Rentan Terhadap Penyakit, Lansia Juga Butuh Vaksin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lansia dianjurkan vaksinasi agar kualitas hidup di usia senja terjaga dan tetap aktif beraktivitas. Vaksinasi apa saja dan apa manfaatnya?
Orang lanjut usia (>60) merupakan kelompok yang lebih rentan terhadap penularan penyakit infeksi, sebab kekebalan tubuh mereka telah menurun. Perubahan organ tubuh akibat proses penuaan, sistem kekebalan tubuh yang menurun, dan penurunan status fungsional pada orang lanjut usia sering kali menyebabkan kondisi lebih buruk dan masa perawatan di rumah sakit lebih lama.
"Infeksi memiliki dampak buruk, tidak hanya terkait dengan peningkatan mortalitas, namun juga terkait dengan kondisi lain pada lansia," kata Dr dr I Nyoman Astika SpPD-KGer (PERGEMI Cabang Bali) pada konferensi pers virtual mengenai “Kekebalan Tubuh Lansia dan Vaksin Influenza” beberapa waktu lalu.
Di usianya, lansia mengalami perubahan fungsi semua organ yang dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang akhirnya berujung pada peningkatan penyakit infeksi. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan peningkatan biaya kesehatan, khususnya pada kondisi akut dan dapat berdampak jangka panjang. Influenza, misalnya, dikatakan Dr I Gusti Putu Suka Aryana SpPD K-Ger FINASIM (Ketua PAPDI Cabang Bali), kematian akibat influenza terbanyak terjadi pada pasien yang berusia di atas 65 tahun, yaitu sekitar 90%. (Baca: Perhatikan! Ini yang Harus Dilakukan saat Kolesterol Naik)
Ya, influenza kerap dianggap ringan. Padahal ini penyakit yang mudah menular dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi, hingga menyebabkan kematian pada kelompok berisiko tinggi, seperti anak-anak dan individu dengan penyakit kronis, di samping lansia. "Saat ini vaksinasi influenza merupakan salah satu upaya kesehatan untuk mencegah infeksi dan komplikasi virus influenza," kata dr I Gusti Putu.
Vaksinasi influenza merupakan cara pencegahan yang terbukti efektif dari segi biaya. Vaksinasi ini efektif memberikan perlindungan hingga 90% bagi orang yang menerima vaksin dalam kondisi sehat, berusia kurang dari 65 tahun, dan menerima vaksin dengan galur (strain) yang sama dengan galur virus influenza yang beredar, sedangkan pada usia di atas 65 tahun, efikasi dari vaksin ini diperkirakan sekitar 17-53%.
Dibutuhkan waktu kurang lebih dua minggu dalam proses membentuk antibodi setelah vaksinasi dilakukan. Pada penderita kardiovaskuler, vaksinasi ini dapat menurunkan risiko serangan jantung hingga 67% dan menurunkan risiko stroke sebanyak 24%. Bukan hanya vaksin influenza, WHO, Kementerian Kesehatan dan Satgas Imunisasi Dewasa PBPAPDI juga merekomendasikan pemberian vaksinasi Pneumococcal dan Herpes Zoster pada orang dewasa dan lansia. (Baca juga: Angaran Covid-19 Naik, MUI Usul Santari Gratis Rapid Test)
Pneumococcal adalah infeksi pneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus pneumonia atau pneumokokus dan berkisar 25-35% dari keseluruhan pneumonia bakterial yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. "Sekitar 90% kematian akibat penyakit ini ditemukan pada usia lanjut," ungkap dr I Nyoman. Mortalitas pneumococcal berkisar 6,4% sampai >40%. Penyakit akibat bakteri pneumokokus ini dapat menyebabkan ketulian, kerusakan otak, kehilangan anggota tubuh, dan bahkan kematian.
Vaksin ini bermanfaat mencegah pneumonia (infeksi paru-paru), meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang), dan sepsis (infeksi darah). Vaksin ini direkomendasikan untuk semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun yang diberikan dalam dua tahapan, yaitu vaksin PCV13 terlebih dahulu sebelum PPSV23 dengan jarak interval minimal 1 tahun. (Lihat videonya: Sejumlah rumah di Palopo Ambruk Akibat Pergeseran Tanah)
Adapun Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi dari virus Varicella zoster (VZV) yang menyebabkan cacar air. Komplikasi yang paling umum terhadap penyakit ini adalah neuralgia postherpetik, yang ditandai dengan nyeri kronis selama berbulan-bulan setelah herpes zoster akut.
Lebih jauh, selain dapat melindungi tubuh kita dan keluarga, vaksin juga dapat mencegah menularkan penyakit ke masyarakat sekitar. Dengan tidak adanya penularan penyakit, maka kualitas kesehatan masyarakat juga akan menjadi lebih baik, dan kualitas hidup juga akan menjadi baik. (Sri Noviarni)
Lihat Juga: Apa Itu Meningitis, Penyakit yang Kini Pemberian Vaksinnya Wajib untuk Jemaah Umrah dan Haji
Orang lanjut usia (>60) merupakan kelompok yang lebih rentan terhadap penularan penyakit infeksi, sebab kekebalan tubuh mereka telah menurun. Perubahan organ tubuh akibat proses penuaan, sistem kekebalan tubuh yang menurun, dan penurunan status fungsional pada orang lanjut usia sering kali menyebabkan kondisi lebih buruk dan masa perawatan di rumah sakit lebih lama.
"Infeksi memiliki dampak buruk, tidak hanya terkait dengan peningkatan mortalitas, namun juga terkait dengan kondisi lain pada lansia," kata Dr dr I Nyoman Astika SpPD-KGer (PERGEMI Cabang Bali) pada konferensi pers virtual mengenai “Kekebalan Tubuh Lansia dan Vaksin Influenza” beberapa waktu lalu.
Di usianya, lansia mengalami perubahan fungsi semua organ yang dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang akhirnya berujung pada peningkatan penyakit infeksi. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan peningkatan biaya kesehatan, khususnya pada kondisi akut dan dapat berdampak jangka panjang. Influenza, misalnya, dikatakan Dr I Gusti Putu Suka Aryana SpPD K-Ger FINASIM (Ketua PAPDI Cabang Bali), kematian akibat influenza terbanyak terjadi pada pasien yang berusia di atas 65 tahun, yaitu sekitar 90%. (Baca: Perhatikan! Ini yang Harus Dilakukan saat Kolesterol Naik)
Ya, influenza kerap dianggap ringan. Padahal ini penyakit yang mudah menular dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi, hingga menyebabkan kematian pada kelompok berisiko tinggi, seperti anak-anak dan individu dengan penyakit kronis, di samping lansia. "Saat ini vaksinasi influenza merupakan salah satu upaya kesehatan untuk mencegah infeksi dan komplikasi virus influenza," kata dr I Gusti Putu.
Vaksinasi influenza merupakan cara pencegahan yang terbukti efektif dari segi biaya. Vaksinasi ini efektif memberikan perlindungan hingga 90% bagi orang yang menerima vaksin dalam kondisi sehat, berusia kurang dari 65 tahun, dan menerima vaksin dengan galur (strain) yang sama dengan galur virus influenza yang beredar, sedangkan pada usia di atas 65 tahun, efikasi dari vaksin ini diperkirakan sekitar 17-53%.
Dibutuhkan waktu kurang lebih dua minggu dalam proses membentuk antibodi setelah vaksinasi dilakukan. Pada penderita kardiovaskuler, vaksinasi ini dapat menurunkan risiko serangan jantung hingga 67% dan menurunkan risiko stroke sebanyak 24%. Bukan hanya vaksin influenza, WHO, Kementerian Kesehatan dan Satgas Imunisasi Dewasa PBPAPDI juga merekomendasikan pemberian vaksinasi Pneumococcal dan Herpes Zoster pada orang dewasa dan lansia. (Baca juga: Angaran Covid-19 Naik, MUI Usul Santari Gratis Rapid Test)
Pneumococcal adalah infeksi pneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus pneumonia atau pneumokokus dan berkisar 25-35% dari keseluruhan pneumonia bakterial yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. "Sekitar 90% kematian akibat penyakit ini ditemukan pada usia lanjut," ungkap dr I Nyoman. Mortalitas pneumococcal berkisar 6,4% sampai >40%. Penyakit akibat bakteri pneumokokus ini dapat menyebabkan ketulian, kerusakan otak, kehilangan anggota tubuh, dan bahkan kematian.
Vaksin ini bermanfaat mencegah pneumonia (infeksi paru-paru), meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang), dan sepsis (infeksi darah). Vaksin ini direkomendasikan untuk semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun yang diberikan dalam dua tahapan, yaitu vaksin PCV13 terlebih dahulu sebelum PPSV23 dengan jarak interval minimal 1 tahun. (Lihat videonya: Sejumlah rumah di Palopo Ambruk Akibat Pergeseran Tanah)
Adapun Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi dari virus Varicella zoster (VZV) yang menyebabkan cacar air. Komplikasi yang paling umum terhadap penyakit ini adalah neuralgia postherpetik, yang ditandai dengan nyeri kronis selama berbulan-bulan setelah herpes zoster akut.
Lebih jauh, selain dapat melindungi tubuh kita dan keluarga, vaksin juga dapat mencegah menularkan penyakit ke masyarakat sekitar. Dengan tidak adanya penularan penyakit, maka kualitas kesehatan masyarakat juga akan menjadi lebih baik, dan kualitas hidup juga akan menjadi baik. (Sri Noviarni)
Lihat Juga: Apa Itu Meningitis, Penyakit yang Kini Pemberian Vaksinnya Wajib untuk Jemaah Umrah dan Haji
(ysw)