Gurih Legit Nasi Tumpeng Merah Putih

Rabu, 12 Agustus 2015 - 08:06 WIB
Gurih Legit Nasi Tumpeng Merah Putih
Gurih Legit Nasi Tumpeng Merah Putih
A A A
BERAGAM hidangan Nusantara, termasuk aneka jajanan pasar hadir dalam rangka menyemarakkan hari Kemerdekaan Indonesia. Yang menarik adalah sajian nasi tumpeng merah putih, komplet dengan 17 macam lauk tradisional.

Menyambut perayaan hari Kemerdekaan pada 17 Agustus mendatang, Gran Melia berbenah diri. Hotel yang berlokasi di kawasan HR Rasuna Said Jakarta ini mendekor Cafe Gran Via menjadi semarak. Bendera merah putih dan ornamen dua warna tersebut tampak membuat restoran itu semakin hidup.

Tidak hanya ruangan, warna merah putih turut dihadirkan, khususnya pada hidangan pencuci mulut yang ditawarkan. Segenap dessert ini tak lepas dari tampilan warna merah putih. Umpamanya strawberry pannacota, vanila choux, walnut pie , dan strawberry mousse .

Walnut pie misalnya, bagian atasnya diberi kepingan cokelat putih, di mana bagian ujung keping cokelat dilumuri pewarna merah. Beberapa cake juga dimodifikasi dengan warna merah putih, seperti red velvet, chocolate cake, white forest cake , hingga opera cake . Ada pula cupcake dengan hiasan bendera Indonesia yang terbuat dari fondant serta donat berwarna sama.

Adapun yang tidak biasa adalah nasi tumpeng merah putih dengan 17 macam lauk di sekelilingnya dan burung garuda di bagian puncak tumpeng. Lobak putih digunakan untuk membuat ukiran burung yang menjadi lambang negara Indonesia itu. Sementara warna merah pada nasi dibuat dari tomat dan paprika merah.

”Sebanyak 17 lauk mengacu pada tanggal kemerdekaan. Lauk tersebut sebagai perwakilan beberapa masakan tradisional di Tanah Air dari Sabang sampai Merauke,” kata Apep Hendrawan selaku Executive Sous Chef Grand Melia.

Dari Papua ada tumis taoge dengan teri, sementara ikan tongkol asap merupakan masakan khas dari Ambon. Empal, rolade daging, sambal goreng kentang, telas, perkedel, tempe orek, rendang jengkol, burung dara goreng, dan bebek goreng, adalah beberapa lauk yang mengeliling ikon kuliner kebanggaan Indonesia itu.

Menurut Director of Marketing and Communications Gran Melia Ratna Sjamsiar Idris, menu-menu yang ditawarkan sangat bervariasi setiap harinya. Antara lain ayam kodok, rujak natsepa, kohu-kohu, kerabu betik, selad solo, dan sebagainya. Hidangan yang tersedia, dewasa ini memang sulit untuk ditemukan. ”Jadi, pengunjung bisa mengenal lebih jauh makanan tradisional kita, apalagi makanan yang disajikan setiap harinya berbeda-beda agar tidak bosan,” ujar Ratna.

Tak ketinggalan ayam tuturuga yang berasal dari Sulawesi Utara. Rasa pedas dari bumbu ayam, kesegaran dari serai, dan aroma daun jeruk yang dikombinasikan dengan rasa gurih santan serta harumnya daun kemangi membuat sajian tradisional ini semakin menggugah selera. Lappet sebagai penganan tradisional khas Sumatera Utara juga bisa ditemukan di sini.

Kudapan ini terbilang spesial karena biasa disuguhkan pada acara berkumpul, seperti upacara adat, perkawinan, dan lainnya. Lappet terbuat dari tepung beras, kelapa parut, dan dicampur dengan gula aren serta air secukupnya. Setelah diaduk merata, kemudian dibungkus dengan menggunakan daun pisang dan dibentuk menjadi limas, lalu dikukus hingga matang.

Satu lagi dari Sumatera Utara, yaitu mi gomak atau biasa disebut spageti batak. Mi ini mempunyai kuah yang bersantan dengan rasa gurih serta dilengkapi dengan taburan kerupuk merah. Hidangan mi ini dicampur dengan rempah khas dari Tanah Batak. Apalagi kalau bukan andaliman atau biasa dikenal dengan merica Batak.

Sri noviarni
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5489 seconds (0.1#10.140)