Awas! Jangan Sebar Data Dirimu di Media Sosial

Minggu, 31 Juli 2022 - 07:00 WIB
loading...
Awas! Jangan Sebar Data Dirimu di Media Sosial
Penggunaan media sosial sangat umum bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Foto Ilustrasi/Alamy via Daily Mail
A A A
JAKARTA - Penggunaan media sosial sangat umum bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Apalagi sejak pandemi Covid-19 melanda dua tahun terakhir. Banyak aktivitas, mulai dari pembelajaran, pekerjaan, maupun transaksi dan hiburan yang mengandalkan platform digital.

Kemudahan yang ditawarkan menjadi daya tarik. Namun, perlu diperhatikan pula keamanan serta etika menggunakannya.

Demikian yang menjadi perbincangan dalam webinar bertema Bijak Berinteraksi di Media Sosial yang dipandu oleh Abi Satria di Bontang, Kalimantan Timur, besutan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi beberapa waktu lalu.

Konsultan Pendamping UMKM dan Digital Marketing Expert sekaligus Ketua RTIK Kota Kendari Fianda Julyantoro mengatakan, media sosial membawa dampak positif dan negatif.

“Agar terhindar dari dampak negatif, bijaklah dalam bermedia sosial. Pahami fitur yang tersedia, manfaatkan fitur keamanan, gunakan kata sandi yang tidak mudah diretas, melindungi data pribadi, perbarui aplikasi media sosial, menggunakan media sosial untuk kegiatan positif dan produktif,” kata Fianda.

Sementaara itu Wakil Sekretaris ISKI Sulsel sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin Janisa Pascawati pada kesempatan yang sama memaparkan, etika digital atau netiket diperlukan karena kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang budaya di internet.

"Etika digital diharapkan menjadi pedoman kita berinteraksi di media digital, punya kesadaran dalam berinteraksi, berintegritas, bertanggung jawab atas konten yang diproduksi dan disebar, serta berbuat kebajikan. Janies juga menjelaskan, yang unik dari media sosial adalah karakteristiknya yang terbuka, user generated content, tanda waktu setiap unggahan, dan interaktif.

“Etika berinteraksi di media sosial yaitu dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan, mengedepankan nilai-nilai kesopanan saat mengunggah konten, bijak memberikan tanda suka, bijak memberikan komentar, bijak meneruskan informasi, dan bisa meneruskan sebaiknya tidak dipotong,” tutur Janies.

Relawan TIK Kalimantan Barat Dwi Wahyudi menambahkan, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 202 juta. Ini menimbulkan perubahan gaya hidup menjadi serbadigital, yang menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam segala aktivitas.

"Namun perlu diingat kemudahan dan praktis akan selalu berbanding terbalik dengan keamanan," ujarnya.

Atas dasar itu, Dwi menekankan pentingnya memiliki kompetensi keamanan digital yang meliputi kompetensi mengamankan perangkat dan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital bagi anak. Terkait jejak digital, itu bisa terekam secara aktif maupun pasif.

“Agar jejak digital tidak menimbulkan kerugian bagi kita, maka penting untuk menjaga keamanan data pribadi. Kemudian waspadai segala bentuk malware, phishing, serta scamming. Tips lain agar aman bermedia digital yakni hanya pasang aplikasi dari tempat resmi, hati-hati saat berbelanja online, jangan buka tautan tak dikenal, dan kenali dengan siapa kita berinteraksi di internet,” bebernya.

Program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya, yang tidak hanya bertujuan menciptakan Komunitas Cerdas, tapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1245 seconds (0.1#10.140)