Mempertahankan Rumah Tangga yang Tidak Sehat dengan Alasan Anak, Psikolog: Itu Tidak Fair
loading...
A
A
A
"Kalau alasan apapun bertahan demi anak, itu kita berarti membebani anak sama sesuatu yang bukan menjadi tanggung jawab dia," ungkap psikolog yang kerap disapa Caca ini, saat mengisi seminar di di Auditorium Rizal Sini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, (20/10/2022).
"Apakah anak memilih untuk dilahirkan? Pastinya enggak. Tapi tiba-tiba dia lahir, terus dia harus bertanggung jawab sama keharmonisan orang tuanya, itu kayaknya enggak fair," sambung dia.
Caca juga menilai, mempertahankan hubungan dengan alasan anak sama saja menjalani kehidupan yang tidak jujur. Pasalnya, ini berarti kedua orang tua lebih memilih untuk menutupi masalah yang terjadi terhadap sang anak dan tidak berani menghadapi masalah yang ada.
Padahal, ketidakbahagiaan yang dirasakan orang tuanya secara tak sadar akan ditularkan kepada sang anak dan membuat sang anak memiliki masalah emosi.
Hal ini terbukti melalui riset National Research Council dan The Institute of Medicine pada 2009, yang menyebutkan bahwa anak yang hidup dalam keluarga dengan pernikahan yang tidak bahagia akan memiliki masalah emosi dan kepercayaan diri.
Baca juga: Reza Arap Tiba-Tiba Hapus Semua Unggahan di Akun Instagram, Ada Apa?
Kondisi tersebut menjelaskan bahwa pura-pura hidup bahagia justru bukanlah solusi untuk masalah di keluarga kecil Anda. Berpura-pura bahagia nyatanya hanya akan menyiksa batin dan menambah masalah lain.
"Apakah anak memilih untuk dilahirkan? Pastinya enggak. Tapi tiba-tiba dia lahir, terus dia harus bertanggung jawab sama keharmonisan orang tuanya, itu kayaknya enggak fair," sambung dia.
Caca juga menilai, mempertahankan hubungan dengan alasan anak sama saja menjalani kehidupan yang tidak jujur. Pasalnya, ini berarti kedua orang tua lebih memilih untuk menutupi masalah yang terjadi terhadap sang anak dan tidak berani menghadapi masalah yang ada.
Padahal, ketidakbahagiaan yang dirasakan orang tuanya secara tak sadar akan ditularkan kepada sang anak dan membuat sang anak memiliki masalah emosi.
Hal ini terbukti melalui riset National Research Council dan The Institute of Medicine pada 2009, yang menyebutkan bahwa anak yang hidup dalam keluarga dengan pernikahan yang tidak bahagia akan memiliki masalah emosi dan kepercayaan diri.
Baca juga: Reza Arap Tiba-Tiba Hapus Semua Unggahan di Akun Instagram, Ada Apa?
Kondisi tersebut menjelaskan bahwa pura-pura hidup bahagia justru bukanlah solusi untuk masalah di keluarga kecil Anda. Berpura-pura bahagia nyatanya hanya akan menyiksa batin dan menambah masalah lain.
(nug)