Kho Ping Hoo : Bukek Siansu Jilid 15 Bagian 5
loading...
A
A
A
Kho Ping Hoo : Bukek Siansu
The Kwat Lin memegang tangan datuk wanita itu dan memandang tajam. "Kiam-mo Cai-li, kita bukan anak-anak kecil lagi, kita sama-sama wanita dan kita saling mengetahui isi hati masing-masing. Engkau sudah banyak menolongku, masihkah engkau menyangsikan bahwa aku menganggapmu sebagai tangan dan kaki sendiri dan kita akan senasib sependeritaan, bahkan sehidup semati?"
Kiam-mo Cai-li tersenyum dan mengangguk. "Aku tahu bahwa engkau adalah seorang wanita yang selain berilmu tinggi, juga berkemauan keras dan bercita-cita tinggi, The-lihiap. Kita tidak perlu putus asa dengan kegagalan muridmu. Masih ada jalan lain yang kurasa akan lebih menguntungkan kita."
"Bagaimana?"
"Bersekutu dengan An Lu Shan!"
The Kwat Lin memandang wajah Kiam-mo Cai-li dengan alis berkerut. Majikan Rawa Bangkai itu tersenyum dan diam-diam The Kwat Lin harus memuji bahwa wanita yang usianya sudah lima puluh tahun lebih itu kalau tersenyum kelihatan masih muda dan masih cantik.
Kata-kata Kiam-mo Cai-li mengejutkan hatinya dan sekaligus menimbulkan kecurigaannya. Sudah terang bahwa mereka menjadi saingan An Lu Shan, bagaimana sekarang dapat bersekutu dengan Panglima itu? Bahkan yang menyalakan api pemberontakan dalam dada Pangeran Tang Sin Ong adalah karena merasa iri hati kepada An Lu Shan yang disuka oleh Kaisar dan selalu di bela Oleh Yang Kui Hui. Dan sekarang, sekutunya ini mengusulkan untuk bersekutu dengan An Lu Shan!
"Cai-li, apa maksudmu?" tanyanya, suaranya membentak dan matanya memandang tajam menyelidik.
"Aih, The-lihiap, aku tahu mengapa engkau terkejut. Akan tetapi bukankah para cerdik pandai jaman dahulu pernah berkata bahwa orang cerdik harus pandai memilih kawan? Demi tercapainya cita-cita, kalau perlu kawan menjadi lawan dan lawan berbalik menjadi kawan!"
Berseri wajah The Kwat Lin dan dia memandang kagum. "Kau benar, Cai-li. Kau benar dan cerdik sekali! Akan tetapi, mungkinkah dia mau?"
"Jangan khawatir. Aku sudah lama mengenal baik Panglima kasar itu. Di balik semua lagaknya menjilat Kaisar dan Yang Kui Hui, dia bercita-cita merebut kekuasaan Kaisar. Dan pada waktu ini dia amat membutuhkan bantuan orang-orang pandai, tentu saja dia akan menerima kita dengan tangan terbuka."
The Kwat Lin meraba-raba dan menggosok-gosok pipinya yang berkulit halus itu dengan tangannya, nampaknya ragu-ragu. "Akan tetapi, bagaimana kita dapat mengadakan hubungan?"
"Aku akan menyuruh anak buahku, harap kau suka tulis surat untuk disampaikan kepada An Lu Shan. Sebaiknya begini isinya." Wanita cerdik Kiam-mo Cai-li lalu berunding dengan The Kwat Lin, mengulurkan tangan kepada An Lu Shan mengajak bersekutu melalui sehelai surat yang ditulis oleh tangan halus The Kwat Lin. Dalam hal menggunakan siasat, kiranya wanita lebih cerdik dari pada pria, dan hal ini dibuktikan oleh The Kwat Lin dan Kiam-mo Cai-li Liok Si.
***
Sebulan kemudian tampak lima orang muncul di tepi rawa yang sunyi itu. Mereka ini terdiri dari empat orang pria dan seorang wanita, kesemuanya kelihatan gagah perkasa dan tangkas.
Rawa ini amat luas, sunyi dan terkenal berbahaya sekali. Kelihatannya tidak berbahaya hanya merupakan genangan air yang amat luas seperti telaga besar, namun air itu tertutup oleh rumput dan bermacam tetumbuhan kecil sehingga kadang-kadang tidak nampak airnya. Bahkan seolah-olah tertutup oleh lapisan tanah tipis dan inilah yang berbahaya sekali.
Manusia maupun binatang yang berani mendekati rawa dan salah injak, mengira bahwa tanah berumput itu keras, akan terperosok ke dalam air berlumpur yang mempunyai daya penyedot sehingga sekali kaki terbenam, disedot ke bawah dan sukar ditarik ke atas lagi. Air berlumpur itu dalam sekali dan karena amat lembik, maka seolah-olah menyedot kaki, padahal kaki orang atau binatang itu tenggelam terus secara perlahan-lahan dan lumpur itu memang mempunyai daya lekat sehingga kaki seolah-olah disedot dan ditahan, sukar untuk ditarik kembali ke atas.
Selain bahaya yang merupakan perangkap-perangkap maut dari alam ini, juga di situ terdapat banyak ular dan binatang berbisa lain yang bersembunyi di antara rumput rumput dan tetumbuhan lain. (Bersambung)
The Kwat Lin memegang tangan datuk wanita itu dan memandang tajam. "Kiam-mo Cai-li, kita bukan anak-anak kecil lagi, kita sama-sama wanita dan kita saling mengetahui isi hati masing-masing. Engkau sudah banyak menolongku, masihkah engkau menyangsikan bahwa aku menganggapmu sebagai tangan dan kaki sendiri dan kita akan senasib sependeritaan, bahkan sehidup semati?"
Kiam-mo Cai-li tersenyum dan mengangguk. "Aku tahu bahwa engkau adalah seorang wanita yang selain berilmu tinggi, juga berkemauan keras dan bercita-cita tinggi, The-lihiap. Kita tidak perlu putus asa dengan kegagalan muridmu. Masih ada jalan lain yang kurasa akan lebih menguntungkan kita."
"Bagaimana?"
"Bersekutu dengan An Lu Shan!"
The Kwat Lin memandang wajah Kiam-mo Cai-li dengan alis berkerut. Majikan Rawa Bangkai itu tersenyum dan diam-diam The Kwat Lin harus memuji bahwa wanita yang usianya sudah lima puluh tahun lebih itu kalau tersenyum kelihatan masih muda dan masih cantik.
Kata-kata Kiam-mo Cai-li mengejutkan hatinya dan sekaligus menimbulkan kecurigaannya. Sudah terang bahwa mereka menjadi saingan An Lu Shan, bagaimana sekarang dapat bersekutu dengan Panglima itu? Bahkan yang menyalakan api pemberontakan dalam dada Pangeran Tang Sin Ong adalah karena merasa iri hati kepada An Lu Shan yang disuka oleh Kaisar dan selalu di bela Oleh Yang Kui Hui. Dan sekarang, sekutunya ini mengusulkan untuk bersekutu dengan An Lu Shan!
"Cai-li, apa maksudmu?" tanyanya, suaranya membentak dan matanya memandang tajam menyelidik.
"Aih, The-lihiap, aku tahu mengapa engkau terkejut. Akan tetapi bukankah para cerdik pandai jaman dahulu pernah berkata bahwa orang cerdik harus pandai memilih kawan? Demi tercapainya cita-cita, kalau perlu kawan menjadi lawan dan lawan berbalik menjadi kawan!"
Berseri wajah The Kwat Lin dan dia memandang kagum. "Kau benar, Cai-li. Kau benar dan cerdik sekali! Akan tetapi, mungkinkah dia mau?"
"Jangan khawatir. Aku sudah lama mengenal baik Panglima kasar itu. Di balik semua lagaknya menjilat Kaisar dan Yang Kui Hui, dia bercita-cita merebut kekuasaan Kaisar. Dan pada waktu ini dia amat membutuhkan bantuan orang-orang pandai, tentu saja dia akan menerima kita dengan tangan terbuka."
The Kwat Lin meraba-raba dan menggosok-gosok pipinya yang berkulit halus itu dengan tangannya, nampaknya ragu-ragu. "Akan tetapi, bagaimana kita dapat mengadakan hubungan?"
"Aku akan menyuruh anak buahku, harap kau suka tulis surat untuk disampaikan kepada An Lu Shan. Sebaiknya begini isinya." Wanita cerdik Kiam-mo Cai-li lalu berunding dengan The Kwat Lin, mengulurkan tangan kepada An Lu Shan mengajak bersekutu melalui sehelai surat yang ditulis oleh tangan halus The Kwat Lin. Dalam hal menggunakan siasat, kiranya wanita lebih cerdik dari pada pria, dan hal ini dibuktikan oleh The Kwat Lin dan Kiam-mo Cai-li Liok Si.
***
Sebulan kemudian tampak lima orang muncul di tepi rawa yang sunyi itu. Mereka ini terdiri dari empat orang pria dan seorang wanita, kesemuanya kelihatan gagah perkasa dan tangkas.
Rawa ini amat luas, sunyi dan terkenal berbahaya sekali. Kelihatannya tidak berbahaya hanya merupakan genangan air yang amat luas seperti telaga besar, namun air itu tertutup oleh rumput dan bermacam tetumbuhan kecil sehingga kadang-kadang tidak nampak airnya. Bahkan seolah-olah tertutup oleh lapisan tanah tipis dan inilah yang berbahaya sekali.
Manusia maupun binatang yang berani mendekati rawa dan salah injak, mengira bahwa tanah berumput itu keras, akan terperosok ke dalam air berlumpur yang mempunyai daya penyedot sehingga sekali kaki terbenam, disedot ke bawah dan sukar ditarik ke atas lagi. Air berlumpur itu dalam sekali dan karena amat lembik, maka seolah-olah menyedot kaki, padahal kaki orang atau binatang itu tenggelam terus secara perlahan-lahan dan lumpur itu memang mempunyai daya lekat sehingga kaki seolah-olah disedot dan ditahan, sukar untuk ditarik kembali ke atas.
Selain bahaya yang merupakan perangkap-perangkap maut dari alam ini, juga di situ terdapat banyak ular dan binatang berbisa lain yang bersembunyi di antara rumput rumput dan tetumbuhan lain. (Bersambung)
(dwi)