Waspada! Cacar Monyet Tembus 1.000 Kasus Global, Ini Saran Ahli

Rabu, 08 Juni 2022 - 10:43 WIB
loading...
Waspada! Cacar Monyet Tembus 1.000 Kasus Global, Ini Saran Ahli
CDC mendesak orang-orang mengambil tindakan pencegahan ekstra terkait cacar monyet. Pasalnya, penyakit ini telah sudah melampaui 1.000 kasus secara global. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mendesak orang-orang untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra terkait cacar monyet . Pasalnya, penyakit ini telah sudah melampaui 1.000 kasus secara global.

Menurut CDC, hingga Senin, 6 Juni 2022, sebanyak 1.019 kasus yang dikonfirmasi dan diduga cacar monyet telah dilaporkan di 29 negara. Inggris telah mencatat kasus terbanyak sejauh ini, dengan 302 infeksi yang dicurigai dan dikonfirmasi.

Diikuti oleh Spanyol dengan 198, Portugal dengan 153 dan Kanada dengan 80. Pakar kesehatan telah mencari petunjuk tentang sumber wabah, yang secara historis dikaitkan dengan perjalanan dari negara-negara endemik.

Pemimpin teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk cacar monyet mengatakan bahwa virus tersebut dapat menular tanpa terdeteksi di negara-negara nonendemik selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau mungkin beberapa tahun.


Dilansir dari CNBC, Rabu (8/6/2022) sampai saat ini, cacar monyet diperkirakan berasal dari jenis virus Afrika Barat. Di mana virus ini menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian lain dan memiliki tingkat kematian 1 persen.

Namun, CDC mengatakan setidaknya dua varian cacar monyet yang berbeda secara genetik saat ini beredar di AS, menambah kebingungan para ahli kesehatan. AS sejauh ini telah melaporkan total 30 kasus cacar monyet.

Wakil direktur divisi patogen dan patologi konsekuensi tinggi CDC, Jennifer McQuiston mengatakan kemungkinan kedua jenis virus itu berasal dari dua contoh berbeda. Di mana virus telah menyebar dari hewan ke manusia di Afrika, sebelum menyebar melalui kontak orang ke orang.

Spesialis penyakit menular di Sheba Medical Center di Israel, Profesor Eyal Leshem menjelaskan penyebaran virus ke negara-negara nonendemik tidak mengejutkan mengingat frekuensi dan kemudahan perjalanan internasional, serta peningkatan interaksi antara manusia dan hewan.



“Penyakit yang menyebar secara lokal sekarang dapat menyebar ke seluruh negara dan benua dengan lebih mudah. Sementara itu, interaksi antara manusia dan hewan juga semakin meningkat,” jelas Leshem.

“Perubahan iklim telah memaksa beberapa hewan untuk melakukan kontak lebih dekat dengan manusia, Anda akan melihat lebih banyak jenis penyakit ini,” tambahnya.

Meskipun sebagian besar kasus cacar monyet ringan, biasanya sembuh dalam dua hingga empat minggu. Cacar monyet tidak dianggap sebagai penyakit menular seksual, meskipun sebagian besar kasus sejauh ini telah menyebar melalui hubungan seks, dan terutama pria yang berhubungan seks sesama jenis.

Di sisi lain, CDC meningkatkan kewaspadaannya ke level 2 dan meminta orang untuk mempraktekkan tindakan pencegahan untuk membendung wabah, yang telah menyebar ke-29 negara nonendemik dalam sebulan terakhir. Peringatan level tertinggi yakni level 3 akan memperingatkan terhadap perjalanan yang tidak penting.



Meski risiko seseorang tertular tetap rendah, CDC menyarankan untuk menghindari kontak dekat dengan orang sakit, termasuk mereka yang memiliki lesi kulit atau genital, serta hewan yang sakit atau mati. CDC juga mendesak mereka yang menunjukkan gejala seperti ruam atau lesi kulit menghindari kontak dengan orang lain dan segera menghubungi rumah sakit.

Cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox, dengan gejala termasuk ruam, demam, sakit kepala, nyeri otot, bengkak, dan sakit punggung.
(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1353 seconds (0.1#10.140)