Jaga Kondisi Tubuh, Lawan Corona dengan Mental Kuat

Jum'at, 20 Maret 2020 - 08:45 WIB
Jaga Kondisi Tubuh, Lawan Corona dengan Mental Kuat
Jaga Kondisi Tubuh, Lawan Corona dengan Mental Kuat
A A A
MEREBAKNYA Virus Korona membuat masyarakat waswas dan panik. Padahal, kepanikan bisa menurunkan imunitas yang membuat tubuh lebih mudah terserang penyakit .

Dunia kini tengah dilanda kecemasan sejak Virus Korona (Covid-19) dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO. Kendati pemerintah mengumumkan belum ada kebijakan lockdown dan stok sembako masih aman, tetap saja tidak sedikit masyarakat yang panic buying. Di beberapa supermarket dan warung, gula menjadi amat langka, termasuk mi instan dan bahan pokok lainnya, akibat diborong warga. Masker dan hand sanitizer pun menjadi benda mewah, yang walaupun kini harganya tidak masuk akal, tetap dibeli demi mencegah penularanvirus tersebut.

Masyarakat juga selalu memantau perkembangan terkini terkait Covid-19. Jumlah kasus ini bertambah setiap hari dan diperburuk dengan angka kematian yang juga naik. Tidak sedikit yang meyakini bahwa keberadaan virus ini merupakan senjata biologis yang sengaja dibuat, belum lagi kepercayaan adanya teori konspirasi di balik ini semua.

Yang tidak kalah penting, dalam hitungan hari, bulan Ramadan akan tiba. Rasa waswas tidak dapat menjalankan ibadah puasa dan salat tarawih seperti biasa semakin menambah kekhawatiran. Bagi mereka yang memiliki gangguan kecemasan, situasi tidak menentu seperti sekarang pasti akan membuat kecemasan mereka bertambah.

Menurut Dr dr Irmansyah SpKJ(K), hal tersebut adalah reaksi wajar. Meski begitu, kita tidak lantas larut dalam situasi tidak menentu tersebut dan berpangku tangan. Dr Irmansyah menyarankan agar masyarakat membatasi diri dulu dari paparan berita yang malah semakin menambah kecemasan atau stres.

“Terlebih, informasi yang belum jelas kebenarannya atau hoaks jangan dimakan bulat-bulat. Cari informasi resmi dari Kemenkes atau WHO. Jadikan informasi itu sebagai edukasi tentang Virus corona,” kata dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan ini.

Dengan begitu, kita dapat memilah mana informasi yang benar dan mana yang hoaks. Daripada mencemaskan keadaan, dia mengimbau masyarakat patuh pada anjuran pemerintah untuk berdiam di rumah dan melakukan social distancing. Lakukan pula upaya menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah sebaik mungkin, misalnya mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan membersihkan rumah dengan disinfektan jika perlu. “Ingat, proses menjadi sakit itu tidak langsung, kita bisa terkena virus tapi belum tentu terinfeksi, makanya jaga kebersihan, makan gizi seimbang, meditasi, dan olah raga,” bebernya.

Menurut dia, olahraga dapat mengurangi kecemasan dan membuat tubuh nyaman sehingga kita merasa siap melawan virus ini. “Cemas bisa saja karena tidak pede, makanya walau WFH, usahakan tetap aktif sehingga kecemasan bisa berkurang 70%,” kata dr Irmansyah. Meski begitu, mereka dengan kecemasan tinggi hendaknya berkonsultasi dengan dokter untuk diberi pengobatan yang tepat.

Sementara itu, dikutip dari Aljazeera, sekitar 264 juta penduduk dunia menderita gangguan kecemasan, di mana lebih banyak menyerang wanita daripada pria. Seorangdokter di Inggris Raya, Dr Amir Khan, mengatakan bahwa kliniknya dipenuhi pasien yang mentalnya terganggu akibat terpapar informasi terkait wabah virus corona.

“Mereka sangat cemas tentang informasi yang mereka dengar. Ada rumor yang mengatakan bahwa minum air setiap 15 menit sekali dan menarik napas dalam bisa mengetahui apakah virus itu sudah menginfeksi paru, padahal tidak ada yang benar,” ujar dr Khan. Dia juga menemukan bahwa orang yang sebelumnya tidak punya riwayat gangguan mental mendadak susah tidur serta sulit berkonsentrasi dan beraktivitas. (Sri Noviarni)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5823 seconds (0.1#10.140)