Kisah Desa Fucking di Austria, Lelah Jadi Bahan Ejekan Akhirnya Ganti Nama
loading...
A
A
A
Desa Fucking ini diyakini telah didirikan pada abad ke-6 M oleh Focko, seorang bangsawan Bavaria. Wilayah Austria selama abad ini sebagian besar berada di bawah domain Kerajaan Ostrogoth dan dihuni campuran Kristen dan Pagan.
Keberadaan desa Fucking didokumentasikan untuk kali pertama pada 1070, dan catatan sejarah menunjukkan bahwa sekitar 20 tahun kemudian, ada beberapa perubahan ejaan. Dalam istilah Latin, digunakan Adalpertus de Fucingin.
Ejaan nama berkembang selama bertahun-tahun. Pada 1070 namanya berubah menjadi Vucchingen. Lalu pada 1303, nama tersebut berubah ejaan menjadi Fukching. Kemudian pada 1532 berubah menjadi Fugkhing, dan kemudian pada abad ke-18 berubah menjadi Fucking yang terus bertahan hingga 2020. Akhiran "-ing" adalah sufiks Jermanik kuno sehingga Fucking berarti "(tempat) orang-orang Focko".
Selama ini banyak turis berbahasa Inggris telah mampir untuk mengambil foto selfie di papan penunjuk jalan di pintu masuk desa. Mereka kadang-kadang melakukan pose mesum di papan penunjuk jalan itu untuk di-posting di media sosial.
Beberapa dari pengunjung bahkan dilaporkan telah mencuri rambu-rambu tersebut, sehingga pemerintah setempat menggunakan beton anti-pencurian saat memasang penggantinya.
Namun, pada akhirnya, mayoritas penduduk desa memutuskan bahwa berbagai ejekan itu sudah cukup.
Baca juga: 7 Artis Indonesia Pernah Jadi Guru, Nomor 3 dan 4 Dosen Universitas Indonesia
"Saya dapat memastikan bahwa desa itu diubah namanya," kata Andrea Holzner, Wali Kota Tarsdorf, kota tempat desa itu berada, seperti dikutip AFP, Rabu (9/3/2022).
Keberadaan desa Fucking didokumentasikan untuk kali pertama pada 1070, dan catatan sejarah menunjukkan bahwa sekitar 20 tahun kemudian, ada beberapa perubahan ejaan. Dalam istilah Latin, digunakan Adalpertus de Fucingin.
Ejaan nama berkembang selama bertahun-tahun. Pada 1070 namanya berubah menjadi Vucchingen. Lalu pada 1303, nama tersebut berubah ejaan menjadi Fukching. Kemudian pada 1532 berubah menjadi Fugkhing, dan kemudian pada abad ke-18 berubah menjadi Fucking yang terus bertahan hingga 2020. Akhiran "-ing" adalah sufiks Jermanik kuno sehingga Fucking berarti "(tempat) orang-orang Focko".
Selama ini banyak turis berbahasa Inggris telah mampir untuk mengambil foto selfie di papan penunjuk jalan di pintu masuk desa. Mereka kadang-kadang melakukan pose mesum di papan penunjuk jalan itu untuk di-posting di media sosial.
Beberapa dari pengunjung bahkan dilaporkan telah mencuri rambu-rambu tersebut, sehingga pemerintah setempat menggunakan beton anti-pencurian saat memasang penggantinya.
Namun, pada akhirnya, mayoritas penduduk desa memutuskan bahwa berbagai ejekan itu sudah cukup.
Baca juga: 7 Artis Indonesia Pernah Jadi Guru, Nomor 3 dan 4 Dosen Universitas Indonesia
"Saya dapat memastikan bahwa desa itu diubah namanya," kata Andrea Holzner, Wali Kota Tarsdorf, kota tempat desa itu berada, seperti dikutip AFP, Rabu (9/3/2022).
(nug)