Menkes Budi: Vaksin dan Terinfeksi Covid-19 Ciptakan Antibodi Paling Tinggi

Jum'at, 18 Maret 2022 - 19:52 WIB
loading...
Menkes Budi: Vaksin...
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan hasil survei serologi menunjukan apabila seseorang sudah diimunisasi dan terinfeksi Covid-19, maka memiliki antibodi paling tahan lama dan tinggi. Foto/Tangkapan layar Kemenkes
A A A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan hasil survei serologi menunjukan apabila seseorang sudah diimunisasi dan terinfeksi Covid-19, maka memiliki antibodi paling tahan lama dan tinggi.

Menkes Budi menambahkan bahwa serologi survei nasional dilakukan untuk mengetahui persentase kekebalan penduduk di Indonesia terhadap Covid-19. Di mana, pelaksanaan survei telah disponsori oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI).

“Hasil research menyatakan bahwa kalau antibodinya terbentuk karena kombinasi kedua hal tersebut. Jadi, kalau ada teman-teman sudah pernah kena terinfeksi Covid-19 kemudian divaksin atau sebaliknya, antibodinya paling tahan lama dan paling tinggi,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam YouTube Kemenkes, Jumat (18/3/2022)

Sebelumnya, ia mengatakan bahwa antibodi Covid-19 terbentuk berdasarkan dua hal, yaitu imunisasi yang membentuk antibodi dan terinfeksi virus yang juga akan membentuk antibodi. Sehingga jika ada seseorang yang pernah terinfeksi virus Covid-19 dan juga divaksinasi maka akan membentuk antibodi.



Dia mengatakan serologi survei yang dilakukan di Indonesia merupakan terbesar di dunia. Hasil survei akan menunjukkan persentase penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19.

"Survei ini memberikan hasil menunjukkan berapa persen penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap virus SARS Cov2,” jelasnya.

Sehubungan dengan itu, Budi mengatakan selain mengetahui persentase kekebalan penduduk terhadap Covid-19, hasil serologi survei juga akan digunakan pemerintah sebagai dasar kebijakan berbasis bukti.
Bisa menjadi tolak ukur atau pertimbangan dalam mengambil keputusan, seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Ke depannya kita seperti apa, baik policy mengenai vaksinasi, policy mengenai PPKM dan policy yang lainnya terkait dengan pandemi, akan kita buat berbasis data ini,” ucap Budi.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1149 seconds (0.1#10.140)