KIPI Lebih Rendah, Pemberian Vaksin Covid-19 pada Anak Dinilai Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah sudah menjalankan program pemberian vaksin Covid-19 pada anak-anak sejak 14 Desember 2021. Sejauh ini, Komnas KIPI menemukan fakta yang cukup menarik.
Ketua Komnas KIPI, Prof. Hindra Irawan Satari menuturkan, selama satu bulan lebih berjalan, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau efek samping pasca vaksin pada anak-anak usia 6-11 tahun justru lebih sedikit dibanding KIPI pada orang dewasa.
"Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi tidak benar jika KIPI pada anak lebih tinggi," ungkap Prof. Hindra, seperti dikutip dari siaran media resmi Kementerian Kesehatan, Selasa, 25 Januari 2022.
Baca juga: Jangan Panik, Begini Langkah Pertolongan Pertama saat Terjadi Serangan Jantung
Berdasarkan catatan data Komnas KIPI, persentase KIPI serius berdasarkan kelompok usia, terbanyak ada di grup usia 31-45 tahun, dengan jumlah laporan KIPI sebanyak 122 kasus.
Pada usia 18-30 tahun 97 kasus, usia di atas 59 tahun sebanyak 77 kasus, usia 46-59 tahun 68 kasus, usia anak remaja 12-17 tahun ada 19 kasus, dan terakhir untuk anak-anak umur 6-11 tahun dilaporkan ada 1 kasus KIPI serius.
Berkaca pada data laporan di atas yang memperlihatkan tingkat KIPI serius jauh lebih rendah pada anak-anak. Sehingga, ini jadi salah satu bukti bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun memang aman.
Hasil uji klinis juga menunjukkan tidak ada efek yang serius dari penyuntikan vaksinasi Covid-19. Jika ada KIPI pun, sifatnya ringan dan mudah diatasi.
"Dari uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac yang telah kami lakukan pada anak dan remaja usia 3-17 tahun menunjukkan bahwa reaksi yang dialami cenderung ringan, mayoritas mengalami nyeri lokal, diikuti demam dan batuk. Tidak ada laporan yang KIPI serius pada kelompok yang diberi vaksin," jelas Prof. Hindra.
Efek samping setelah selesai menerima vaksin Covid-19, merupakan sesuatu yang wajar. Pada reaksi ringan, ujar Prof Hindra, solusinya adalah segera istirahat pasca vaksinasi.
Apabila mengalami demam, dianjurkan segera minum obat sesuai dosis dan minum air mineral yang cukup. Sementara, efek nyeri di tempat suntikan bisa diatasi dengan cara tetap menggerakkan tangan dan mengompres titik nyeri dengan air dingin.
Patut menjadi perhatian para orang tua, jika anak masih demam setelah 48 jam divaksin. Maka anak harus segera isolasi mandiri dan melakukan swab tes Covid-19. Jika keluhan tidak berkurang, segera hubungi nomor kontak petugas kesehatan yang tertera di kartu vaksinasi atau fasyankes terdekat.
Baca juga: Kenali 4 Gejala Awal Serangan Jantung seperti yang Dialami Putri Nurul Arifin
Sebagai informasi, sampai dengan Minggu 23 Januari 2022, dari total target sasaran kurang lebih 26,4 juta anak. Sudah sebanyak 13,7 juta anak atau 51,9 persen yang telah menerima vaksinasi dosis pertama, dan 1,6 juta anak atau 6,3 persen yang sudah divaksin Covid-19 dosis kedua (full dose).
Lihat Juga: Kemenkes Tegaskan Suntik Imunisasi Vaksin Ganda Tidak Sebabkan Kematian Langsung pada Bayi
Ketua Komnas KIPI, Prof. Hindra Irawan Satari menuturkan, selama satu bulan lebih berjalan, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau efek samping pasca vaksin pada anak-anak usia 6-11 tahun justru lebih sedikit dibanding KIPI pada orang dewasa.
"Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi tidak benar jika KIPI pada anak lebih tinggi," ungkap Prof. Hindra, seperti dikutip dari siaran media resmi Kementerian Kesehatan, Selasa, 25 Januari 2022.
Baca juga: Jangan Panik, Begini Langkah Pertolongan Pertama saat Terjadi Serangan Jantung
Berdasarkan catatan data Komnas KIPI, persentase KIPI serius berdasarkan kelompok usia, terbanyak ada di grup usia 31-45 tahun, dengan jumlah laporan KIPI sebanyak 122 kasus.
Pada usia 18-30 tahun 97 kasus, usia di atas 59 tahun sebanyak 77 kasus, usia 46-59 tahun 68 kasus, usia anak remaja 12-17 tahun ada 19 kasus, dan terakhir untuk anak-anak umur 6-11 tahun dilaporkan ada 1 kasus KIPI serius.
Berkaca pada data laporan di atas yang memperlihatkan tingkat KIPI serius jauh lebih rendah pada anak-anak. Sehingga, ini jadi salah satu bukti bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun memang aman.
Hasil uji klinis juga menunjukkan tidak ada efek yang serius dari penyuntikan vaksinasi Covid-19. Jika ada KIPI pun, sifatnya ringan dan mudah diatasi.
"Dari uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac yang telah kami lakukan pada anak dan remaja usia 3-17 tahun menunjukkan bahwa reaksi yang dialami cenderung ringan, mayoritas mengalami nyeri lokal, diikuti demam dan batuk. Tidak ada laporan yang KIPI serius pada kelompok yang diberi vaksin," jelas Prof. Hindra.
Efek samping setelah selesai menerima vaksin Covid-19, merupakan sesuatu yang wajar. Pada reaksi ringan, ujar Prof Hindra, solusinya adalah segera istirahat pasca vaksinasi.
Apabila mengalami demam, dianjurkan segera minum obat sesuai dosis dan minum air mineral yang cukup. Sementara, efek nyeri di tempat suntikan bisa diatasi dengan cara tetap menggerakkan tangan dan mengompres titik nyeri dengan air dingin.
Patut menjadi perhatian para orang tua, jika anak masih demam setelah 48 jam divaksin. Maka anak harus segera isolasi mandiri dan melakukan swab tes Covid-19. Jika keluhan tidak berkurang, segera hubungi nomor kontak petugas kesehatan yang tertera di kartu vaksinasi atau fasyankes terdekat.
Baca juga: Kenali 4 Gejala Awal Serangan Jantung seperti yang Dialami Putri Nurul Arifin
Sebagai informasi, sampai dengan Minggu 23 Januari 2022, dari total target sasaran kurang lebih 26,4 juta anak. Sudah sebanyak 13,7 juta anak atau 51,9 persen yang telah menerima vaksinasi dosis pertama, dan 1,6 juta anak atau 6,3 persen yang sudah divaksin Covid-19 dosis kedua (full dose).
Lihat Juga: Kemenkes Tegaskan Suntik Imunisasi Vaksin Ganda Tidak Sebabkan Kematian Langsung pada Bayi
(nug)