Kho Ping Hoo, Suling Emas Jilid 17 Bagian 13

Sabtu, 11 November 2017 - 18:00 WIB
loading...
Kho Ping Hoo, Suling...
Suling Emas, karya : Asmaraman S Kho Ping Hoo
A A A
Kho Ping Hoo, Suling Emas

Saking malu dan mendongkol, Kim-mo Taisu menepuk kepalanya sendiri lalu bangkit berdiri. Wajahnya kehilangan senyumnya seperti orang gila ketika ia berkata, "Cinta memang aneh! Pouw-kai-ong, pada detik ini juga aku menyatakan lepas tangan tentang urusanmu dengan puteri Liong-kauwsu. Akan tetapi mendengar bahwa kau telah merampas kedudukan semua perkumpulan pengemis dan betapa tanganmu dengan ganas merenggut nyawa para pimpinannya, aku menduga bahwa kau tentu memiliki tangan maut yang lihai. Maka, setelah aku datang, biarlah aku merasai kelihaian tangan mautmu itu. Kau yang menentukan, di dalam ruangan ini atau di luar!"

Inilah tantangan blak-blakan! Orang gagah paling pantang menolak tantangan. Wajah Pouw Kee Lui yang biasanya pucat itu kini menjadi merah dan sejenak matanya menyinarkan pancaran kilat karena marahnya, akan tetapi mulutnya tersenyum sinis dan matanya lalu bergerak-gerak melirik ke kanan ke kiri membayangkan kecerdikan otaknya.

Selama ini ia sudah bersekutu dengan banyak orang pandai untuk bersama-sama meruntuhkan Kerajaan Tang Muda. Di antara sekutunya itu terdapat Ban-pi Lo-cia tokoh Khitan yang menganggap Kerajaan Tang Muda sebagai musuh. Dari Ban-pi Lo-cia inilah ia mendengar tentang kehebatan kepandaian Kim-mo-eng yang kini berjuluk Kim-mo Taisu. Kalau Ban-pi Lo-cia yang demikian lihainya memuji kepandaian seseorang, maka ia harus waspada menghadapi orang itu.

Apalagi tadi ia pun sudah membuktikan sendiri kehebatan sin-kang dari manusia sinting ini. Dan sungguh kebetulan sekali, dalam beberapa hari ini ia sudah berjanji akan mengadakan pertemuan dengan para sekutunya di Puncak Tapie-san. Maka ia lalu menahan kemarahannya, berkata dengan senyum lebar.

"Bagus! Aku pun sudah lama mendengar akan kehebatanmu dan ingin sekali merasai pukulan tanganmu. Akan tetapi kau melihat sendiri, aku adalah... heh-heh, masih pengantin baru! Bagaimana aku dapat mengotori suasana meriah dengan isteriku tersayang ini dengan pertandingan? Isteriku tentu akan merasa gelisah setengah mati! Kim-mo Taisu, kalau kau memang jagoan dan tidak menyesal dengan tantanganmu, biarkan aku beristirahat selama tiga hari untuk mengumpulkan tenaga, kemudian tiga malam berikut ini aku akan menantimu di puncak gunung ini, dimana kita akan dapat bertanding sepuas hati kita tanpa mengganggu isteriku. Bagaimana, apakah kau berani?" (Bersambung)
(dwi)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
book/ rendering in 0.0547 seconds (0.1#10.140)