FFI 2022 Jadi Simbol Dinamika dan Arus Baru Perfilman Indonesia, Ini Kata Garin Nugroho

Sabtu, 12 November 2022 - 05:30 WIB
loading...
FFI 2022 Jadi Simbol Dinamika dan Arus Baru Perfilman Indonesia, Ini Kata Garin Nugroho
Malam puncak Festival Film Indonesia 2022 akan dihelat pada 22 November mendatang. Foto/Nurul Amanah/MPI
A A A
JAKARTA - Malam puncak Festival Film Indonesia (FFI) 2022 akan dihelat pada 22 November mendatang. Tak hanya dijadikan ajang untuk memberikan apresiasi berupa penghargaan piala citra pada insan perfilman, lebih dari itu, FFI juga menjadi ajang munculnya fenomena baru dalam ekosistem perfilman Indonesia.

Garin Nugroho selaku Ketua Bidang Penjurian mengungkapkan keunikan dari FFI 2022 itu. Keunikan ini menjadi bagian dari dinamika dan arus baru dunia perfilman yang belum pernah ada sebelumnya. Salah satunya kemunculan film horror yang sebelumnya seringkali disepelekan, justru masuk ke dalam dominasi

"Yang paling menarik (genre) horror, yang dulu paling sering disepelekan sebagai genre kelas dua, sekarang menjadi nominasi yang juga muncul,"ungkap Garin saat jumpa pers FFI 2022 di Jakarta, Jumat (11/11/2022).

Lebih lanjut Garin menyinggung mengenai film populer dengan jumlah penonton yang begitu banyak justru seringkali tak masuk nominasi. Kini, dengan masuknya film populer bergenre horror seperti KKN Desa Penari menjadi nominasi, seolah membuktikan bahwa kuantitas tak melulu berbanding terbalik dengan kualitas. Ini menjadi salah satu pertanda adanya dinamika baru dalam dunia perfilman Indonesia.



"Genre horror yang dahulu dianggap sebagai film kelas dua, sekarang bisa terlihat dominasinya. Contohnya, KKN Di Desa Penari yang penontonnya sangat banyak, tapi juga kualitasnya bagus, masuk nominasi, dan menjadi bahan diskusi," jelasnya.

Fenomena ini jelas menjadi tren positif bagi perfilman Indonesia. Selain itu, Garin juga mengungkap hal unik lainnya yang menjadi dinamika baru dalam industri perfilman Indonesia adalah gaya hidup penontonnya. Berperan penting pula dalam menentukan seperti apa ekosistem perfilman Indonesia, Garin seolah membawa angin segar dengan menyebut bahwa penonton saat ini sudah mendobrak batas-batas yang ada.

Jika dulu suatu film bergenre tertentu hanya ditonton dan digemari oleh komunitas yang memang memiliki ketertarikan dengan genre tersebut, kini "batasan" itu seakan sudah berhasil ditabrak dengan gaya hidup penonton yang mulai melirik berbagai genre, tak hanya genre yang itu-itu saja.

"Gaya hidup penonton mulai menabrak batas-batas yang ada. Dulu kalau misalnya film seni hanya ditonton oleh kelompok pecinta atau komunitas seni saja. Sekarang, film kita itu ditonton oleh penonton dengan kalangan beragam, yang tidak lagi hitam dan putih," kata Garin.

Ia juga menambahkan, urusan batas-batas itu sudah dilebur dengan dihadirkannya nominasi dengan beragam genre. Hal ini juga semakin memperkuat pertanda bahwa dinamika perfilman Indonesia semakin maju dan berkembang, memasuki level kedewasaan.

Batas soal seni, hiburan, pencapain teknologi di Indonesia saat ini sudah dilebur dan hasilnya bisa kita lihat dari hasil nominasi sekarang. Ini pertanda bahwa dinamika film Indonesia yang makin dewasa dan memperlihatkan keberagaman sebagai ciri tayangan di era sekarang,"pungkasnya.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2652 seconds (0.1#10.140)