Kho Ping Hoo, Bukek Siansu Jilid 24 Bagian 11

Senin, 05 Juni 2017 - 06:00 WIB
loading...
Kho Ping Hoo, Bukek Siansu Jilid 24 Bagian 11
Bukek Siansu, karya : Asmaraman S Kho Ping Hoo
A A A
Kho Ping Hoo, Bukek Siansu

Semua orang menjadi ragu-ragu karena tidak tahu akan maksud hati pemuda yang aneh itu, akan tetapi Tee-tok Siangkoan Houw sudah tertawa bergelak lalu meloncat ke halaman depan. "Marilah, ingin aku tua bangka ini memperdalam sedikit kepandaianku!"

Sin Liong tersenyum lalu melangkah perlahan ke pekarangan. "Silakan Siangkoan Locianpwe menggunakan Pek-lui-kun (Ilmu Silat Tangan Geledek)!" katanya tenang. "Harap Locianpwe jangan sungkan dan keluarkanlah jurus-jurus simpanan dari Pek-lui-kun!"

Tee Tok sudah maklum akan kehebatan pemuda ini, dan setelah dua tahun tidak jumpa, kini sikap pemuda itu luar biasa sekali, bahkan dengan kata-kata biasa saja pemuda itu sudah mengundurkan semua orang yang tadi sudah bersitegang hendak menggunakan kekerasan.

Dia dapat menduga bahwa bukanlah percuma pemuda ini mengajak dia berlatih silat, tentu ada niat-niat tertentu. Karena dia merasa bahwa dia tidak mempunyai maksud jahat dan tadi membela Pusaka Pulau Es dengan sungguh hati, dia kini pun tanpa ragu-ragu lagi lalu mengeluarkan gerengan keras dan tubuhnya berkelebat ke depan. Dengan sepenuh tenaga dan perhatiannya, dia menyerang pemuda itu dengan jurus-jurus simpanan dari Ilmu Silat Pek-lui-kun yang dahsyat.

"Haiiittt... eihhh.,.?" Bukan main heran dan kagetnya ketika melihat pemuda itu menghadapi dengan gerakan-gerakan yang sama! Tiap jurus yang dimainkannya, dihadapi oleh Sin Liong dengan jurus yang sama pula dan dipakai sebagai serangan balasan, namun dengan cara yang sedemikian hebatnya sehingga jurus yang dimainkannya itu tidak ada artinya lagi! Jurus yang dimainkan oleh pemuda itu untuk menghadapinya jauh lebih ampuh, dan sekaligus menutup semua kelemahan yang ada, menambah daya serang yang amat hebat sehingga dalam jurus pertama saja, kalau pemuda itu menghendaki, tentu dia sudah dirobohkan sungguhpun dia sudah hafal benar akan jurusnya sendiri itu!

Bukan main girang hati kakek itu. Dia terus menyerang lagi dengan jurus lain, dan sama sekali dia menggunakan delapan belas jurus terampuh dari Pek-lui-kun dan yang kesemuanya selain dapat dihindarkan dengan baik oleh Sin Liong, juga telah dengan sekaligus "diperbaiki" dengan sempurna. Semua gerakan ini dicatat oleh Tee Tok dan setelah dia selesai mainkan delapan belas jurus pilihan itu, dia melangkah mundur dan menjura sangat dalam ke arah Sin Liong.

"Astaga... kepandaian Taihiap seperti dewa saja..., saya... saya menghaturkan banyak terima kasih atas petunjuk Tai-hiap...." katanya agak tergagap.

"Ah, Locianpwe terlalu merendah," jawab Sin Liong.

Tee Tok laiu menjura ke arah Ketua Hoa-san-pai dan yang lain-lain, seketika pamit dan pergi dengan langkah lebar dan wajah termenung karena dia masih terpesona dan mengingat-ingat gerakan-gerakan baru yang menyempurnakan de-lapan belas jurus pilihannya tadi!

Lam Hai Seng-jin bukan seorang bodoh. Dia adalah seorang tokoh kawakan yang berilmu tinggi. Melihat peristiwa tadi, tahulah dia bahwa pemuda ini memang bukan orang sembarangan dan agaknya telah mewarisi ilmu mujijat yang kabarnya dimiliki oleh penghuni Pulau Es. Maka dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu dan dia sudah meloncat maju dengan senjata hudtim dan kipasnya. "Orang muda yang hebat, kauberilah petunjuk kepadaku!"

"Totiang, muridmu Kwee Lun Toako adalah sahabat baik kami, harap Totiang sudi mengajarnya baik-baik," jawab Sin Liong dan dia pun segera menghadapi serangan kipas dan hudtim, itu dengan kedua tangannya. Biarpun dia tidak menggunakan kedua senjata itu, namun kedua tangannya digerakkan seperti kedua senjata itu, dan dia pun mainkan jurus-jurus yang sama, namun gerakannya jauh lebih hebat, bahkan sempurna. Seperti juga tadi, kakek ini memperhatikan dan dia telah menghafal dua puluh jurus campuran ilmu hudtim dan kipas.

"Terima kasih, terima kasih... Siancai, pengalaman ini takkan kulupakan selamanya." Dia menjura kepada yang lain lalu berlari pergi.

"Totiang, sampaikan salamku kepada Kwee-toako!" seru Swat Hong, akan tetapi kakek itu hanya mengangguk tanpa menoleh karena dia pun sedang mengingat-ingat semua jurus tadi agar tidak sampai lupa. (Bersambung)
(dwi)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
book/ rendering in 0.0943 seconds (0.1#10.140)