Apakah Vaksin Covid-19 mRNA Tingkatkan Risiko Serangan Jantung? Ini Kata Ahli
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan hasil studi di Florida, Amerika Serikat, vaksin mRNA menunjukkan peningkatan risiko kematian 84% terkait jantung pada pria berusia 18-39 tahun. Terkait hasil studi ini, para ahli menyarankan agar seseorang dengan riwayat penyakit jantung harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima suntikan.
Ahli Bedah Umum Florida dr Joseph A. Ladapo mengatakan, terjadi peningkatan 84% kematian terkait jantung pada pria berusia 18-39 tahun dalam 28 hari setelah menerima vaksin Covid-19 mRNA. Studi ini dilakukan oleh Departemen Kesehatan Florida melalui rangkaian kasus yang dikendalikan sendiri, yang mana teknik awalnya dikembangkan untuk mengevaluasi keamanan vaksin.
Lantas, dari temuan tersebut, siapa yang harus berhati-hati dalam mengambil vaksin?
Dijelaskan di sana bahwa mereka yang sudah punya masalah jantung, seperti miokarditis dan perikarditis, harus ekstra hati-hati saat mempertimbangkan vaksinasi serta mendiskusikannya dengan dokter mereka,
"Mempelajari keamanan dan kemanjuran obat apa pun, termasuk vaksin, merupakan komponen penting dari kesehatan masyarakat," ungkap dr Joseph Ladapo, dikutip Senin (10/10/2022).
"Ini adalah temuan penting yang harus disampaikan," tambahnya.
Di sisi lain, Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan bahwa sekali pun memang ada risiko masalah jantung akibat vaksin Covid-19 mRNA, angka kasusnya tidak setinggi serangan infeksi Covid-19 itu sendiri.
"Angka kejadian miokarditis pada mereka yang terinfeksi Covid-19 setidaknya 10 kali lipat lebih banyak daripada orang yang menerima vaksin Covid-19 mRNA," tegasnya.
"Saya sendiri sudah 5 kali menerima vaksin Covid-19, semuanya mRNA, dan alhamdulillah tidak mengalami KIPI yang berat," sambungnya.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuat data studi lebih komprehensif. Sebab, berdasar data studi yang diamati, Dicky menilai ada kelemahan di penilaian masalah.
Tidak diketahui pasti apakah mereka yang mengalami masalah jantung pascamenerima suntikan vaksin Covid-19 mRNA sudah punya risiko masalah jantung sebelumnya atau belum. Ini terjadi karena data studi dikumpulkan pada saat testing Covid-19 belum begitu bagus.
"Jadi, data yang telah dihimpun, benar atau tidak seseorang mengalami miokarditis itu efek vaksin mRNA atau bukan. Sebab, bisa saja ada temuan miokarditis pada seseorang pascavaksinasi, tapi sebetulnya orang tersebut pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya," tambah Dicky.
Ahli Bedah Umum Florida dr Joseph A. Ladapo mengatakan, terjadi peningkatan 84% kematian terkait jantung pada pria berusia 18-39 tahun dalam 28 hari setelah menerima vaksin Covid-19 mRNA. Studi ini dilakukan oleh Departemen Kesehatan Florida melalui rangkaian kasus yang dikendalikan sendiri, yang mana teknik awalnya dikembangkan untuk mengevaluasi keamanan vaksin.
Lantas, dari temuan tersebut, siapa yang harus berhati-hati dalam mengambil vaksin?
Dijelaskan di sana bahwa mereka yang sudah punya masalah jantung, seperti miokarditis dan perikarditis, harus ekstra hati-hati saat mempertimbangkan vaksinasi serta mendiskusikannya dengan dokter mereka,
"Mempelajari keamanan dan kemanjuran obat apa pun, termasuk vaksin, merupakan komponen penting dari kesehatan masyarakat," ungkap dr Joseph Ladapo, dikutip Senin (10/10/2022).
"Ini adalah temuan penting yang harus disampaikan," tambahnya.
Di sisi lain, Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan bahwa sekali pun memang ada risiko masalah jantung akibat vaksin Covid-19 mRNA, angka kasusnya tidak setinggi serangan infeksi Covid-19 itu sendiri.
"Angka kejadian miokarditis pada mereka yang terinfeksi Covid-19 setidaknya 10 kali lipat lebih banyak daripada orang yang menerima vaksin Covid-19 mRNA," tegasnya.
"Saya sendiri sudah 5 kali menerima vaksin Covid-19, semuanya mRNA, dan alhamdulillah tidak mengalami KIPI yang berat," sambungnya.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuat data studi lebih komprehensif. Sebab, berdasar data studi yang diamati, Dicky menilai ada kelemahan di penilaian masalah.
Tidak diketahui pasti apakah mereka yang mengalami masalah jantung pascamenerima suntikan vaksin Covid-19 mRNA sudah punya risiko masalah jantung sebelumnya atau belum. Ini terjadi karena data studi dikumpulkan pada saat testing Covid-19 belum begitu bagus.
"Jadi, data yang telah dihimpun, benar atau tidak seseorang mengalami miokarditis itu efek vaksin mRNA atau bukan. Sebab, bisa saja ada temuan miokarditis pada seseorang pascavaksinasi, tapi sebetulnya orang tersebut pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya," tambah Dicky.
(tsa)