Menikmati Sensasi Pecel Cenil Khas Polanharjo
A
A
A
KLATEN - Wisata air Umbul Manten Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah mulai berkembang sejak setahun terakhir. Umbul yang masih satu kecamatan dengan Umbul Ponggok ini menawarkan kolam mata air yang masih alami dan lingkungan asri dengan pohon-pohon besar.
Perkembangan Umbul Manten menjadi destinasi wisata alternatif berdampak pada perekonomian sekitar. Salah satunya adalah pecel cenil kuliner khas Polanharjo yang dijajakan di lokasi wisata Umbul Manten.
Sejak penataan kawasan Umbul Manten, pedagang berjualan di warung-warung semi permanen yang terbuat dari bambu. Menu yang ditawarkan sangat sederhana, seperti gorengan, mie rebus, pecel cenil, dan minuman.
Pecel cenil dan gorengan hangat menjadi menu favorit pengunjung. Pedagang di Umbul Manten, Siam Noyantun, 44, mengaku, sengaja menyediakan pecel cenil karena khas Polanharjo dan jarang ditemukan di tempat lain.
Tanaman cenil atau selada air tumbuh subur di lahan kas desa milik Desa Wunut Kecamatan Tulung. Hamparan lahan cenil berdampingan dengan Umbul Manten. Pengunjung pun dimanjakan dengan pemandangan layaknya karpet alami berwarna hijau segar.
”Dari dulu cenil ini dipakai warga untuk sayuran. Biasanya dimasak untuk pecel. Karena di sekitar Umbul Manten belum banyak warung makan ya saya mencoba jualan makanan,” kata Siam belum lama ini.
Dijelaskan, tanaman cenil harus tumbuh di media yang tergenang air. Karena itu, tanaman cenil banyak dijumpai di lahan sekitar umbul di wilayah Kecamatan Polanharjo dan Tulung. Siam menuturkan, cenil masih satu rumpun keluarga dengan sawi-sawian. Setelah direbus, tekstur daun cenil hampir mirip dengan sawi.
”Batangnya kalau dimakan bunyi kriuk-kriuk. Terasa segar karena kriuk-kriuk itu. Tanaman cenil juga sangat bagus untuk kesehatan karena mengandung vitamin C, antioksidan, vitamin B, dan lainnya,” tutur Siam.
Satu porsi nasi dan pecel cenil hanya dibanderol Rp4.000. Keunikan cenil dengan beragam manfaat dan harga terjangkau membuat pecel cenil buatan Siam banyak diburu pengunjung Umbul Manten.
Salah satu pengunjung, Lilik Andre Hermansyah, 36, mengaku sudah beberapa kali mengunjungi Umbul Manten. Warga Desa Karangan Kecamatan Karanganom ini tak pernah melewatkan pecel cenil sebagai menu favorit setelah berenang di kolam umbul. Citarasa khas pecel cenil membuatnya selalu ketagihan untuk mencoba lagi.
”Rasanya segar, ada gurih kacang, agak manis. Sensasi kriuk-kriuk saat mengunyah batang cenil membuat segar,” ucapnya.
Tanaman cenil tak hanya kaya manfaat dan digemari pengunjung Umbul Manten. Tanaman ini ternyata menyimpan mitos di kalangan warga setempat. Salah satu warga Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo, Catur, 35, mengemukakan, dari cerita para orangtua di lingkungannya tanaman cenil di sekitar Umbul Manten dianggap istimewa. Tanaman ini bahkan dikaitkan dengan Keraton Surakarta Hadiningrat.
”Katanya sejak jaman dulu keraton sudah menahbiskan tanaman cenil yang enak ya di Polanharjo dan sekitarnya. Jadi tidak heran kalau tanaman ini banyak dicari wisatawan yang datang kesini. Tapi itu hanya cerita turun-temurun dari para orangtua disini,” terang dia.
Perkembangan Umbul Manten menjadi destinasi wisata alternatif berdampak pada perekonomian sekitar. Salah satunya adalah pecel cenil kuliner khas Polanharjo yang dijajakan di lokasi wisata Umbul Manten.
Sejak penataan kawasan Umbul Manten, pedagang berjualan di warung-warung semi permanen yang terbuat dari bambu. Menu yang ditawarkan sangat sederhana, seperti gorengan, mie rebus, pecel cenil, dan minuman.
Pecel cenil dan gorengan hangat menjadi menu favorit pengunjung. Pedagang di Umbul Manten, Siam Noyantun, 44, mengaku, sengaja menyediakan pecel cenil karena khas Polanharjo dan jarang ditemukan di tempat lain.
Tanaman cenil atau selada air tumbuh subur di lahan kas desa milik Desa Wunut Kecamatan Tulung. Hamparan lahan cenil berdampingan dengan Umbul Manten. Pengunjung pun dimanjakan dengan pemandangan layaknya karpet alami berwarna hijau segar.
”Dari dulu cenil ini dipakai warga untuk sayuran. Biasanya dimasak untuk pecel. Karena di sekitar Umbul Manten belum banyak warung makan ya saya mencoba jualan makanan,” kata Siam belum lama ini.
Dijelaskan, tanaman cenil harus tumbuh di media yang tergenang air. Karena itu, tanaman cenil banyak dijumpai di lahan sekitar umbul di wilayah Kecamatan Polanharjo dan Tulung. Siam menuturkan, cenil masih satu rumpun keluarga dengan sawi-sawian. Setelah direbus, tekstur daun cenil hampir mirip dengan sawi.
”Batangnya kalau dimakan bunyi kriuk-kriuk. Terasa segar karena kriuk-kriuk itu. Tanaman cenil juga sangat bagus untuk kesehatan karena mengandung vitamin C, antioksidan, vitamin B, dan lainnya,” tutur Siam.
Satu porsi nasi dan pecel cenil hanya dibanderol Rp4.000. Keunikan cenil dengan beragam manfaat dan harga terjangkau membuat pecel cenil buatan Siam banyak diburu pengunjung Umbul Manten.
Salah satu pengunjung, Lilik Andre Hermansyah, 36, mengaku sudah beberapa kali mengunjungi Umbul Manten. Warga Desa Karangan Kecamatan Karanganom ini tak pernah melewatkan pecel cenil sebagai menu favorit setelah berenang di kolam umbul. Citarasa khas pecel cenil membuatnya selalu ketagihan untuk mencoba lagi.
”Rasanya segar, ada gurih kacang, agak manis. Sensasi kriuk-kriuk saat mengunyah batang cenil membuat segar,” ucapnya.
Tanaman cenil tak hanya kaya manfaat dan digemari pengunjung Umbul Manten. Tanaman ini ternyata menyimpan mitos di kalangan warga setempat. Salah satu warga Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo, Catur, 35, mengemukakan, dari cerita para orangtua di lingkungannya tanaman cenil di sekitar Umbul Manten dianggap istimewa. Tanaman ini bahkan dikaitkan dengan Keraton Surakarta Hadiningrat.
”Katanya sejak jaman dulu keraton sudah menahbiskan tanaman cenil yang enak ya di Polanharjo dan sekitarnya. Jadi tidak heran kalau tanaman ini banyak dicari wisatawan yang datang kesini. Tapi itu hanya cerita turun-temurun dari para orangtua disini,” terang dia.
(nfl)