Angka Depresi Anak Meningkat Selama Pandemi, Saatnya Orang Tua Ajak si Kecil Bermain
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari 2 tahun ternyata tidak hanya mengancam kesehatan fisik anak, tapi juga kesehatan mentalnya. Bahkan, studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pandemi menyebabkan kecemasan dan depresi anak .
Dokter Spesialis Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, bahwa pandemi Covid-19 mengakibatkan angka kejadian depresi dan kecemasan pada anak meningkat dibandingkan sebelum pandemi.
Dalam webinar Biodef bertajuk Persiapan Keluarga untuk Transisi Masa Pandemi ke Endemi, baru-baru ini, dr. Mesty memperlihatkan data bahwa sebelum pandemi angka depresi pada anak 8,6% kasus kejadiannya.
Baca juga: 4 Artis Indonesia Ini Pernah Kena Autoimun, Nomor 3 Bikin Kaget!
Namun, angka meningkat pesan saat pandemi menyerang dunia. Persentase kasus depresi anak dari 8,6% sebelum naik menjadi 23,8% atau 1 dari 4 anak dinyatakan depresi saat pandemi.
"Angka kecemasan pada anak pun meningkat kasusnya, dari sebelum pandemi 11,6% menjadi 19% atau 1 dari 5 anak mengaku cemas di masa pandemi ini," ungkap dr. Mesty.
Ada beberapa penyebab yang membuat tingkat depresi dan kecemasan pada anak meningkat selama pandemi ini. Salah satu yang cukup bisa terlihat di masyarakat adalah isolasi sosial.
Ya, kebijakan isolasi mandiri yang diterapkan di banyak negara membuat anak depresi dan cemas. Ini terjadi karena anak tidak bisa bertemu dengan teman sebayanya yang mana itu adalah fase yang memang harus dilewati seorang anak, bersosialisasi.
Selain masalah isolasi mandiri, penyebab lain angka depresi dan kecemasan pada anak meningkat selama pandemi adalah masalah family financial stressors, masa pertumbuhan yang tidak lengkap, dan tidak bisanya pergi ke sekolah.
Masalah depresi dan kecemasan pada anak ini nyata adanya di masa sekarang. Tentu, masalah ini harus jadi perhatian semua orang tua bahwa anaknya bisa saja satu dari angka persentase yang terlampir di studi.
Artinya, setiap anak berisiko mengalami depresi dan kecemasan di masa pandemi yang belum usai ini.
Meskipun begitu, dr. Mesty memiliki solusi yang bisa dilakukan para orang tua guna meminimalisir risiko si kecil depresi dan cemas, yaitu mengajak mereka bermain. Saran ini tampak sederhana, tapi apakah Anda bisa melakukannya untuk si kecil setiap hari?
Dokter Mesty pun membeberkan sejumlah manfaat yang bisa dirasakan si kecil jika diajak bermain orang tuanya.
1. Aktivitas Fisik Pereda Stres
Jika si kecil diajak bermain dengan melibatkan aktivitas fisik, ini bukan hanya bikin hatinya bahagia, tapi kekuatan fisiknya pun terlatih. Selain itu, kemampuan motoriknya berfungsi dengan optimal dan bisa meredakan stres.
2. Melatih Fungsi Eksekutif
Artinya, dengan bermain si kecil dapat mengontrol emosinya, mampu membuat perencanaan dengan baik, melatih ketekunannya, dan bisa belajar terkait kerja sama tim.
3. Melepaskan Stres
Dengan bermain, si kecil merasa gembira terlebih jika permainan yang dilakukan memang sesuatu yang disukainya. Di samping itu, dengan bermain si kecil bisa mengekspresikan dirinya dan melatih kreativitasnya.
Baca juga: Jelang Putusan Hak Perwalian Gala Sky, Doddy Sudrajat Hanya Bisa Pasrah
4. Melatih Kemampuan Sosial dan Emosional
Jika Anda sebagai orang tua melibatkan teman anak Anda untuk bermain bersama, ini juga memberi manfaat baik ke si kecil. Dia bisa melatih kemampuan sosial dan emosionalnya. Bonding antara Anda dan si kecil pun bisa lebih erat.
Lihat Juga: Begini Cara Hartono Bersaudara Sulap Bisnis Keluarga Jadi Kerajaan Global Senilai Rp763 Triliun
Dokter Spesialis Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, bahwa pandemi Covid-19 mengakibatkan angka kejadian depresi dan kecemasan pada anak meningkat dibandingkan sebelum pandemi.
Dalam webinar Biodef bertajuk Persiapan Keluarga untuk Transisi Masa Pandemi ke Endemi, baru-baru ini, dr. Mesty memperlihatkan data bahwa sebelum pandemi angka depresi pada anak 8,6% kasus kejadiannya.
Baca juga: 4 Artis Indonesia Ini Pernah Kena Autoimun, Nomor 3 Bikin Kaget!
Namun, angka meningkat pesan saat pandemi menyerang dunia. Persentase kasus depresi anak dari 8,6% sebelum naik menjadi 23,8% atau 1 dari 4 anak dinyatakan depresi saat pandemi.
"Angka kecemasan pada anak pun meningkat kasusnya, dari sebelum pandemi 11,6% menjadi 19% atau 1 dari 5 anak mengaku cemas di masa pandemi ini," ungkap dr. Mesty.
Ada beberapa penyebab yang membuat tingkat depresi dan kecemasan pada anak meningkat selama pandemi ini. Salah satu yang cukup bisa terlihat di masyarakat adalah isolasi sosial.
Ya, kebijakan isolasi mandiri yang diterapkan di banyak negara membuat anak depresi dan cemas. Ini terjadi karena anak tidak bisa bertemu dengan teman sebayanya yang mana itu adalah fase yang memang harus dilewati seorang anak, bersosialisasi.
Selain masalah isolasi mandiri, penyebab lain angka depresi dan kecemasan pada anak meningkat selama pandemi adalah masalah family financial stressors, masa pertumbuhan yang tidak lengkap, dan tidak bisanya pergi ke sekolah.
Masalah depresi dan kecemasan pada anak ini nyata adanya di masa sekarang. Tentu, masalah ini harus jadi perhatian semua orang tua bahwa anaknya bisa saja satu dari angka persentase yang terlampir di studi.
Artinya, setiap anak berisiko mengalami depresi dan kecemasan di masa pandemi yang belum usai ini.
Meskipun begitu, dr. Mesty memiliki solusi yang bisa dilakukan para orang tua guna meminimalisir risiko si kecil depresi dan cemas, yaitu mengajak mereka bermain. Saran ini tampak sederhana, tapi apakah Anda bisa melakukannya untuk si kecil setiap hari?
Dokter Mesty pun membeberkan sejumlah manfaat yang bisa dirasakan si kecil jika diajak bermain orang tuanya.
1. Aktivitas Fisik Pereda Stres
Jika si kecil diajak bermain dengan melibatkan aktivitas fisik, ini bukan hanya bikin hatinya bahagia, tapi kekuatan fisiknya pun terlatih. Selain itu, kemampuan motoriknya berfungsi dengan optimal dan bisa meredakan stres.
2. Melatih Fungsi Eksekutif
Artinya, dengan bermain si kecil dapat mengontrol emosinya, mampu membuat perencanaan dengan baik, melatih ketekunannya, dan bisa belajar terkait kerja sama tim.
3. Melepaskan Stres
Dengan bermain, si kecil merasa gembira terlebih jika permainan yang dilakukan memang sesuatu yang disukainya. Di samping itu, dengan bermain si kecil bisa mengekspresikan dirinya dan melatih kreativitasnya.
Baca juga: Jelang Putusan Hak Perwalian Gala Sky, Doddy Sudrajat Hanya Bisa Pasrah
4. Melatih Kemampuan Sosial dan Emosional
Jika Anda sebagai orang tua melibatkan teman anak Anda untuk bermain bersama, ini juga memberi manfaat baik ke si kecil. Dia bisa melatih kemampuan sosial dan emosionalnya. Bonding antara Anda dan si kecil pun bisa lebih erat.
Lihat Juga: Begini Cara Hartono Bersaudara Sulap Bisnis Keluarga Jadi Kerajaan Global Senilai Rp763 Triliun
(nug)