Menkes Sebut Butuh Kolaborasi Lintas Negara untuk Tekan Penyebaran Penyakit Infeksi Emerging
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi menyebut dibutuhkan kolaborasi lintas negara untuk menekan penyebaran penyakit infeksi emerging baru. Pasalnya, sebuah negara tidak akan bisa menangani penyakit ini sendirian.
Penyakit infeksi emerging atau emerging infectious diseases sendiri merupakan penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya. Namun, penyakit ini meningkat dengan sangat cepat, baik dalam jumlah kasus baru di dalam satu populasi atau penyebarannya ke daerah geografis yang baru.
Misalnya saja Covid-19, Mers-CoV, Avian Influenza (H5N1), dan SARS. Penyakit infeksi emerging, kata Menkes, tidak hanya menimbulkan kematian, tetapi juga memicu masalah sosial, ekonomi, dan politik. Dan sebuah negara, lanjut Menkes, hanya bisa berhasil mengatasi penyakit infeksi emerging jika mampu mendeteksi, menangani, dan mencegah penularan dengan segera.
“Negara harus memiliki respons cepat terhadap penyakit infeksi emerging,”kata Menkes dalam International Workshop on Managing Emerging Infectious Diseases among Front-Line Healthcare Workers yang diselenggarakan oleh Pusat Infeksi Nasional, RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso pada Selasa (13/9/2022).
Di sisi lain, Menkes juga menyoroti kemampuan tenaga kesehatan dalam menangani penyakit infeksi emerging yang harus ditingkatkan. Ini karena para tenaga kesehatan menjadi orang pertama yang menghadapi penyakit infeksi emerging. "Kita perlu memaksimalkan kualitas dokter, perawat dalam menangani penyakit infeksi emerging," jelas Menkes.
Menkes mengungkapkan bahwa workshop yang terlaksana di bawah koordinasi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) ini menjadi contoh nyata upaya bersama dalam menghadapi penyakit infeksi emerging. Sebab, kolaborasi lintas negara akan menekan penyebaran penyakit infeksi emerging baru.
"Workshop ini menjadi contoh nyata upaya bersama dalam menghadapi penyakit infeksi emerging. Kolaborasi lintas negara dengan rumah sakit dan tenaga kesehatan akan menekan penyebaran penyakit infeksi emerging yang berdampak serius pada infeksi akut, pertumbuhan ekonomi serta angka kematian,” tandasnya.
Workshop internasional ini diikuti oleh peserta dari beragam latar belakang seperti dokter, perawat, tenaga laboratorium, dan tenaga farmasi. Mereka berasal dari sembilan negara APEC, yakni Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Kanada, China, Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Peserta dari Indonesia berasal dari 24 fasilitas kesehatan yang tersebar di Indonesia.
Penyakit infeksi emerging atau emerging infectious diseases sendiri merupakan penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya. Namun, penyakit ini meningkat dengan sangat cepat, baik dalam jumlah kasus baru di dalam satu populasi atau penyebarannya ke daerah geografis yang baru.
Misalnya saja Covid-19, Mers-CoV, Avian Influenza (H5N1), dan SARS. Penyakit infeksi emerging, kata Menkes, tidak hanya menimbulkan kematian, tetapi juga memicu masalah sosial, ekonomi, dan politik. Dan sebuah negara, lanjut Menkes, hanya bisa berhasil mengatasi penyakit infeksi emerging jika mampu mendeteksi, menangani, dan mencegah penularan dengan segera.
“Negara harus memiliki respons cepat terhadap penyakit infeksi emerging,”kata Menkes dalam International Workshop on Managing Emerging Infectious Diseases among Front-Line Healthcare Workers yang diselenggarakan oleh Pusat Infeksi Nasional, RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso pada Selasa (13/9/2022).
Di sisi lain, Menkes juga menyoroti kemampuan tenaga kesehatan dalam menangani penyakit infeksi emerging yang harus ditingkatkan. Ini karena para tenaga kesehatan menjadi orang pertama yang menghadapi penyakit infeksi emerging. "Kita perlu memaksimalkan kualitas dokter, perawat dalam menangani penyakit infeksi emerging," jelas Menkes.
Menkes mengungkapkan bahwa workshop yang terlaksana di bawah koordinasi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) ini menjadi contoh nyata upaya bersama dalam menghadapi penyakit infeksi emerging. Sebab, kolaborasi lintas negara akan menekan penyebaran penyakit infeksi emerging baru.
"Workshop ini menjadi contoh nyata upaya bersama dalam menghadapi penyakit infeksi emerging. Kolaborasi lintas negara dengan rumah sakit dan tenaga kesehatan akan menekan penyebaran penyakit infeksi emerging yang berdampak serius pada infeksi akut, pertumbuhan ekonomi serta angka kematian,” tandasnya.
Workshop internasional ini diikuti oleh peserta dari beragam latar belakang seperti dokter, perawat, tenaga laboratorium, dan tenaga farmasi. Mereka berasal dari sembilan negara APEC, yakni Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Kanada, China, Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Peserta dari Indonesia berasal dari 24 fasilitas kesehatan yang tersebar di Indonesia.
(dra)