4 Perjuangan RA Kartini hingga Diperingati sebagai Hari Kartini
Jum'at, 21 April 2023 - 20:12 WIB
Kartini melihat dan merasakan betapa besar penderitaan serta pengorbanan wanita yang dimadu oleh suaminya. Hal ini dilakukan pula oleh orang tuanya, dan para raden mas lain di lingkungan Kabupaten Jepara atau dalam kabupaten-kabupaten lain.
Dilansir dari jurnal Kartini: Perjuangan dan Pemikirannya, lewat surat-suratnya Kartini banyak mengungkapkan keadaan kaumnya dan juga harapan-harapannya tentang upaya meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia.
Kartini mengungkapkan pemikiran-pemikirannya tentang nasionalisme dan perjuangan untuk meningkatkan derajat bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh aturan adat dan budaya Jawa yang menempatkan wanita dalam posisi yang inferior bila dibandingkan dengan pria.
Surat-surat Kartini kemudian dikumpulkan dan dibukukan oleh JH Abendanon, dengan judul Door Duisternis tot Licht. Kemudian buku tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
feminisme liberal.
Hal ini dapat dilihat dari program utamanya yaitu membebaskan perempuan dari kebutaan pendidikan atau pengetahuan dengan mendirikan sekolah khusus, agar hak perempuan untuk mengikuti pendidikan setara dengan hak pendidikan untuk laki-laki.
Kartini menyadari bahwa untuk membuat bangsanya maju, khususnya kaum wanita, maka tidak bisa tidak adalah dengan jalan belajar dari dunia Barat.
2. Mengungkapkan Kondisi Perempuan Indonesia melalui Surat-Suratnya
Karena keterampilannya yang sanggup membuat kalimat-kalimat yang menarik perhatian sastrawan, Kartini pernah ditempatkan sebagai penyair prosa lirik, di mana surat-surat yang dibuatnya memiliki nilai sastra yang tinggi.Dilansir dari jurnal Kartini: Perjuangan dan Pemikirannya, lewat surat-suratnya Kartini banyak mengungkapkan keadaan kaumnya dan juga harapan-harapannya tentang upaya meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia.
Kartini mengungkapkan pemikiran-pemikirannya tentang nasionalisme dan perjuangan untuk meningkatkan derajat bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh aturan adat dan budaya Jawa yang menempatkan wanita dalam posisi yang inferior bila dibandingkan dengan pria.
Surat-surat Kartini kemudian dikumpulkan dan dibukukan oleh JH Abendanon, dengan judul Door Duisternis tot Licht. Kemudian buku tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Baca Juga
3. Berkorespondensi dengan Tokoh Feminis Belanda
Kartini yang pandai berbahasa Belanda diketahui telah beberapa kali melakukan kegiatan surat menyurat dengan tokoh feminis Stella Zeehandelaar. Membuatnya secara tidak langsung terpengaruh oleh konsep-konsepfeminisme liberal.
Hal ini dapat dilihat dari program utamanya yaitu membebaskan perempuan dari kebutaan pendidikan atau pengetahuan dengan mendirikan sekolah khusus, agar hak perempuan untuk mengikuti pendidikan setara dengan hak pendidikan untuk laki-laki.
Kartini menyadari bahwa untuk membuat bangsanya maju, khususnya kaum wanita, maka tidak bisa tidak adalah dengan jalan belajar dari dunia Barat.
tulis komentar anda