Omicron BA.2 Masih Terkendali, Menkes: Antibodi Kita Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan Omicron BA.2 di Indonesia masih terkendali. Budi pun bersyukur dengan kondisi tersebut di tengah gelombang Omicron .
Budi mengatakan bahwa secara ilmiah Indonesia lebih siap karena gencarkan vaksinasi . Jika melihat sejarahnya, negara lain lebih dulu melakukan vaksinasi, sehingga antibodi masyarakat Indonesia masih tinggi saat Omicron BA.2 menyerang.
"Lihat negara-negara lebih dini vaksinasi. Jadi, level antibodi atau titer antibodi kita masih relatif lebih tinggi dibandingkan mereka. Relatif masih lebih tahan pada saat gelombang Omicron BA.2 masuk," kata Budi dikutip dari YouTube Kementerian Kesehatan, Senin (21/3/2022)
Dalam kesempatan yang sama, Epidemiolog FKM UI, Prof Pandu Riyono menjelaskan hasil data survei serologi nasional. Di mana sebesar 73,9 persen menunjukkan antibodi responden kebal terhadap virus corona, meski belum menerima vaksin Covid-19.
"Ternyata mereka yang tidak terdeteksi (positif Covid-19) hampir 74 persen sudah mempunyai imunitas. Artinya, 74 persen penduduk kita pernah terinfeksi," jelas Prof Pandu.
Menurutnya, data tidak menunjukkan sistem deteksi Covid-19 Indonesia lemah. Pasalnya, tingkat tes Indonesia sudah cukup tinggi dan banyak penduduk Indonesia tidak bergejala saat positif Covid-19.
Mereka tidak menjalani tes karena tidak merasa terpapar Covid-19. Alhasil, kasus semacam ini tidak tercatat dalam sistem. Dengan demikian, Prof Pandu menyarankan agar pemerintah melakukan survei secara berkala.
"Supaya bisa mempunyai basis data. Apa yang kita rencanakan secara sistematik, ketika pemulihan, normalisasi kehidupan, meneruskan upaya vaksinasi, mengedukasi penduduk tentang protokol kesehatan," tutup Prof Pandu.
Budi mengatakan bahwa secara ilmiah Indonesia lebih siap karena gencarkan vaksinasi . Jika melihat sejarahnya, negara lain lebih dulu melakukan vaksinasi, sehingga antibodi masyarakat Indonesia masih tinggi saat Omicron BA.2 menyerang.
"Lihat negara-negara lebih dini vaksinasi. Jadi, level antibodi atau titer antibodi kita masih relatif lebih tinggi dibandingkan mereka. Relatif masih lebih tahan pada saat gelombang Omicron BA.2 masuk," kata Budi dikutip dari YouTube Kementerian Kesehatan, Senin (21/3/2022)
Dalam kesempatan yang sama, Epidemiolog FKM UI, Prof Pandu Riyono menjelaskan hasil data survei serologi nasional. Di mana sebesar 73,9 persen menunjukkan antibodi responden kebal terhadap virus corona, meski belum menerima vaksin Covid-19.
"Ternyata mereka yang tidak terdeteksi (positif Covid-19) hampir 74 persen sudah mempunyai imunitas. Artinya, 74 persen penduduk kita pernah terinfeksi," jelas Prof Pandu.
Menurutnya, data tidak menunjukkan sistem deteksi Covid-19 Indonesia lemah. Pasalnya, tingkat tes Indonesia sudah cukup tinggi dan banyak penduduk Indonesia tidak bergejala saat positif Covid-19.
Mereka tidak menjalani tes karena tidak merasa terpapar Covid-19. Alhasil, kasus semacam ini tidak tercatat dalam sistem. Dengan demikian, Prof Pandu menyarankan agar pemerintah melakukan survei secara berkala.
"Supaya bisa mempunyai basis data. Apa yang kita rencanakan secara sistematik, ketika pemulihan, normalisasi kehidupan, meneruskan upaya vaksinasi, mengedukasi penduduk tentang protokol kesehatan," tutup Prof Pandu.
(dra)