6 Tradisi untuk Janda di India, Nomor Terakhir Mirip Karantina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tradisi untuk janda di India ternyata cukup unik dan banyak. Namun hanya beberapa saja yang mengandung kesedihan dan rasa sakit yang dialami seorang janda kala kehilangan pasangan hidupnya ditambah tradisi-tradisi ini.
Meskipun banyak yang telah berubah dan dilarang, tetapi ada begitu banyak kebiasaan yang masih dilakukan diikuti oleh para janda. Apa saja? Simak selengkapnya berikut ini, dikutip dari Vagabomb, Jumat (25/2/2022).
1. Mengenakan kain sari putih
Tradisi untuk janda di India yang pertama adalah mengenakan kain sari putih. Dalam agama Hindu, putih dianggap sebagai warna berkabung dan sering kali menjadi warna yang dipakai seseorang untuk upacara pemakaman atau peringatan.
Di bagian utara dan tengah India, diyakini bahwa seorang janda harus terus-menerus berkabung setelah suaminya meninggal. Dia dipaksa untuk menghiasi sari putih atau warna yang mendekati putih selama sisa hidupnya sejak hari kematian suaminya.
2. Pelepasan identitas dan kekayaan
Tradisi untuk janda di India berikutnya adalah pelepasan identitas dan kekayaan. Di beberapa bagian UP, Haryana, dan Rajasthan, begitu suami seorang wanita meninggal, dia langsung disebut sebagai objek belaka, bahkan hak asasi manusia yang mendasar pun akan diambil darinya.
Tak hanya itu, sang janda akan kehilangan warisan dari keluarga suaminya dan diimbau untuk mengurangi dietnya secara signifikan, kadang-kadang menjadi hanya satu kali sehari, atau menjadi vegetarian jika dia kerap makan daging ketika suaminya masih hidup.
3. Tak tersentuh di Desa Vrindavan
Tradisi untuk janda di India selanjutnya adalah tak tersentuh di Desa Vrindavan. Beberapa desa di India utara masih mengucilkan janda setelah kematian suami mereka sampai saat ini.
Desa Vrindavan hanyalah salah satu contoh kota yang penuh dengan janda-janda yang kehilangan kekayaan dan martabat mereka hingga dikutuk menjadi pengemis yang sangat hina. Sebagian besar, janda juga dianggap 'tak tersentuh', dan masih diyakini bahwa penglihatan atau sentuhan sekecil para janda dapat membawa nasib buruk bagi orang yang menerimanya.
4. Dilarang berdandan
Tradisi untuk janda di India lainnya adalah dilarang berdandan. Ketika seorang suami meninggal, sang janda harus mematahkan gelang pemberian suaminya untuk menandai akhir dari bagian hidupnya.
Janda kemudian dilarang memanjakan diri dalam kesombongan dan meningkatkan penampilannya dengan riasan, perhiasan, atau pakaian berhias. Dalam kasus yang lebih ekstrim, wanita diharuskan mencukur rambut mereka dan tidak diperbolehkan menumbuhkan rambut selama sisa hidup mereka.
5. Pantang
Tradisi untuk janda di India kelima adalah mengurung seorang janda untuk hidup berpantang. Dalam tradisi ini, ketika seorang wanita menjanda, dia akan dilarang menikah lagi atau mencari kekasih karena takut mewariskan 'nasib buruk' kepada pria berikutnya.
6. Tinggal di ashram
Tradisi untuk janda di India terakhir adalah tinggal di ashram. Di kota-kota seperti Vrindavan dan Varanasi, para janda dari kota dan desa-desa tetangga dikirim ke rumah-rumah atau ashram yang dibatasi layaknya karantina.
Para janda akan hidup berdampingan dalam solidaritas, tetapi terbatas dan dalam kesendirian. Di sana, mereka bertahan hidup dengan sumbangan dan menjalani hari-hari dengan meminta sedekah dan makanan dari warga sekitar. Dalam beberapa kasus ekstrem, perempuan harus melakukan prostitusi demi bertahan hidup.
Meskipun banyak yang telah berubah dan dilarang, tetapi ada begitu banyak kebiasaan yang masih dilakukan diikuti oleh para janda. Apa saja? Simak selengkapnya berikut ini, dikutip dari Vagabomb, Jumat (25/2/2022).
1. Mengenakan kain sari putih
Tradisi untuk janda di India yang pertama adalah mengenakan kain sari putih. Dalam agama Hindu, putih dianggap sebagai warna berkabung dan sering kali menjadi warna yang dipakai seseorang untuk upacara pemakaman atau peringatan.
Di bagian utara dan tengah India, diyakini bahwa seorang janda harus terus-menerus berkabung setelah suaminya meninggal. Dia dipaksa untuk menghiasi sari putih atau warna yang mendekati putih selama sisa hidupnya sejak hari kematian suaminya.
2. Pelepasan identitas dan kekayaan
Tradisi untuk janda di India berikutnya adalah pelepasan identitas dan kekayaan. Di beberapa bagian UP, Haryana, dan Rajasthan, begitu suami seorang wanita meninggal, dia langsung disebut sebagai objek belaka, bahkan hak asasi manusia yang mendasar pun akan diambil darinya.
Tak hanya itu, sang janda akan kehilangan warisan dari keluarga suaminya dan diimbau untuk mengurangi dietnya secara signifikan, kadang-kadang menjadi hanya satu kali sehari, atau menjadi vegetarian jika dia kerap makan daging ketika suaminya masih hidup.
3. Tak tersentuh di Desa Vrindavan
Tradisi untuk janda di India selanjutnya adalah tak tersentuh di Desa Vrindavan. Beberapa desa di India utara masih mengucilkan janda setelah kematian suami mereka sampai saat ini.
Desa Vrindavan hanyalah salah satu contoh kota yang penuh dengan janda-janda yang kehilangan kekayaan dan martabat mereka hingga dikutuk menjadi pengemis yang sangat hina. Sebagian besar, janda juga dianggap 'tak tersentuh', dan masih diyakini bahwa penglihatan atau sentuhan sekecil para janda dapat membawa nasib buruk bagi orang yang menerimanya.
4. Dilarang berdandan
Tradisi untuk janda di India lainnya adalah dilarang berdandan. Ketika seorang suami meninggal, sang janda harus mematahkan gelang pemberian suaminya untuk menandai akhir dari bagian hidupnya.
Janda kemudian dilarang memanjakan diri dalam kesombongan dan meningkatkan penampilannya dengan riasan, perhiasan, atau pakaian berhias. Dalam kasus yang lebih ekstrim, wanita diharuskan mencukur rambut mereka dan tidak diperbolehkan menumbuhkan rambut selama sisa hidup mereka.
5. Pantang
Tradisi untuk janda di India kelima adalah mengurung seorang janda untuk hidup berpantang. Dalam tradisi ini, ketika seorang wanita menjanda, dia akan dilarang menikah lagi atau mencari kekasih karena takut mewariskan 'nasib buruk' kepada pria berikutnya.
6. Tinggal di ashram
Tradisi untuk janda di India terakhir adalah tinggal di ashram. Di kota-kota seperti Vrindavan dan Varanasi, para janda dari kota dan desa-desa tetangga dikirim ke rumah-rumah atau ashram yang dibatasi layaknya karantina.
Para janda akan hidup berdampingan dalam solidaritas, tetapi terbatas dan dalam kesendirian. Di sana, mereka bertahan hidup dengan sumbangan dan menjalani hari-hari dengan meminta sedekah dan makanan dari warga sekitar. Dalam beberapa kasus ekstrem, perempuan harus melakukan prostitusi demi bertahan hidup.
(hri)