Rudy Salam Sempat Alami Depresi sebelum Wafat, Ini Efek Sampingnya yang Merugikan Tubuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rudy Salam disebut sempat mengalami depresi sebelum meninggal dunia pada Jumat (18/11/2022). Istri Rudy Salam, Marina Gardena, menyampaikan bahwa suaminya telah mengalami depresi sejak beberapa tahun belakangan.
"Beberapa tahun yang lalu udah depresi, kemarin-kemarin biasa aja. Beberapa hari yang lalu, tidur, nggak mau makan. Tadi pagi tiba-tiba pergi gitu aja," ucap Marina di Rumah Duka PGI Cikini, Jakarta Pusat, seperti dikutip Sabtu (19/11/2022).
"Dia depresi itu sudah 7 tahun, udah nggak bisa jalan. Dia memang tertutup. Kalau penyakit dalamnya nggak ada. Karena sleep paralyze, jadi dia tidurnya berkurang," imbuh Marina.
Lantas, sejauh mana depresi bisa mempengaruhi keadaan tubuh?
Dikutip dari laman WebMd, depresi bisa diartikan sebagai gangguan otak yang bisa mengakibatkan penderitaan emosional. Pada keberlanjutannya, depresi ini tak hanya menyebabkan gejala fisik, melainkan juga meningkatkan risiko terkena penyakit atau memperburuk keluhan kesehatan yang diidap penderitanya.
Dalam hal ini, dampak negatif depresi yang bisa meningkatkan risiko sejumlah penyakit disebabkan karena adanya peningkatan kadar hormon stres seperti kortisol atau adrenalin. Selain itu, depresi juga bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang.
Seseorang yang terkena depresi akan membuat tubuhnya lebih sulit ketika melawan infeksi. Sehingga akan cukup berpotensi memunculkan berbagai macam keluhan kesehatan yang berbahaya bagi tubuh.
Salah satu perubahan fisik yang disebabkan depresi adalah insomnia yang dianggap melemahkan sistem kekebalan tubuh. Beberapa penyakit berbahaya yang hidup berdampingan dengan depresi di antaranya serangan jantung, penyakit arteri koroner, penyakit ginjal, dan diabetes.
Dalam keadaan tersebut, pengidap depresi tidak boleh membiarkan kondisinya terus seperti itu. Setidaknya, Anda bisa melakukan konsultasi ke dokter atau ahli untuk mendapat instruksi serta penanganan terbaik.
"Beberapa tahun yang lalu udah depresi, kemarin-kemarin biasa aja. Beberapa hari yang lalu, tidur, nggak mau makan. Tadi pagi tiba-tiba pergi gitu aja," ucap Marina di Rumah Duka PGI Cikini, Jakarta Pusat, seperti dikutip Sabtu (19/11/2022).
"Dia depresi itu sudah 7 tahun, udah nggak bisa jalan. Dia memang tertutup. Kalau penyakit dalamnya nggak ada. Karena sleep paralyze, jadi dia tidurnya berkurang," imbuh Marina.
Lantas, sejauh mana depresi bisa mempengaruhi keadaan tubuh?
Dikutip dari laman WebMd, depresi bisa diartikan sebagai gangguan otak yang bisa mengakibatkan penderitaan emosional. Pada keberlanjutannya, depresi ini tak hanya menyebabkan gejala fisik, melainkan juga meningkatkan risiko terkena penyakit atau memperburuk keluhan kesehatan yang diidap penderitanya.
Dalam hal ini, dampak negatif depresi yang bisa meningkatkan risiko sejumlah penyakit disebabkan karena adanya peningkatan kadar hormon stres seperti kortisol atau adrenalin. Selain itu, depresi juga bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang.
Seseorang yang terkena depresi akan membuat tubuhnya lebih sulit ketika melawan infeksi. Sehingga akan cukup berpotensi memunculkan berbagai macam keluhan kesehatan yang berbahaya bagi tubuh.
Salah satu perubahan fisik yang disebabkan depresi adalah insomnia yang dianggap melemahkan sistem kekebalan tubuh. Beberapa penyakit berbahaya yang hidup berdampingan dengan depresi di antaranya serangan jantung, penyakit arteri koroner, penyakit ginjal, dan diabetes.
Dalam keadaan tersebut, pengidap depresi tidak boleh membiarkan kondisinya terus seperti itu. Setidaknya, Anda bisa melakukan konsultasi ke dokter atau ahli untuk mendapat instruksi serta penanganan terbaik.
(tsa)