Kasus Covid-19 Lagi, IDI Minta Pemerintah Daerah Tingkatkan Cakupan Vaksin Booster
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kenaikan kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir di atas 1.000 kasus. Merebaknya BA.4 dan BA.5 dianggap jadi pemicu lonjakan kasus tersebut.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyikapi kenaikan kasus tersebut dengan meminta kepada pemerintah daerah, gubernur maupun bupati untuk meningkatkan cakupan vaksin dosis ketiga. Upaya tersebut dianggap bisa menekan penyebaran BA.4 dan BA.5, selagi imbauan memperketat protokol kesehatan disampaikan lagi ke masyarakat.
Menurut Dokter Spesialis Paru dr Erlina Burhan, Sp.P yang merupakan anggota PB IDI, itu bisa mencegah BA.4 dan BA.5 menyebabkan gelombang keempat yang diprediksi akhir Juli 2022.
"Kami mengimbau kepada gubernur dan bupati seluruh Indonesia untuk meningkatkan cakupan vaksin booster yang hingga sekarang baru 23%. Vaksin booster bisa meningkatkan kadar imunitas dan dengan begitu perlawanan terhadap BA.4 dan BA.5 bisa lebih maksimal," kata dr Erlina Burhan saat diwawancarai di Kantor PB IDI, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2022).
Vaksinasi bukan senjata satu-satunya untuk melawan Covid-19 yang masih ada sampai sekarang. Itu kenapa, PB IDI pun sekarang meminta lagi kepada masyarakat dan pemerintah agar mau menggunakan masker lagi sekali pun di luar ruangan.
Langkah pencegahan tersebut, kata dr Erlina, amat penting terlebih karena BA.4 dan BA.5 mudah masuk ke saluran pernapasan. Lagi pula, kondisi sekarang berbeda dengan situasi sebelumnya yang lebih stabil.
Di sisi lain, apakah vaksin dosis ketiga perlu diwajibkan bagi masyarakat?
Menurut dr Erlina, mewakili PB IDI, pihaknya tidak menginginkan adanya pemaksaan. Artinya, sampai saat ini pemberian vaksin booster masih berdasar pada kesadaran masyarakat sendiri.
"Kalau diwajibkan, ada kesan pemaksaan di sana. Kami tidak menginginkan hal itu, yang kami mau itu ada kesadaran dari masyarakat untuk melindungi dirinya dan orang di sekitarnya dengan menerima vaksin dosis ketiga," terang dia.
Itu kenapa, PB IDI tidak pernah berhenti mengedukasi masyarakat terkait pentingnya vaksin booster, terlebih di situasi sekarang ini. "Kami ingin masyarakat semua sehat dan kita bersama-sama menyudahi pandemi ini," tambah dr Erlina.
Lalu, bagaimana dengan dosis keempat, apakah sekarang sudah waktunya untuk diberikan?
Dokter Erlina menegaskan bahwa untuk dosis keempat belum dilakukan. Sekali pun akan dikeluarkan, vaksin dosis keempat bakal diberikan ke tenaga kesehatan yang menangani kasus Covid-19 langsung.
"Dosis keempat belum jadi prioritas. Saat ini masih dikejar terus cakupan booster dosis ketiga. Kalaupun dosis keempat diberikan, nakes yang menangani pasien Covid-19 yang akan diberikan terlebih dulu," katanya.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyikapi kenaikan kasus tersebut dengan meminta kepada pemerintah daerah, gubernur maupun bupati untuk meningkatkan cakupan vaksin dosis ketiga. Upaya tersebut dianggap bisa menekan penyebaran BA.4 dan BA.5, selagi imbauan memperketat protokol kesehatan disampaikan lagi ke masyarakat.
Menurut Dokter Spesialis Paru dr Erlina Burhan, Sp.P yang merupakan anggota PB IDI, itu bisa mencegah BA.4 dan BA.5 menyebabkan gelombang keempat yang diprediksi akhir Juli 2022.
"Kami mengimbau kepada gubernur dan bupati seluruh Indonesia untuk meningkatkan cakupan vaksin booster yang hingga sekarang baru 23%. Vaksin booster bisa meningkatkan kadar imunitas dan dengan begitu perlawanan terhadap BA.4 dan BA.5 bisa lebih maksimal," kata dr Erlina Burhan saat diwawancarai di Kantor PB IDI, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2022).
Vaksinasi bukan senjata satu-satunya untuk melawan Covid-19 yang masih ada sampai sekarang. Itu kenapa, PB IDI pun sekarang meminta lagi kepada masyarakat dan pemerintah agar mau menggunakan masker lagi sekali pun di luar ruangan.
Langkah pencegahan tersebut, kata dr Erlina, amat penting terlebih karena BA.4 dan BA.5 mudah masuk ke saluran pernapasan. Lagi pula, kondisi sekarang berbeda dengan situasi sebelumnya yang lebih stabil.
Di sisi lain, apakah vaksin dosis ketiga perlu diwajibkan bagi masyarakat?
Menurut dr Erlina, mewakili PB IDI, pihaknya tidak menginginkan adanya pemaksaan. Artinya, sampai saat ini pemberian vaksin booster masih berdasar pada kesadaran masyarakat sendiri.
"Kalau diwajibkan, ada kesan pemaksaan di sana. Kami tidak menginginkan hal itu, yang kami mau itu ada kesadaran dari masyarakat untuk melindungi dirinya dan orang di sekitarnya dengan menerima vaksin dosis ketiga," terang dia.
Itu kenapa, PB IDI tidak pernah berhenti mengedukasi masyarakat terkait pentingnya vaksin booster, terlebih di situasi sekarang ini. "Kami ingin masyarakat semua sehat dan kita bersama-sama menyudahi pandemi ini," tambah dr Erlina.
Lalu, bagaimana dengan dosis keempat, apakah sekarang sudah waktunya untuk diberikan?
Dokter Erlina menegaskan bahwa untuk dosis keempat belum dilakukan. Sekali pun akan dikeluarkan, vaksin dosis keempat bakal diberikan ke tenaga kesehatan yang menangani kasus Covid-19 langsung.
"Dosis keempat belum jadi prioritas. Saat ini masih dikejar terus cakupan booster dosis ketiga. Kalaupun dosis keempat diberikan, nakes yang menangani pasien Covid-19 yang akan diberikan terlebih dulu," katanya.
(tsa)