Inilah Tips Aman Bersepeda di Luar Rumah Menurut Ahli

Senin, 22 Juni 2020 - 15:43 WIB
loading...
Inilah Tips Aman Bersepeda di Luar Rumah Menurut Ahli
Warga bersepeda menikmati hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) di kawasan Semanggi, Jakarta, Minggu (21/6). Foto/SINDOnews/Adam Erlangga
A A A
JAKARTA - Bersepeda selama pandemi COVID-19 baik untuk kesehatan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama ketika bersepeda di luar rumah.

Hal pertama adalah memperhatikan intensitas bersepeda. Bersepeda secara kencang justru dapat meningkatkan risiko infeksi.

"Faktanya, data penelitian mengungkapkan, kalau kita bersepeda secara kencang yang intensitasnya tinggi, terlalu over, justru dapat menurunkan imunitas, gampang terkena infeksi juga," kata Spesialis Kedokteran Olahraga dr. Andi Kurniawan, Sp.KO saat dihubungi SINDOnews pada Senin (22/6).

"Oke olahraga sepeda dapat meningkatkan imunitas, tapi tetap harus dijaga intensitasnya. Jangan sampai intensitas berlebihan atau overtraining," sambungnya. ( )

Selama bersepeda , masyarakat juga diimbau menggunakan masker. Dr. Andi menjelaskan, masker merupakan alat pelindung diri yang penting digunakan termasuk saat bersepeda. Mengingat kasus COVID-19 terus bertambah di Indonesia, maka penularan virus corona baru masih bisa terjadi sehingga penting untuk menggunakan masker.

"Part of daily exercise, harus pakai masker saat bersepeda. Karena di zaman pandemi COVID ini, lingkungan kita masih lingkungan yang COVID ya. Artinya, penyebaran COVID masih bisa terjadi dan proteksi kita itu dua. Yang pertama physical distancing, kedua masker. Saat bertemu orang, berpapasan sama orang, masker akan jadi bagian untuk proteksi juga," beber dr. Andi. (Lihat grafis: Banyak Terjadi Pelanggaran, Car Free Day Perlu Dievaluasi)

Sebuah tinjauan yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga menunjukkan, masker aman digunakan saat berolahraga oleh individu yang sehat dan terlatih. Ketidaknyamanan menggunakan masker hanya terjadi pada fase akut atau penggunaan awal masker. Jika penyesuaian tubuh sudah terjadi, maka tidak lagi terjadi pengaruh negatif pada olahraga. (Baca juga: Pemerintah Akan Berupaya Produksi Alat Tes Covid hingga Tiga Kali Lipat)

"Masker masih penting pada saat kita bersepeda dan orang nggak usah takut. Kami dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga sudah melakukan literature review bahwa masker tidak berbahaya buat kesehatan ketika kita olahraga, asal yang bukan intensitasnya tinggi," tandas dr. Andi.

Hal lain yang perlu diperhatikan saat bersepeda di luar rumah adalah menjaga jarak. Pilih tempat dan rute bersepeda yang aman untuk mencegah penularan COVID-19 semakin luas. Pada dasarnya, kata dr. Andi, beralih dari transportasi umum dengan bersepeda merupakan pilihan yang baik untuk menjaga jarak aman dengan orang lain.

"Seperti di Car Free Day, memilih tempat bersepedanya yang benar dong. Daripada lari atau jalan, untuk menghindari orang, nggak papasan, jaga jarak, pakai sepeda itu lebih gampang. Artinya keep your distance," ujarnya.

"Pastikan daerahnya zona hijau. Jakarta sekarang agak ke kuning. Jakarta masih ada beberapa RW yang merah. Jadi itu perlu diperhatikan sebenarnya. Ketika memaksakan keluar rumah, masih perlu yang namanya masker, dan physical distancing perlu diperhatikan," lanjutnya. ( )

Dalam hal ini dr. Andi juga menganjurkan masyarakat untuk tidak bersepeda secara berkelompok. Adapun risiko rendah tertular COVID-19 yaitu dengan bersepeda di luar rumah sendiri atau bersama anggota keluarga di lingkungan yang sepi dan zona hijau. Sedangkan risiko sedang, jika bersepeda di lingkungan luar rumah dengan anggota keluarga dan tidak lebih dari lima orang, menggunakan peralatan sendiri, serta menjaga jarak.

"Car Free Day terus bareng-bareng, group cycling segala macam, ketika kita ikut grup sepeda, pleton, saat ini masih belum direkomendasikan. Yang direkomendasikan sepedaan sendiri di rumah atau sepeda keluar tapi sendiri dan tetap memakai proteksi, maupun bersama anggota keluarga saja," ungkap dr. Andi.

Terakhir, yang tak kalah penting adalah, tidak berkumpul baik sebelum maupun setelah bersepeda, berfoto, atau makan dan minum di kafe.

Menurut dr. Andi, manfaat bersepeda akan hilang jika masyarakat melupakan bahwa saat ini Indonesia masih dalam masa pandemi COVID-19.

"Naik sepeda lebih mudah jaga jarak dengan orang lain, tapi habis itu kumpul-kumpul, makan-makan, minum-minum di kafe, ya percuma. Aktif bergerak baik untuk kesehatan, tapi perlu memperhatikan banyak faktor. Jangan ngebut, tetap pakai masker, dan jangan kumpul-kumpul," pungkasnya.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1553 seconds (0.1#10.140)