Menikmati Sensasi Pedas Rica-rica Ayam NTT di Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2014 - 20:35 WIB
Menikmati Sensasi Pedas Rica-rica Ayam NTT di Yogyakarta
Menikmati Sensasi Pedas Rica-rica Ayam NTT di Yogyakarta
A A A
YOGYAKARTA - Kota Yogyakarta menyimpan segudang kuliner yang mengundang selera dengan cita rasa manis. Tapi, jika ingin menikmati sensasi yang berbeda, My Home, yang menyajikan masakan rica-rica ayam khas dari Nusa Tenggara Barat (NTT), adalah salah satu tempat yang bisa dicoba.

Warung makan milik Erson Umbu, 27, ini terletak di daerah Sokowaten, Banguntapan, Bantul. My Home berada tepat di depan gedung SD Negeri Sokowaten Baru Banguntapan. Tempat yang cukup mudah dicari karena berada di perbatasan dengan Kota Yogyakarta.

Warung makan yang didirikannya sejak tiga tahun lalu ini memang tak terlalu berbeda jauh dari yang lain. Namun, menu rica-rica ayam khas NTT yang menjadi andalannya, tak bisa ditemukan di tempat lain.

Memang ketika menyantapnya, di satu suap pertama sensasi rasa pedasnya sudah sangat terasa. Meski begitu, Anda tak akan mau berhenti menyantapnya sampai rica itu ludes dari piring Anda. "Pedasnya tidak ada rasa manisnya, tidak seperti rica-rica yang lain," ujar salah satu pelanggan warung itu, Dani, 28, warga setempat.

Jadi sudah bisa dipastikan, setiap kali ada pelanggan yang habis makan selalu saja kembali memesan minuman. Untuk mengurangi rasa pedas yang masih tersisa.

Lius Nandu, 22, salah satu mahasiswa asal NTT mengatakan, memakan masakan rica-rica ini juga dapat mengobati perasaan rindunya pulang ke kampung halamannya. "Sudah menjadi langganan, seperti masakan di rumah saja," ucapnya.

Rica-rica ayam ini buat Erson dengan dengan bumbu bawang merah, bawang putih, ketumbar, ada, lengkuas, cabai rawit merah, dan lainnya. Tak ada satu pun penyedap rasa yang digunakannya. Karena menurut dia, itu dapat mengurangi sedikit citarasa.

Bumbu-bumbu ini mengadopsi dari bumbu yang biasa digunakan orang dari NTT untuk memasak daging babi. Memang, menu tersebut tak asing bagi orang di daerah sana. "Karena sasaran saya bisa dinikmati semua orang, saya ganti dagingnya dengan ayam," ujar Erson.

Cara membuatnya pun cukup sederhana. Daging ayam dipotong kecil-kecil kemudian dicamput dengan bumbu yang telah dihaluskan kemudian ditumis.

Anda cukup merogoh kocek sebesar Rp12.000 untuk satu porsi rica-rica ayam NTT ini. Harga ini terbilang cukup murah jika dibandingkan dengan kenikmatan rasanya.

Bahkan, Erson tidak menaikkan harga meski saat ini harga cabai sedang melambung tinggi demi menjaga cita rasanya. Untuk menyiasati agar tak terlalu rugi, dia mengurangi jumlah cabai yang digunakan. "Kalau pas harga normal, cabai rawit merah yang digunakan 35 buah untuk satu kilogram ayam. Tapi kalau harga tinggi seperti ini, cabainya dikurangi 5 sampai 6 buah," katanya.

Selain menu rica-rica ayam, menu lain yang bisa menambah sensasi adalah sambal jeruk. "Kalau untuk sambal jeruk ini tergantung kalau ada permintaan pelanggan saja," ucap Erson.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5225 seconds (0.1#10.140)