Britney Spears Alami Keguguran, Kenali Gejala dan Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Britney Spears mengumumkan mengalami keguguran , sebulan setelah mengungkapkan kehamilannya. Penyanyi itu mengatakan kepada pengikutnya di Instagram bahwa dia dan pacarnya, Sam Asghari telah kehilangan bayi mereka.
"Dengan kesedihan terdalam kami, kami harus mengumumkan bahwa kami telah kehilangan bayi ajaib kami di awal kehamilan. Ini adalah saat yang menghancurkan bagi orang tua mana pun," tulis Spears dilansir dari BBC, Senin (16/5/2022).
Keguguran adalah hilangnya kehamilan secara spontan sebelum minggu ke-20. Sekitar 10 hingga 20 persen kehamilan yang diketahui berakhir dengan keguguran. Tetapi jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena banyak keguguran terjadi sangat awal pada kehamilan, bahkan sebelum mengetahui hamil.
Dilansir dair Mayo Clinic, tanda dan gejala keguguran meliputi bercak atau berdarah pada vagina, nyeri atau kram di perut atau punggung bagian bawah dan cairan atau jaringan yang keluar dari vagina.
Jika Anda telah mengeluarkan jaringan janin dari vagina, letakkan dalam wadah bersih dan bawa ke layanan kesehatan terdekat atau rumah sakit untuk dianalisis. Sebagian besar wanita yang mengalami bercak atau pendarahan vagina pada trimester pertama kehamilan.
Sebagian besar keguguran terjadi karena janin tidak berkembang seperti yang diharapkan. Sekitar 50 persen keguguran dikaitkan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom. Paling sering, masalah kromosom diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi secara kebetulan saat embrio membelah dan tumbuh, bukan masalah yang diwarisi dari orang tua.
Dalam beberapa kasus, kondisi kesehatan ibu dapat menyebabkan keguguran. Contohnya diabetes tidak terkontrol, infeksi, masalah hormonal, masalah rahim atau leher rahihm dan penyakit tiroid. Berbagai faktor juga bisa meningkatkan risiko keguguran. Berikut daftarnya.
1. Usia
Wanita yang lebih tua dari usia 35 memiliki risiko keguguran lebih tinggi daripada wanita yang lebih muda. Pada usia 35, Anda memiliki sekitar 20 persen risiko. Pada usia 40, risikonya sekitar 40 persen. Dan pada usia 45, itu sekitar 80 persen.
Keguguran sebelumnya. Wanita yang mengalami dua kali atau lebih keguguran berturut-turut memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.
2. Kondisi Kronis
Wanita yang memiliki kondisi kronis, seperti diabetes yang tidak terkontrol, memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.
3. Masalah Rahim atau Serviks
Kondisi rahim tertentu atau jaringan serviks yang lemah (leher rahim tidak kompeten) dapat meningkatkan risiko keguguran.
4. Merokok, Alkohol dan Obat Terlarang
Wanita yang merokok selama kehamilan memiliki risiko keguguran lebih besar daripada bukan perokok. Penggunaan alkohol berat dan penggunaan obat-obatan terlarang juga meningkatkan risiko keguguran.
5. Berat Badan
Kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran.
6. Tes Prenatal Invasif
Beberapa tes genetik prenatal invasif, seperti pengambilan sampel chorionic villus dan amniosentesis, membawa sedikit risiko keguguran.
Lihat Juga: Kiky Saputri Diminta Berhenti Roasting Pascakeguguran, Netizen: Namanya Orang Ada yang Gak Suka
"Dengan kesedihan terdalam kami, kami harus mengumumkan bahwa kami telah kehilangan bayi ajaib kami di awal kehamilan. Ini adalah saat yang menghancurkan bagi orang tua mana pun," tulis Spears dilansir dari BBC, Senin (16/5/2022).
Keguguran adalah hilangnya kehamilan secara spontan sebelum minggu ke-20. Sekitar 10 hingga 20 persen kehamilan yang diketahui berakhir dengan keguguran. Tetapi jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena banyak keguguran terjadi sangat awal pada kehamilan, bahkan sebelum mengetahui hamil.
Dilansir dair Mayo Clinic, tanda dan gejala keguguran meliputi bercak atau berdarah pada vagina, nyeri atau kram di perut atau punggung bagian bawah dan cairan atau jaringan yang keluar dari vagina.
Jika Anda telah mengeluarkan jaringan janin dari vagina, letakkan dalam wadah bersih dan bawa ke layanan kesehatan terdekat atau rumah sakit untuk dianalisis. Sebagian besar wanita yang mengalami bercak atau pendarahan vagina pada trimester pertama kehamilan.
Sebagian besar keguguran terjadi karena janin tidak berkembang seperti yang diharapkan. Sekitar 50 persen keguguran dikaitkan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom. Paling sering, masalah kromosom diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi secara kebetulan saat embrio membelah dan tumbuh, bukan masalah yang diwarisi dari orang tua.
Dalam beberapa kasus, kondisi kesehatan ibu dapat menyebabkan keguguran. Contohnya diabetes tidak terkontrol, infeksi, masalah hormonal, masalah rahim atau leher rahihm dan penyakit tiroid. Berbagai faktor juga bisa meningkatkan risiko keguguran. Berikut daftarnya.
1. Usia
Wanita yang lebih tua dari usia 35 memiliki risiko keguguran lebih tinggi daripada wanita yang lebih muda. Pada usia 35, Anda memiliki sekitar 20 persen risiko. Pada usia 40, risikonya sekitar 40 persen. Dan pada usia 45, itu sekitar 80 persen.
Keguguran sebelumnya. Wanita yang mengalami dua kali atau lebih keguguran berturut-turut memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.
2. Kondisi Kronis
Wanita yang memiliki kondisi kronis, seperti diabetes yang tidak terkontrol, memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran.
3. Masalah Rahim atau Serviks
Kondisi rahim tertentu atau jaringan serviks yang lemah (leher rahim tidak kompeten) dapat meningkatkan risiko keguguran.
4. Merokok, Alkohol dan Obat Terlarang
Wanita yang merokok selama kehamilan memiliki risiko keguguran lebih besar daripada bukan perokok. Penggunaan alkohol berat dan penggunaan obat-obatan terlarang juga meningkatkan risiko keguguran.
5. Berat Badan
Kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran.
6. Tes Prenatal Invasif
Beberapa tes genetik prenatal invasif, seperti pengambilan sampel chorionic villus dan amniosentesis, membawa sedikit risiko keguguran.
Lihat Juga: Kiky Saputri Diminta Berhenti Roasting Pascakeguguran, Netizen: Namanya Orang Ada yang Gak Suka
(dra)