Apa Itu Klepto? Begini Gejala dan Cara Menanganinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Klepto atau kleptomania mungkin salah satu istilah yang kerap terdengar. Namun, tahukah Anda jika klepto ini merupakan penyakit?
Ya, klepto masuk dalam kategori penyakit mental yang muncul dengan keinginan kuat untuk mengambil barang yang bukan miliknya.
Ketua Program Studi Terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim menjelaskan, biasanya menguntit suatu barang tanpa disadari karena ada dorongan mau mengambil sesuatu.
Baca juga: Hindari Cedera saat Lomba 17 Agustus, Dokter Sarankan Ini
"Dia enggak sadar dan biasanya enggak butuh. Bisa di toko, mall, atau rumah orang. Hanya sekadar ingin mengambil karena ada dorongan atau keinginan untuk mengambil yang begitu besar dan tidak ada kontrol. Biasanya kalau mood enggak baik bisa seperti itu," jelas Rose Mini saat dihubungi MNC Portal melalui sambungan telepon, Selasa (16/8/2022).
Menurutnya, klepto ini berkaitan dengan unsur kimia yang ada di otak dan berpengaruh pada emosi. Untuk orang klepto biasanya ada dorongan secara konsisten. Perasaan itu akan muncul ketika keadaan hati tidak baik, tidak nyaman, mood swing, ada perasaan bergejolak dan secara spontan dia mengambil barang baik perlu ataupun tidak.
"Dan biasanya setelah mengambil barang rasanya nyaman banget, bahagia, dan ujungnya ketagihan buat melakukan hal seperti itu lagi," terangnya.
Sebagaimana yang sering dijelaskan, perilaku klepto dan maling tentunya berbeda. Maling mengambil sesuatu yang dibutuhkan. Sementara klepto mengambil barang hanya untuk kepuasannya sendiri.
"Misalnya kayak dia enggak mampu terus ngambil makanan atau susu buat bayinya. Kalau butuh dan enggak mampu membelinya itu bukan klepto, dia ingin tapi enggak ada kemampuan (untuk memilikinya) itu pencuri," jelas dia.
Munculnya perilaku klepto ini karena adanya kadar serotonin dan senyawa kimia tertentu di otak dan terpengaruh pada lingkungan keluarga.
"Biasanya datang dari ayah atau ibu yang kecanduan terus berdampak pada gangguan kimia (di otak) yang diakibatkan secara genetik," ujarnya.
Wanita yang akrab disapa Bunda Romi ini mengutarakan, ketika seseorang memiliki perilaku klepto harus ditangani oleh ahli seperti datangi psikolog atau psikiater. Nantinya akan diberi obat untuk menangani masalah tersebut.
Baca juga: Adik Ozy Syahputra Meninggal Dunia Akibat Kanker Payudara
"Nanti dikasih obat karena kaitannya sama emosi jadi harus dikasih obat penenang. Obat yang bisa membuat dia nyaman sama dirinya. Kaya obat anti depresan, klepto itu bisa depresi sendiri karena nggak bisa keluar dari masalahnya," tutnasnya.
Ya, klepto masuk dalam kategori penyakit mental yang muncul dengan keinginan kuat untuk mengambil barang yang bukan miliknya.
Ketua Program Studi Terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim menjelaskan, biasanya menguntit suatu barang tanpa disadari karena ada dorongan mau mengambil sesuatu.
Baca juga: Hindari Cedera saat Lomba 17 Agustus, Dokter Sarankan Ini
"Dia enggak sadar dan biasanya enggak butuh. Bisa di toko, mall, atau rumah orang. Hanya sekadar ingin mengambil karena ada dorongan atau keinginan untuk mengambil yang begitu besar dan tidak ada kontrol. Biasanya kalau mood enggak baik bisa seperti itu," jelas Rose Mini saat dihubungi MNC Portal melalui sambungan telepon, Selasa (16/8/2022).
Menurutnya, klepto ini berkaitan dengan unsur kimia yang ada di otak dan berpengaruh pada emosi. Untuk orang klepto biasanya ada dorongan secara konsisten. Perasaan itu akan muncul ketika keadaan hati tidak baik, tidak nyaman, mood swing, ada perasaan bergejolak dan secara spontan dia mengambil barang baik perlu ataupun tidak.
"Dan biasanya setelah mengambil barang rasanya nyaman banget, bahagia, dan ujungnya ketagihan buat melakukan hal seperti itu lagi," terangnya.
Sebagaimana yang sering dijelaskan, perilaku klepto dan maling tentunya berbeda. Maling mengambil sesuatu yang dibutuhkan. Sementara klepto mengambil barang hanya untuk kepuasannya sendiri.
"Misalnya kayak dia enggak mampu terus ngambil makanan atau susu buat bayinya. Kalau butuh dan enggak mampu membelinya itu bukan klepto, dia ingin tapi enggak ada kemampuan (untuk memilikinya) itu pencuri," jelas dia.
Munculnya perilaku klepto ini karena adanya kadar serotonin dan senyawa kimia tertentu di otak dan terpengaruh pada lingkungan keluarga.
"Biasanya datang dari ayah atau ibu yang kecanduan terus berdampak pada gangguan kimia (di otak) yang diakibatkan secara genetik," ujarnya.
Wanita yang akrab disapa Bunda Romi ini mengutarakan, ketika seseorang memiliki perilaku klepto harus ditangani oleh ahli seperti datangi psikolog atau psikiater. Nantinya akan diberi obat untuk menangani masalah tersebut.
Baca juga: Adik Ozy Syahputra Meninggal Dunia Akibat Kanker Payudara
"Nanti dikasih obat karena kaitannya sama emosi jadi harus dikasih obat penenang. Obat yang bisa membuat dia nyaman sama dirinya. Kaya obat anti depresan, klepto itu bisa depresi sendiri karena nggak bisa keluar dari masalahnya," tutnasnya.
(nug)