Jangan Remehkan Kasus COVID-19 Anak yang Terus Naik

Rabu, 17 Juni 2020 - 23:03 WIB
loading...
Jangan Remehkan Kasus COVID-19 Anak yang Terus Naik
Kasus anak yang terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia masih terus bertambah. Foto Ilustrasi/CNET/Stephen Shankland
A A A
JAKARTA - Meski kita sudah memasuki era New Normal, namun protokol kesehatan guna mencegah COVID-19 tidak boleh ditinggalkan. Pasalnya, kenormalan baru yang diberlakukan pemerintah bukan lantaran kasus COVID-19 sudah menurun di Tanah Air, melainkan hanya ingin kembali menggerakkan ekonomi.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan enam syarat yang membolehkan suatu negara masuk ke era New Normal.

"Masalahnya, negara kita tidak ada satu persyaratan pun yang memenuhi. Misalnya saja syarat pertama, angka kejadian kasus COVID-19 bisa dikendalikan atau turun. Sedangkan di Indonesia, selalu ada peningkatan kasus baru yaitu 850 per hari. Grafik kita masih naik, bahkan puncaknya saja belum," kata dr. Melia Yunita, M.Sc, Sp.A dalam Instagram Live dengan judul "Persiapan Anak untuk New Normal", belum lama ini.

Dr. Melia menekankan pentingnya menjaga anak-anak dari bahaya COVID-19. Ia menjabarkan, angka insidensi di China sebesar 2,4% dan di Amerika Serikat sebanyak 1,7%. Di indonesia, kisaran datanya yaitu antara 2%-5%. Untuk anak di bawah lima tahun persentasenya 2,3%. Adapun anak usia 6-17 tahun sekira 5,6%. ( )

"Lebih tinggi pada anak lebih besar, tapi angka keparahan penyakit yang lebih berat terjadi pada bayi dan toddler (1-3 tahun)," kata dr. Melia.

Untuk PDP (Pasien Dalam Pengawasan) anak, data tertanggal 8 Juni 2020 menunjukkan angka 4.921 anak. Bandingkan dengan di bulan April 2020 yang jumlahnya hanya 879 anak. Jadi dalam waktu dua bulan peningkatannya amat pesat.

Adapun PDP anak yang meninggal, pada April berjumlah sekitar 8 jiwa. Sementara pada 8 Juni 2020 jumlahnya menjadi 173 anak. Sedangkan angka anak yang terkonfirmasi COVID-19 di bulan April 37 orang. Sekarang menjadi 1.141 anak. Pasien anak terkonfirmasi COVID-19 yang meninggal di bulan April hanya empat orang, sedangkan per 8 Juni 2020 jumlahnya naik menjadi 29 anak.

"Kasusnya terus naik, makanya tolong orangtua jangan dianggap remeh," tegas dr. Melia.

Dr. Melia bercerita, ada satu pasien yang berusia 10 bulan terkena COVID-19. Rupanya sang anak sering diajak oleh bapaknya pergi naik motor untuk mencari takjil di bulan puasa lalu.

"Padahal kalau anak datang dengan keluhan, batuk, pilek, pneumonia, sesak, maka protokolnya akan dianggap sebagai PDP dan harus diswab. Ini sangat tidak nyaman bagi orang dewasa terlebih anak-anak," ujar spesialis anak tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1694 seconds (0.1#10.140)