan long Covid-19 . Kondisi tersebut bahkan sangat mungkin disertai dengan gangguan pada sistem organ lain, terutama paru dan jantung.
Gangguan muskuloskeletal yang paling banyak dilaporkan antara lain kelemahan lengan atau tungkai, nyeri otot, nyeri sendi, kekakuan, bengkak, dan kesemutan. Beberapa melaporkan juga masalah fatigue atau kelelahan.
Baca juga: Kunjungi Rumah Raffi Ahmad, Fadil Jaidi Tawari Rayyanza Agar-Agar Gambar Masjid
"Pasien-pasien yang mengalami keluhan-keluhan yang menetap ini bukan hanya pasien yang sebelumnya dengan infeksi Covid-19 sedang hingga berat, tapi banyak juga pasien gejala ringan yang mengalami long Covid-19," terang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi RS Pondok Indah - Pondok Indah, Dr. dr. Rudy Hidayat, SpPD-KR, dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal, Sabtu (11/12/2021).
Nah, terkait dengan penyintas Covid-19 berisiko mengalami rematik autoimun, dr Rudy menjelaskan bahwa rematik autoimun itu sendiri adalah hasil interaksi adanya faktor genetik yang memudahkan munculnya kondisi autoimun, ditambah dengan faktor lingkungan.
"Faktor lingkungan yang banyak diteliti salah satunya adalah infeksi virus. Namun, pada infeksi Covid-19 belum cukup data untuk memastikan bahwa Covid-19 menyebabkan seseorang alami rematik autoimun," terang dr Rudy.
Dia melanjutkan, para ahli saat ini sedang melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan besar itu, karena dari berbagai observasi selama ini, kemungkinan tersebut cukup besar.
"Bahkan, beberapa jurnal melaporkan adanya pasien-pasien yang didiagnosis arthritis rheumatoid (RA) pasca Covid-19. Namun, hasil penelitian belum diungkap secara luas," lanjutnya.
Dokter Rudy menyarankan kepada masyarakat, khususnya untuk penyintas Covid-19 agar tidak ragu berkonsultasi pada dokter jika mengalami kondisi yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari pasca sembuh dari Covid-19.
Baca juga: Carla Yules Tampil Memukau di Fast Track Top Model Miss World 2021
"Jika Anda adalah penyintas Covid-19, tapi merasa mengalami gejala post-covid-19 yang menuju kepada gejala rematik ataupun penyakit rematik autoimun, jangan ragu berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam konsultan reumatologi. Penanganan dini pada gejala dapat membantu mempercepat pemulihan," tutupnya.
(nug)