Cara Bernapas Memengaruhi Daya Tahan Tubuh Seseorang
loading...
A
A
A
Dalam sebuah penelitian in-vitro yang dilakukan pada 2004 selama wabah SARS terakhir, NO mampu meningkatkan daya tahan tubuh seseorang untuk menghindari infeksi. Artinya, ini menunjukkan bahwa NO memiliki efek langsung sebagai antivirus. (Baca juga: Tiga Nutrisi yang Dapat Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NO secara signifikan menghambat siklus replika SARS-CoV. Ia memblokir produksi protein virus dan bahan genetiknya, RNA. Inhalasi NO juga efektif terhadap SARS-CoV pada pasien yang sakit parah dengan pneumonia.
Beberapa institusi di dunia sedang melakukan uji klinis inhalasi NO pada pasien Covid-19 sedang hingga berat, yang membutuhkan ventilator. Uji klinis inhalasi NO diharapkan terbukti sebagai terapi yang efektif sehingga dapat mengurangi kebutuhan ventilator dan tempat tidur di ICU. (Lihat videonya: Kapal Tak Bisa Sandar, Sapi Dilempar ke Laut)
Secara tidak sadar, sinus di rongga hidung ternyata menghasilkan NO secara terus-menerus. NO yang diproduksi di rongga hidung secara kimia identik dengan NO yang digunakan secara klinis dengan inhalasi. Jadi, menghirup udara melalui hidung tidak akan diteruskan ke paru-paru secara langsung.
Sementara menunggu hasil uji klinis NO inhalasi dan pengembangan vaksin Covid-19, tidak ada salahnya untuk berlatih bernapas dengan benar. Menarik napas melalui hidung dan membuangnya melalui mulut dapat memaksimalkan inhalasi NO ke paru-paru. (Fandy)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NO secara signifikan menghambat siklus replika SARS-CoV. Ia memblokir produksi protein virus dan bahan genetiknya, RNA. Inhalasi NO juga efektif terhadap SARS-CoV pada pasien yang sakit parah dengan pneumonia.
Beberapa institusi di dunia sedang melakukan uji klinis inhalasi NO pada pasien Covid-19 sedang hingga berat, yang membutuhkan ventilator. Uji klinis inhalasi NO diharapkan terbukti sebagai terapi yang efektif sehingga dapat mengurangi kebutuhan ventilator dan tempat tidur di ICU. (Lihat videonya: Kapal Tak Bisa Sandar, Sapi Dilempar ke Laut)
Secara tidak sadar, sinus di rongga hidung ternyata menghasilkan NO secara terus-menerus. NO yang diproduksi di rongga hidung secara kimia identik dengan NO yang digunakan secara klinis dengan inhalasi. Jadi, menghirup udara melalui hidung tidak akan diteruskan ke paru-paru secara langsung.
Sementara menunggu hasil uji klinis NO inhalasi dan pengembangan vaksin Covid-19, tidak ada salahnya untuk berlatih bernapas dengan benar. Menarik napas melalui hidung dan membuangnya melalui mulut dapat memaksimalkan inhalasi NO ke paru-paru. (Fandy)
(ysw)