Catat! Perilaku Konsumtif Berubah Jadi Produktif dengan Cara Ini

Kamis, 25 Agustus 2022 - 09:32 WIB
loading...
Catat! Perilaku Konsumtif Berubah Jadi Produktif dengan Cara Ini
Pesatnya perkembangan teknologi digital memudahkan pekerjaan manusia, termasuk dalam hal berbelanja. Foto Ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Pesatnya perkembangan teknologi digital memudahkan pekerjaan manusia, termasuk dalam hal berbelanja. Namun, kemudahan berbelanja lewat beragam lokapasar patut diwaspadai agar tidak mengganggu keuangan.

Kemudahan yang ditawarkan teknologi digital seharusnya membuat individu menjadi lebih baik dalam hal perencanaan keuangan untuk berbelanja. Hal tersebut menjadi perbincangan dalam webinar berjudul Jangan Boros, Bijak Berbelanja Online yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi di Makassar belum lama ini.

Psikolog sekaligus relawan TIK DKI Jakarta Oriza Sativa yang hadir sebagai pembicara webinar menyampaikan pendapat ahli mengenai apa yang disebut perilaku konsumtif. Yakni perilaku individu yang tidak dapat menahan keinginan untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan tanpa melihat fungsi utama dari barang tersebut.

Teori lain menyebutkan bahwa perilaku konsumtif adalah aktivitas membeli barang dengan pertimbangan yang tidak masuk akal dan tak berdasar kebutuhan.

“Dari sisi psikologi, ada istilah konformitas, yaitu sebagai individu ada kecenderungan untuk ikut-ikutan tren atau perilaku orang lain. Si A punya barang ini, maka si B ikut-ikutan membelinya. Si A gaya berdandannya seperti ini, si B mengikutinya. Begitu pula faktor spontanitas lantara ada diskon besar-besaran di masa tertentu sehingga merangsang individu untuk membeli barang tersebut,” papar Oriza.

Penyebab lain perilaku konsumtif adalah faktor emosi atau yang disebut kompensasi. Oriza mencontohkan, dalam situasi emosi tertentu, seorang individu bisa berbelanja atau membeli barang hanya untuk memenuhi keinginan atau emosi sesaat. Faktor lain adalah mindset yang keliru, yaitu seseorang berbelanja agar terlihat kaya di mata orang lain.

“Beberapa tips agar perilaku konsumtif bisa menjadi produktif adalah dengan menjual kembali barang-barang yang sudah kita beli. Misalnya, thrift shop yang berisi barang-barang bekas impor; preloved yang menjual barang-barang berkualitas dari orang-orang tertentu; atau menjadi penjual kembali (reseller),” beber Oriza.

Pada kesempatan yang sama, Jawara Internet Sehat Sulawesi Utara Arthur Mandolang mengatakan, benar bahwa pesatnya perkembangan teknologi digital telah mengubah banyak perilaku manusia, seperti cara berkomunikasi, belajar, termasuk dalam hal berbelanja. Untuk berbelanja, saat ini kita sudah tak perlu lagi mendatangi toko secara langsung dan memilih barang yang diinginkan. Semua dapat dilakukan hanya dengan sentuhan jari di gawai.

“Namun, dibutuhkan tips atau cara jitu dalam berbelanja online agar kita terhindar dari kerugian,” kata Arthur.

Menurut Arthur, calon pembeli harus jeli memilih perusahaan e-dagang sebelum memutuskan berbelanja secara online. Produk yang hendak dibeli harus dibaca deskripsi barangnya dengan teliti. Ia juga mengingatkan konsumen agar tidak mudah percaya dengan harga barang yang murah.

Selanjutnya, aturan tentang syarat dan ketentuan toko juga harus diperiksa, termasuk kebijakan pengembalian barang. “Satu lagi, yaitu simpan bukti transaksi karena suatu saat bisa saja itu dibutuhkan,” ujarnya.

Terkait keamanan digital saat berbelanja online, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar Citra Rosalyn Anwar mengingatkan agar konsumen waspada terhadap beragam penipuan online yang masih marak hingga saat ini. Untuk itu, konsumen sebaiknya tidak mudah meng-klik tautan tertentu yang mencurigakan. Selain itu, faktor keamanan perangkat digital juga mesti dijaga, termasuk rajin mengganti password secara berkala.

Hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital ini diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1650 seconds (0.1#10.140)