BPOM Izinkan Remaja Usia 16-18 Terima Vaksin Booster

Selasa, 02 Agustus 2022 - 13:03 WIB
loading...
BPOM Izinkan Remaja...
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberi izin anak-anak usia 16-18 tahun menerima vaksin booster. Vaksin Covid-19 yang dipakai untuk booster usia anak tersebut adalah Vaksin Comirnaty. Foto/Dok.MPI/Aldhi Chandra
A A A
JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) memberi izin anak-anak usia 16-18 tahun menerima vaksin booster . Vaksin Covid-19 yang dipakai untuk booster usia anak tersebut adalah Vaksin Comirnaty.

"Vaksin Cominarty merupakan vaksin Covid-19 dengan platform mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech. Vaksin ini jadi 1 dari 13 vaksin Covid-19 yang sudah mendapat persetujuan EUA di Indonesia," ungkap Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2022).

Bagaimana detail pemberian vaksin booster untuk anak usia 16-18 tahun ini?



Menurut pernyataan BPOM, dosis yang diberikan cukup 1 dosis (30 mcg/0,3 mL) untuk sekurang-kurangnya 6 bulan setelah dosis kedua vaksinasi primer menggunakan Vaksin Comirnaty (booster homolog).

BPOM telah melakukan evaluasi terhadap aspek keamanan dan khasiat pemberian dosis booster Vaksin Comirnaty pada anak remaja berdasarkan data studi klinik fase 3 yang dilakukan pada subjek usia 16 tahun atau lebih (C4591031 Sub A) dan data Real World Evidence dari studi observasional untuk menilai efektivitas booster Vaksin Comirnaty pada kelompok usia yang sama.

Di studi klinik ini, dosis booster Vaksin Comirnaty diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah vaksinasi primer lengkap. Hasil studi klinik menunjukkan adanya efektivitas pemberian booster pada kelompok usia 16 tahun ke atas, serta profil keamanan yang serupa dengan profil keamanan pada pemberian vaksinasi dosis primer.

Apa efek sampingnya?

Berdasarkan pertimbangan aspek keamanan, kejadian sampingan yang paling sering dilaporkan setelah pemberian dosis booster Vaksin Comirnaty pada anak usia 16 tahun ke atas, yaitu reaksi lokal pada tempat penyuntikan (21%), gangguan jaringan sendi dan otot (6,7%), sakit kepala (5%), lymphadenopathy/pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening (2,7%), dan gangguan saluran cerna (1,7%).

"Hasil tersebut konsisten dengan laporan kejadian sampingan setelah pemberian 2 dosis primer Vaksin Comirnaty," terang laporan BPOM.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2175 seconds (0.1#10.140)