Hati-Hati! Kerja Berlebihan Dapat Ganggu Masalah Mental dan Kesehatan Jantung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seseorang yang gemar bekerja berlebihan berasosiasi dengan masalah mental seperti rentan stres, depresi, dan ansietas yang lebih tinggi.
Kondisi tersebut berpengaruh pada kesehatan jantung yang kalau dibiarkan berlarut-larut dapat merusak jantung.
Lalu, apa korelasinya antara bekerja berlebihan dengan sakit jantung?
Baca juga: Lengkapi Kebutuhan Kamu dengan 6 Produk Enesis
"Pada individu usia dewasa dengan depresi, stres, dan ansietas, mereka cenderung akhirnya merokok, obesitas, dan minim melakukan aktivitas fisik," jelas Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Heartology Cardiovascular Center, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), saat Webinar Kementerian Kesehatan dalam rangka Hari Jantung Sedunia 2022, Rabu (28/9/2022).
Tak berhenti di situ, menurut dr. Radityo, stres juga dapat memicu peningkatan tekanan darah yang mana kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan/atau stroke.
Artinya, bekerja berlebihan sampai Anda stres, depresi, dan ansietas, bukan hanya mengganggu kesehatan mental, tapi berpengaruh juga pada kesehatan fisik, dalam hal ini kesehatan jantung.
Itu kenapa, salah satu saran yang dianjurkan Kemenkes untuk mencegah penyakit jantung adalah mengelola stres. Sebab, ketika seseorang sudah stres, akan ada beberapa masalah lanjutan yang dapat muncul jika stresnya tidak dikelola dengan baik.
"Salah satu cara mencegah penyakit jantung adalah mengelola stres. Jika stres dikelola dengan baik, maka dapat meminimalisir masalah kesehatan fisik, termasuk penyakit jantung," terang Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Eva Susanti.
Baca juga: 3 Film Hong Kong yang Tidak Boleh Tayang di Indonesia, Suguhkan Adegan Sensual dan Vulgar
"Selain kelola stres, masyarakat juga diimbau untuk cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, dan istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk menghindari risiko penyakit jantung," terangnya.
Kondisi tersebut berpengaruh pada kesehatan jantung yang kalau dibiarkan berlarut-larut dapat merusak jantung.
Lalu, apa korelasinya antara bekerja berlebihan dengan sakit jantung?
Baca juga: Lengkapi Kebutuhan Kamu dengan 6 Produk Enesis
"Pada individu usia dewasa dengan depresi, stres, dan ansietas, mereka cenderung akhirnya merokok, obesitas, dan minim melakukan aktivitas fisik," jelas Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Heartology Cardiovascular Center, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), saat Webinar Kementerian Kesehatan dalam rangka Hari Jantung Sedunia 2022, Rabu (28/9/2022).
Tak berhenti di situ, menurut dr. Radityo, stres juga dapat memicu peningkatan tekanan darah yang mana kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan/atau stroke.
Artinya, bekerja berlebihan sampai Anda stres, depresi, dan ansietas, bukan hanya mengganggu kesehatan mental, tapi berpengaruh juga pada kesehatan fisik, dalam hal ini kesehatan jantung.
Itu kenapa, salah satu saran yang dianjurkan Kemenkes untuk mencegah penyakit jantung adalah mengelola stres. Sebab, ketika seseorang sudah stres, akan ada beberapa masalah lanjutan yang dapat muncul jika stresnya tidak dikelola dengan baik.
"Salah satu cara mencegah penyakit jantung adalah mengelola stres. Jika stres dikelola dengan baik, maka dapat meminimalisir masalah kesehatan fisik, termasuk penyakit jantung," terang Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Eva Susanti.
Baca juga: 3 Film Hong Kong yang Tidak Boleh Tayang di Indonesia, Suguhkan Adegan Sensual dan Vulgar
"Selain kelola stres, masyarakat juga diimbau untuk cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, dan istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk menghindari risiko penyakit jantung," terangnya.
(nug)