Mengenal Spinal Cord Injury, Kondisi yang Dialami Laura Anna Sebelum Meninggal Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selebgram Edelenyi Laura Anna belakangan menjadi sorotan warganet. Ia mengalami kecelakaan hingga lumpuh dan melaporkan sang mantan kekasih, Gaga Muhammad, ke polisi untuk mencari keadilan untuknya.
Pasalnya, perempuan berdarah Hungaria ini, harus menderita kelumpuhan usai mengalami kecelakaan bersama Gaga pada 8 Desember 2019 silam. Akibat kecelakaan itu, Laura Anna didiagnosis menderita spinal cord injury (SCI) atau cedera sumsum tulang belakang. Dan akhirnya selebgram inipun meninggal dunia.
Melansir dari Mayo Clinic, cedera tulang belakang terjadi ketika adanya kerusakan pada bagian sumsum tulang belakang atau saraf di ujung kanal tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan perubahan permanen pada kekuatan, sensasi, dan fungsi tubuh lainnya di lokasi cedera.
Seperti kita tahu, sumsum tulang belakang terdiri dari kumpulan saraf yang dari bagian bawah otak hingga ke punggung Anda. Ada 31 pasang saraf yang ada di bagian sumsum tulang belakang.
Mengutip dari situs Medicine Net, cedera pada bagian atas sumsum tulang belakang dapat menyebabkan quadriplegia atau kelumpuhan di kedua lengan dan kedua kaki. Tetapi jika cedera pada sumsum tulang belakang terjadi bagian lebih bawah, maka itu dapat menyebabkan paraplegia atau kelumpuhan kedua kaki saja.
Gejala Spinal Cord Injury:
Tidak bisa bergerak
Kehilangan atau perubahan sensasi, termasuk kemampuan untuk merasakan panas, dingin, dan sentuhan
Kehilangan kontrol usus atau kandung kemih
Aktivitas refleks yang berlebihan atau kejang
Perubahan fungsi seksual
Rasa sakit atau sensasi menyengat yang disebabkan oleh kerusakan pada serabut saraf di sumsum tulang belakang
Kesulitan bernapas, batuk atau mengeluarkan sekresi dari paru-paru
Gejala spinal cord injury setelah terjadi kecelakaan dapat meliputi:
Nyeri punggung yang ekstrem atau tekanan di leher, kepala, atau punggung
Kelemahan, inkoordinasi, atau kelumpuhan di bagian tubuh mana pun
Mati rasa, kesemutan atau hilangnya sensasi di tangan, jari tangan, kaki atau jari kaki
Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus
Kesulitan dengan keseimbangan dan berjalan
Gangguan pernapasan setelah cedera
Leher atau punggung yang posisinya aneh atau bengkok
Pengobatan
Siapa pun yang cedera atau trauma signifikan di bagian kepala atau leher memerlukan evaluasi medis segera untuk mengecek apakah ada kemungkinan mengalami cedera tulang belakang.
Menurut situs kesehatan Medicine Net, setelah cedera tulang belakang didiagnosis, pasien mungkin mulai diberikan steroid dosis tinggi. Steroid ini dapat membantu mengurangi jumlah kerusakan pada sumsum tulang belakang dengan mengurangi peradangan dan pembengkakan.
Tetapi, ada risiko yang terkait dengan penggunaan steroid untuk cedera tulang belakang. Dokter biasanya membantu memutuskan apakah steroid sesuai dengan kondisi pasien. Selain itu, penggunaan steroid hanya bermanfaat bila digunakan dalam waktu delapan jam setelah cedera.
Banyak kasus cedera tulang belakang juga diobati dengan operasi. Setelah tindakan medis itu, sebagian besar perawatan ditujukan untuk rehabilitasi, termasuk metode untuk membantu pasien memaksimalkan fungsi. Biasanya pengobatan ini melalui terapi fisik, okupasi, serta penggunaan alat bantu.
Pasalnya, perempuan berdarah Hungaria ini, harus menderita kelumpuhan usai mengalami kecelakaan bersama Gaga pada 8 Desember 2019 silam. Akibat kecelakaan itu, Laura Anna didiagnosis menderita spinal cord injury (SCI) atau cedera sumsum tulang belakang. Dan akhirnya selebgram inipun meninggal dunia.
Melansir dari Mayo Clinic, cedera tulang belakang terjadi ketika adanya kerusakan pada bagian sumsum tulang belakang atau saraf di ujung kanal tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan perubahan permanen pada kekuatan, sensasi, dan fungsi tubuh lainnya di lokasi cedera.
Seperti kita tahu, sumsum tulang belakang terdiri dari kumpulan saraf yang dari bagian bawah otak hingga ke punggung Anda. Ada 31 pasang saraf yang ada di bagian sumsum tulang belakang.
Mengutip dari situs Medicine Net, cedera pada bagian atas sumsum tulang belakang dapat menyebabkan quadriplegia atau kelumpuhan di kedua lengan dan kedua kaki. Tetapi jika cedera pada sumsum tulang belakang terjadi bagian lebih bawah, maka itu dapat menyebabkan paraplegia atau kelumpuhan kedua kaki saja.
Gejala Spinal Cord Injury:
Tidak bisa bergerak
Kehilangan atau perubahan sensasi, termasuk kemampuan untuk merasakan panas, dingin, dan sentuhan
Kehilangan kontrol usus atau kandung kemih
Aktivitas refleks yang berlebihan atau kejang
Perubahan fungsi seksual
Rasa sakit atau sensasi menyengat yang disebabkan oleh kerusakan pada serabut saraf di sumsum tulang belakang
Kesulitan bernapas, batuk atau mengeluarkan sekresi dari paru-paru
Gejala spinal cord injury setelah terjadi kecelakaan dapat meliputi:
Nyeri punggung yang ekstrem atau tekanan di leher, kepala, atau punggung
Kelemahan, inkoordinasi, atau kelumpuhan di bagian tubuh mana pun
Mati rasa, kesemutan atau hilangnya sensasi di tangan, jari tangan, kaki atau jari kaki
Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus
Kesulitan dengan keseimbangan dan berjalan
Gangguan pernapasan setelah cedera
Leher atau punggung yang posisinya aneh atau bengkok
Pengobatan
Siapa pun yang cedera atau trauma signifikan di bagian kepala atau leher memerlukan evaluasi medis segera untuk mengecek apakah ada kemungkinan mengalami cedera tulang belakang.
Menurut situs kesehatan Medicine Net, setelah cedera tulang belakang didiagnosis, pasien mungkin mulai diberikan steroid dosis tinggi. Steroid ini dapat membantu mengurangi jumlah kerusakan pada sumsum tulang belakang dengan mengurangi peradangan dan pembengkakan.
Tetapi, ada risiko yang terkait dengan penggunaan steroid untuk cedera tulang belakang. Dokter biasanya membantu memutuskan apakah steroid sesuai dengan kondisi pasien. Selain itu, penggunaan steroid hanya bermanfaat bila digunakan dalam waktu delapan jam setelah cedera.
Banyak kasus cedera tulang belakang juga diobati dengan operasi. Setelah tindakan medis itu, sebagian besar perawatan ditujukan untuk rehabilitasi, termasuk metode untuk membantu pasien memaksimalkan fungsi. Biasanya pengobatan ini melalui terapi fisik, okupasi, serta penggunaan alat bantu.
(wur)