Sunat Aman di Masa Pandemi

Jum'at, 19 Juni 2020 - 09:26 WIB
loading...
Sunat Aman di Masa Pandemi
Di samping faktor kesehatan, memenuhi kewajiban agama merupakan hal utama melakukan sunat. Foto Ilustrasi/Pasbanan
A A A
JAKARTA - COVID-19 membuat masyarakat menunda berbagai aktivitas hingga kondisi memungkinkan, termasuk perihal khitan atau sunat. Lantaran takut tertular, rencana untuk melakukan sunat pada anak menjadi terhambat.

Padahal ada beberapa kondisi yang mengharuskan anak disunat, salah satunya fimosis. Ini adalah kondisi penyempitan ujung kulit depan penis atau bagian kulup yang tak bisa ditarik ke belakang. Kasus fimosis boleh dibilang tidak sedikit. Setidaknya ada sekira 40%. Dari 10 anak laki-laki diperkirakan lahir empat anak dengan masalah fimosis.

"Jangan anggap sepele penyakit ini. Fimosis menyebabkan bagian kulit penis mudah kotor dan akhirnya terinfeksi. Lama-kelamaan akhirnya terjadilah infeksi saluran kemih. Kalau anak sering garuk penisnya, pasti ada fimosis," kata dr. Encep Wahyudan, Praktisi Khitan Rumah Sunat dr. Mahdian dalam Webinar "Sunat di Rumah di Era New Normal" pada Kamis (18/6).

Di samping faktor kesehatan , memenuhi kewajiban agama merupakan hal utama melakukan sunat. Layanan sunat di rumah bisa menjadi solusi di masa pandemik saat ini. ( )

Meski demikian, dr. Encep menyarankan agar masyarakat hati-hati memilih klinik atau dokter sunat. Pilihlah klinik atau dokter sunat yang benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat agar dapat menghindari penularan COVID-19, mengingat anak merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit ini. Protokol kesehatan yang dimaksud di antaranya penggunaan alat pelindung diri bagi tim medis, penggunaan alat yang steril dan sekali pakai, serta pengukuran suhu tubuh.

"Juga harus dipastikan kondisi sehat, tidak demam, tidak sedang batuk atau pilek tidak hanya untuk anak yang mau disunat, tetapi juga dokter yang akan melayani sunat. Dua-duanya harus dipastikan sehat,” imbuh dr. Encep.

Sementara itu Head of Product Marketing & Sales Rumah Sunat dr. Mahdian Tien Winarko mengatakan, untuk mempermudah masyarakat mengakses layanan sunat, pihaknya menjalin kerjasama dengan Klinik Kimia Farma guna memberikan layanan sunat di rumah.

"Kerjasama ini sebenarnya sudah dilakukan sejak Februari lalu, tapi makin ditingkatkan seiring pandemi COVID-19," ujar Tien.

Saat ini total Klinik Kimia Farma yang sudah siap menerima layanan sunat ada 76 titik di empat area yang masing-masing diwakili oleh Branch Manager (DKI Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Serang Banten).

"Layanan Rumah Sunat dr. Mahdian hadir untuk menjawab kebutuhan pelanggan Klinik Kimia Farma terhadap layanan sunat yang modern, tanpa jahitan, dan dapat langsung beraktivitas," ujar dr. Dien Kurtanty, MKM, Manager Klinik Kimia Farma Seluruh Indonesia. ( )

Lebih jauh, kondisi lain yang mengharuskan seseorang disunat adalah webbed penis, yaitu kondisi bawaan di mana kantung buah zakar menyatu dengan batang penis. Umumnya, banyak dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi. Padahal sebenarnya dengan metode sunat, permasalahan ini bisa terpecahkan.

Kulit buah zakar yang menempel pada batang penis akan mengganggu ereksi. Jika disunat, maka kulit yang menempel itu akan menarik kulit penis ke belakang dan terlihat seperti normal kembali.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2015 seconds (0.1#10.140)